Oktober, Minggu IV
Bersyafaat Bagi
Jiwa-Jiwa
(1 Timotius
2:1–6)
Tujuan
:
Memotivasi
jemaat untuk sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan jiwa-jiwa yang terhilang.
Kita tahu bahwa doa adalah hak istimewa
yang diberikan kepada kita, agar dapat berbicara dengan Allah; untuk bersyukur
kepada-Nya; juga memohon sesuatu kepada-Nya. Doa bagi kita adalah “napas hidup“.
Sedangkan Doa Syafaat (Intercessory Prayer) merupakan doa yang dinaikkan untuk
kepentingan orang lain. Ketika berdoa syafaat, kita datang dan memohon kepada
Tuhan untuk keinginan, kebutuhan dan harapan orang lain. Bersyafaat adalah
wujud nyata tali pengikat yang kuat sesama anak Tuhan. Menjadi pendoa syafaat
adalah bukan perkara mudah karena tidak semua orang mau berdoa untuk orang lain.
Itulah sebabnya, banyak orang Kristen kurang memahami dan menyadari arti doa
syafaat. Berdoa untuk diri sendiri adalah hal yang biasa, berdoa untuk orang
lain adalah luar biasa. Kita sudah ditebus dari dosa dan diselamatkan dari
kebinasaan. Semua bisa terjadi karena Yesus telah mati di salib dan telah
menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia (1 Tim.2:6). Kematian
Kristus menyediakan pengampunan dosa, penebus dan pendamaian dengan Allah. Kebangkitan
Kristus memperoleh kemenangan bagi kita atas kuasa dosa maut (1 Kor.15:44) dan
kenaikan-Nya ke Surga menjadikan Yesus pengantara mereka (Interccesor/Juru
Syafaat) - Ibrani 7:25. Allah tidak ingin hanya kita saja yang diselamatkan, melainkan
semua orang. Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan semua
orang berbalik dan bertobat (2 Pet.3:9). Untuk itu, selagi waktu masih ada,
marilah kita lakukan:
1.
Bersyafaat untuk
Banyak Orang
2. Bersyafaat atas Apa yang Mereka Butuhkan
Berbicara masalah keselamatan, kita
harus menyadari bahwa itu adalah hal terpenting. Keselamatan lebih berharga
daripada kekayaan, dari segala apa pun yang kita miliki (Mar.8:36). Keselamatan
adalah suatu pemberian atau anugerah dari Allah. Yang perlu kita pikirkan
adalah bahwa keselamatan akan menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan,
apabila ada kesadaran yang sungguh-sungguh dari seorang manusia bahwa dia
memerlukannya. Tentunya dengan memiliki pengetahuan akan kebenaran (1 Tim.2:4).
Pertanyaannya adalah, seberapa mengertikah kita sebagai anak-anak Tuhan
menyadari hal itu? Seberapa banyakkah di antara kita yang mempunyai kerinduan
ingin menyelamatkan orang lain, tetapi mengalami banyak kendala dalam
melaksanakannya? Seberapa banyak orang yang sudah diberikan kesempatan untuk
diselamatkan, namun tidak mau/mampu melaksanakannya? Dan seberapa banyak orang
di luar yang belum dapat kita jangkau? Sungguh, itu adalah tugas kita semua. Marilah
kita mendoakan mereka, agar mereka diberi kekuatan dan keteguhan di dalam iman
dan mendapatkan pimpinan Roh Kudus, agar mereka dapat mengatasi tantangan yang
dihadapinya! Roh Kuduslah yang akan menyadarkan manusia akan dosa, kebenaran
dan penghakiman (Yoh.16:7-11).
Kalau
bulan ini gereja kita mencanangkan sebagai bulan misi, marilah kita yang sudah
diselamatkan menjaga dan memelihara dengan baik keselamatan kita! Allah
memanggil kita melalui Amanat Agung,
agar kita mempunyai kerinduan untuk menyelamatkan dan menjangkau banyak
orang serta aktif menjadi pendoa-pendoa syafaat. Sehingga, harapan kita akan
menjadi kenyataan, yaitu memenangkan banyak jiwa yang terhilang.
Pertanyaan untuk
Disharingkan:
1. Sudahkah kita berdoa syafaat bagi orang lain?
Sharingkan!
Ayat Hafalan: Roma 8:26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar