Oktober, Minggu III
Miliki Hati
Kristus
(Kisah Para
Rasul 4:13-30; 5:26-42)
Tujuan
:
Menjelaskan
bagaimana jemaat harus membuka hati sehingga memiliki hati seperti Kristus bagi
jiwa-jiwa. Hati yang mau berdoa dan dengan berani menjangkau jiwa-jiwa agar diselamatkan.
Orang bijak mengatakan, bahwa pengalaman
hidup adalah guru yang paling hebat. Pengalaman masa lalu akan sangat
berpengaruh terhadap masa depan. Baik itu pengalaman keberhasilan atau
kegagalan, susah atau senang, dll. Dari pengalaman-pengalaman itulah, seseorang
akan belajar mengambil keputusan, sehingga keputusan yang diambil itu tidak
salah. Hal ini pula yang dialami oleh para murid. Pengalaman selama ± 3 tahun
hidup bersama dengan Tuhan Yesus itulah yang sangat berpengaruh dengan apa yang
dilakukan di masa depan – setelah Tuhan Yesus tidak bersama-sama lagi dengan
mereka. Begitu banyak pengalaman yang dialami oleh para murid bersama Tuhan
Yesus. Baik pengalaman sukacita dan dukacita, maupun pengalaman ajaib dalam
mujizat; menyembuhkan orang-orang sakit, membangkitkan orang dari kematian. Pengalaman
yang paling mempengaruhi hidup para murid adalah ketika Tuhan Yesus menderita,
sengsara dan mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia. Inilah bukti
terbesar bahwa Kristus memiliki hati yang mengasihi manusia.
Dalam Kisah Para Rasul pasal yang ke-4
ini diceritakan tentang bagaimana rasul Petrus dan Yohanes di depan Mahkamah
Agama yang berani memberitakan dan mengajar banyak orang tentang mujizat yang
dilakukan Tuhan Yesus, sehingga banyak orang yang menjadi percaya. Banyak orang
juga heran mengapa mereka begitu berani memberitakan Injil padahal mereka
adalah orang yang tidak memiliki keahlian khusus. Tetapi anggota Mahkamah Agama
tidak bisa membantah dan berkata apa pun karena mereka melihat sendiri bahwa
Petrus dan Yohanes memang pengikut Yesus dan orang yang didoakan menjadi sembuh
itu ada bersama-sama dengan mereka. Melalui pengalaman murid-murid Tuhan Yesus
ini, kita akan tahu bagaimana mereka memiliki hati seperti Kristus yang berani
dan mau menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan, mau mendoakan orang
yang sakit sehingga orang tersebut mengalami mujizat, walaupun banyak tantangan
dari luar yang harus mereka hadapi. Tujuan mereka adalah supaya kasih Allah
dalam Yesus Kristus itu dirasakan oleh semua manusia.
Di Minggu ketiga ini, kita juga akan belajar,
bagaimana caranya memiliki hati seperti Kristus:
1.
Berani Memberitakan Injil (Kisah Para
Rasul 4:13).
Situasi pada waktu itu adalah situasi
yang menakutkan bagi orang yang percaya kepada Yesus. Itu pulalah yang dialami
oleh rasul Petrus dan Yohanes. Ada
tantangan dari luar yang menyerang mereka, ketika mereka sedang mengajar orang
banyak dan memberitakan Injil. Tetapi mereka tidak takut menghadapi tekanan dan
penindasan tersebut. Dalam situasi yang demikian, sangat mustahil dapat dilalui
oleh para murid, jika mereka tidak memiliki hati Kristus, hati yang mengasihi
jiwa-jiwa. Keadaan yang mungkin tidak jauh berbeda dialami oleh umat percaya di
Indonesia .
Gereja-gereja banyak dibakar, banyak orang-orang Kristen dihimpit, ditekan,
bahkan tidak sedikit diancam akan dibunuh karena memberitakan kabar baik dari
Kristus. Meskipun banyak orang menjadi takut untuk memberitakan Injil, tetapi
ada juga orang yang masih berani memberitakan Injil, walaupun dia harus dibunuh
sekalipun. Orang-orang inilah yang biasa disebut para martir. Bagaimana dengan
kita, ketika diperhadapkan dengan situasi yang demikian? Apakah kita masih
memiliki hati yang berani untuk mewartakan Injil? Milikilah hati Kristus yang
terdapat dalam para murid, yaitu mengasihi jiwa-jiwa yang belum diselamatkan!
2.
Rela Menderita Bersama Yesus (Kisah Para
Rasul 5:41).
Dalam dunia pelayanan, hati menjadi
dasar yang kokoh untuk melakukan pelayanan tersebut, seperti yang diteladankan
Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya. Kristus mendasari pelayanan-Nya dengan hati
yang mengasihi manusia. Jika tanpa hati yang mengasihi manusia, mustahil
manusia mendapat anugerah keselamatan dari Kristus.
Pertanyaan untuk Disharingkan:
1.
Maukah
Saudara memiliki hati Kristus yang demikian? Sharingkan!
2.
Ayat
Hafalan: Matius 5:48
Tidak ada komentar:
Posting Komentar