Teks : Lukas 16:10-18
Penulis
Kitab : Lukas, seorang tabib
dari bangsa bukan Yahudi dan rekan Paulus.
Tema
Umum Injil : Menceritakan Yesus
Sebagai Anak Manusia.
Tema
Khusus : Setia Dalam Perkara
Yang Kecil
Konteks
Dekat : Lukas 16:1-9
Konteks
Jauh : Matius 25:21-23, Timotius 3:1-3
Interpretasi :
Ayat 10-12
Menurut
Penulis, barangkali dalam di ayat ini perkataan Yesus disini ingin membicarakan
tentang “Mamon Yang Tidak Baik” seperti dalam ayat-ayat yang sebelumnya tentang
bendahara yang tidak jujur (Lukas 16:1-9). Dalam Alkitab Bahasa sehari-hari menyatakan “Orang
yang bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, bisa dipercayai juga dalam hal-hal
besar. Tetapi orang yang tidak bisa dipercayai dalam hal-hal kecil, tidak bisa
dipercayai juga dalam hal-hal besar. Menurut Penulis mungkin ayat ini adalah kelanjutan tentang
seorang bendahara yang tidak jujur yang dikisahkan oleh Tuhan Yesus, dan
kelanjutannya dalam ayat ini menceritakan tentang sesorang yang bisa melakukan
dalam hal perkara yang kecil akan setia
juga dalam perkara yang besar tanggungjawab yang akan dipikul dan sebaliknya,
sma seperti yang dikisahkan Yesus tentang perumpamaan Talenta (Matius 25:21). Pada Ayat
11, Yesus melanjutkan tentang pemanfaatan kekayaan materi merupakan ujian
dari watak sesorang, Jadi, jikalau kamu
tidak setia dalam hal Mamon yang
tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?
Mamon dalam kamus Alkitab berarti
(kekayaan) berasal dari
bahasa Kasdim, yang berarti rumah harta benda, kekayaan, sehingga kata tersebut
dipakai juga untuk mempribadikan kekayaan, sebagaimana tersebut dalam Mat 6:24; Luk 16:9.
Dalam
Alkitab (BIS) “Jadi, kalau mengenai
kekayaan dunia ini kalian sudah tidak dapat dipercayai, siapa mau mempercayakan
kepadamu kekayaan rohani?” Orang-orang yang tidak dapat dipercayai dalam hal materi yang tidak dapat
mempertanggungjawabkan dengan baik, maka tidak layak memikul hal-hal yang
rohani. Yesus sebenarnya ingin menasihatkan bahwa mereka yang tidak setia dalam
memperoleh dan menggunakan harta dunia akan tidak setia juga dengan hal-hal
yang rohani. Pada Ayat 12, “Dan jikalau kamu tidak setia dalam harta
orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?” Dalam Alkitab (FAYH) “Dan kalau kalian tidak jujur dengan uang
orang lain, bagaimana mungkin kalian
dipercayai dengan uang yang akan menjadi milik kalian? ” Dalam ayat ini menurut Penulis kira-kira
sebagai berikut, jika kepadamu tidak dapat dipercayakan harta milik oranglain
yaitu hal-hal yang kecil seperti pada ayat 10, dan mammon pada ayat 11,
bagaimana mungkin Allah akan mempercayakan kepadamu apa yang disediakan-Nya
bagimu sebagai harta milikmu yang sejati.
Ayat 13
“Seorang hamba tidak
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon." Perkataan Yesus ini juga adalah
mengenai sikap kita terhadap mammon, atau harta milik dunia. Dalam ayat 9 Yesus
mengajak supaya dapat mempergunakan dengan baik,ayat 10-12 mengajak agar kita
dalam hal harta milik duniawi itu kita dapat tunjukan bahwa kita juga dapat dipercayai.
Namun Penulis melihat pada ayat 13, Yesus ingin
menyatakan bahwa kita harus
memiliki komitmen dalam segala perkara yang kita miliki, kata mengabdi
kepada dua tuan berarti orang yang tidak memiliki keputusan dan
komitmen karena pada kalimat selanjutnya adalah akibat dari orang yang memiliki
dua hati. Dalam Alkitab (BIS) lebih Jelas Tidak
seorang pun dapat bekerja untuk dua majikan; sebab ia akan lebih mengasihi yang
satu daripada yang lain, atau ia akan lebih setia kepada majikan yang satu
daripada yang lain. Begitulah juga dengan kalian. Kalian tidak dapat bekerja
untuk Allah dan untuk harta benda juga.Dalam Yakobus 1:8, menyatakan orang
yang mendua hatinya tidak akan tenang. Dan Dalam Matius 6:24.
Ayat 14-15
“Semuanya itu didengar
oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.
Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu membenarkan diri di hadapan orang,
tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh
Allah”. Menurut Penulis Dalam ayat ini
orang-orang Farisi, hamba-hamba Uang merasa tidak senang dengan perkataan Yesus
yang seakan-akan mengejek mereka sebab pada ayat sebelumnya Yesus lebih
menekankan untuk melakukan hal hidup yang benar terhadap mammon. Sebab Mereka
adalah orang yang sangat tamak akan hal demikian (Lukas 20:45-47) sebab dalam
kesalehan mereka tersebut hanya ingin dilihat oleh manusia saja seperti dalam
Lukas 20:45-47 tersebut. Oleh sebab itu, Yesus menyatakan dengan keras pada
ayat yang ke 15, Kamu membenarkan diri di
hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia,
dibenci oleh Allah”.
Ayat 16-18
“Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai
kepada zaman Yohanes; dan sejak waktu itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap
orang menggagahinya berebut memasukinya” Dalam
hal ini Yesus menjelaskan kepada mereka tentang Hukum Taurat dan Kitab Para
nabi berlaku pada zaman Yohanes, Menurut Pendapat Penulis, Sebenarnya Yesus
sedang menyatakan bahwa Yohanes Pembaptis menandai akhir sebuah zaman. Karena
Pada Lukas 7:28 sangat jelas bahwa Yohanes masih tergolong kepada zaman Taurat,
dan belum kepada zaman kerajaan Allah yang disampaikan oleh Yohanes. Dalam
Alkitab BIS sangat Jelas “hukum
yang diberikan oleh Musa dan ajaran nabi-nabi, tetap berlaku sampai pada masa
Yohanes Pembaptis. Sejak waktu itu Kabar Baik tentang bagaimana Allah
memerintah sebagai Raja diberitakan terus. Dan orang memaksakan diri untuk
menjadi anggota umat Allah”. Pada
Ayat 17 Tetapi lebih mudah
untuk langit dan bumi lenyap, daripada satu huruf dalam Hukum Allah menjadi
batal. Dalam alkitab FAYH lebih dapat
dimengerti yaitu,: “Tetapi itu tidak berarti bahwa Hukum Taurat, atau bagiannya yang
terkecil sekalipun, sudah tidak berlaku lagi. Hukum itu lebih teguh daripada
langit dan bumi.” Yesus ingin melanjutkan pada ayat yang ke 17
maksudnya memang benar bahwa zaman hukum Taurat dan kitab para nabi akan
berakhir dan kini telah datang zaman baru yaitu kerajaan Allah, namun ini tidak
berarti bahwa hukum Taurat sudah dibatalkan. Karena pada ayat 18 Yesus ingin
menggambarkan dengan perceraian yang diikuti dengan perkawinan lagi adalah
perzinahan, contoh khusus pada ayat 18 ini sesungguhnya mempertajam hukum taurat.
KESIMPULAN/ APLIKASINYA
Tuhan
menginginkan umat-Nya untuk melakukan dengan setia perkara-perkara yang kecil
dengan sungguh-sungguh dan tidak memiliki hati yang mendua, karena orang yang
mendua hatinya akan mudah diombang-ambingkan. Tuhan bukan melihat apa yang
dilihat manusia, namun Tuhan hanya melihat hati orang yang sunggu-sungguh setia
melakukan perkara yang keci. Dan Setiap orang yang lulus dalam perkara yang
keci, Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang besar pula. Belajarlah dengan
setia dalam melalukan perkara yang kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar