Oktober, Minggu I
Hati Kristus
Bagi Jiwa-jiwa
(Yehezkiel
18:23; Lukas 19:41-42; Yohanes 6:39-40)
Tujuan
:
Mengupas
secara utuh bagaimana hati Kristus yang mengasihi jiwa-jiwa dan tidak
menghendaki kebinasaan, melainkan keselamatan
Setiap kali memasuki “Bulan Misi”, kita
diingatkan kepada tugas gereja yang utama, yaitu Penginjilan. Mengapa hal ini
penting? Sebab, pertumbuhan gereja terjadi, salah satunya adalah melalui
penginjilan. Berarti ada jiwa-jiwa baru yang dimenangkan bagi Kristus dan ke
dalam Kristus. Mereka yang kemudian terhisap sebagai anggota gereja Tuhan,
setelah menerima Baptisan Air. Amanat Agung mensyaratkan tentang hal tersebut,
dan gereja terpanggil untuk melaksanakannya.
Hati Kristus ada pada jiwa-jiwa. Sebab
Kristus datang, mati dan bangkit bagi keselamatan jiwa-jiwa. Itu sebabnya,
setiap kali gereja berbicara tentang penginjilan, itu sesungguhnya identik
dengan berbicara tentang hati Kristus. Bagaimana memahami tentang hati Kristus
ini? Hal-hal berikut akan membantu kita
untuk mengerti tentang hati Kristus:
1. Hati Kristus adalah Pertobatan Jiwa-jiwa
Seperti yang diucapkan Yohanes pembaptis
dalam Matius 3:2, yaitu tentang “Bertobatlah”, Yesus pun di dalam Matius 4:17
mengatakan hal yang sama. Jika dikaitkan dengan bahan bacaan kita, maka
Yehezkiel 18:23 dan Lukas 19:41-42 pada intinya juga mengatakan tentang
“bertobatlah”. Artinya, jika kita mencoba memahami hati Kristus maka yang ada
dalam pikiran Yesus adalah bagaimana seluruh umat manusia bertobat. Hal inilah
yang juga harus diupayakan gereja, yaitu menyerukan pertobatan dan membimbing
orang kepada pertobatan yang benar, yaitu pertobatan yang sungguh-sungguh,
meninggalkan cara hidup lama yang bertentangan dengan hukum-hukum Allah.
2. Kristus Tidak Ingin Ada Jiwa yang Hilang
Injil Yohanes, seringkali disebut juga
sebagai “Injil Kasih”, sebab di dalamnya tercatat tentang kasih Allah akan
dunia ini (Yohanes 3:16). Di dalam Yohanes 6:39, Yesus menyatakan kehendak
Bapa-Nya, yang juga kehendak Sang Anak (bandingkan dengan Yohanes 10:30), yaitu
agar tidak satu pun orang percaya, yang telah diserahkan kepada Yesus, hilang, atau dapat diartikan “kehilangan
keselamatan”, tetapi tetap bearada di dalam kasih karunia Allah sampai kepada
kebangkitan. Gereja harus menjadi mitra kerja Allah untuk mengupayakan
pembinaan iman yang sehat, agar mereka yang telah menjadi percaya, tetap setia
sampai akhir.
3. Hati Kristus adalah Kehidupan Kekal bagi Jiwa-jiwa
Puncak dari karya Allah bagi manusia
adalah ketika semua orang percaya memperoleh kehidupan kekal yang dijanjikan.
Yesus, di dalam Yohanes 6:40 menyatakan apa yang ada dalam kehendak Bapa-Nya.
Berdasarkan pemahaman “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30) maka hati
Kristus sama dengan hati Bapa, yaitu agar semua orang yang telah percaya masuk
ke dalam kemuliaan Sorga. Gereja terpanggil untuk mewartakan tentang kepastian
kehidupan kekal ini, sehingga tidak ada keraguan untuk menerima Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat pribadi.
Memahami hati Kristus bukanlah sebuah
pemahaman teoritis yang hanya diyakini, tetapi lebih kepada penekanan praktis.
Gereja bukan dipanggil untuk paham tentang Injil, tetapi bagaimana bergerak
bagi Injil. Orang percaya harus digerakkan dan bergerak bagi penginjian dunia
(ujung bumi), sehingga tak satu pun manusia terhilang. Gereja harus berani
bersuara lantang tentang kepastian keselamatan di dalam Kristus dan memiliki hati
Kristus yag mengasihi jiwa-jiwa, mencari mereka yang hilang serta membimbing
mereka untuk setia kepada panggilannya.
Pertanyaan untuk Disharingkan:
1.
Renungkan
tentang arti “Hati Kristus” dan beranikah kita membuat komitmen untuk mengasihi
jiwa-jiwa dan mencari mereka yang terhilang? Bagikan pengalaman Saudara!
2.
Ayat
Hafalan: Yohanes 6:39
Tidak ada komentar:
Posting Komentar