Pages

About

Jumat, 03 Agustus 2012

KELAS PERSIAPAN GURU-GURU SEKOLAH MINGGU GIA KOPO PERMAI Ke 3


KELAS PERSIAPAN KAA
TEMA : “Tuhan Sumber Berkat”                       (Imamat 25:18-22)
Tujuan : Agar anak sekolah minggu mengetahui bahwa Tuhan sumber berkat

Penjelasan latar:
Sabat adalah hari raya umat Yahudi yang dimaknai sebagai hari kebebasan dari pekerjaan, sebagaimana Allah beristirahat pada hari ke-7 dalam penciptaan. Orang Yahudi merayakan hari Sabat, Sabat mengingatkan manusia akan kemampuannya untuk beristirahat. Kaum Yahudi membersihkan rumah mereka sebagai persiapan untuk menyambut hari Sabat. Selain itu, mereka juga menyiapkan makanan-makanan yang lebih baik dibanding biasanya.
Selama masa ini, setiap orang dilarang untuk melakukan 39 jenis kegiatan.  Karena menyalakan api dan memasak termasuk dari kegiatan-kegoatan tersebut, maka kaum Yahudi memasak masakan mereka satu hari sebelumnya. Selain Sabat yang berlangsung tersebut, ada juga yang disebut dengan Tahun Sabat yang berlangsung selama tujuh tahun sekali. Pada tahun ini, segala tanaman yang ada di ladang dapat dinikmati oleh setiap orang (tidak terbatas oleh pemiliknya saja). Segala hasil panen yang didapat pada tahu ini juga dilarang untuk diperjualbelikan. Selain itu, pada akhir tahun, segala hutang-hutang yang dimiliki oleh seseorang dianggap telah lunas.  Dalam Mishnah, larangan sabat tertemukan pada dua traktat, yakni mishnah Shabbat ((mShabbat) dan Mishnah Beza (mBeza). Dalam mShabbat 7:2 disajikan sebuah daftar kerja yang tidak boleh dilakukan pada hari sabat, yang berjumlah empat kurang satu (40-1), yakni: menabur, membajak, menuai, mengikat berkas-berkas, mengirik, menampi, memilih, menggiling, mengayak, membuat adonan, membakar (roti,dan lain-lain), menggunting (bulu domba, dan lain-lain), mencuci pakaian, memukul (kain dan sejenisnya), mengecat (kain dan sejenisnya), memintal, menenun, membuat sosok kain dua rangkap, menenun dua lembar benang, memisahkan dua lembar benang, mengikat, melepaskan ikatan, menjahit dua potong kain, merobek, memasang perangkap, menyembelih hewan, menggaram daging, membalut kulit, mengkikis kulit, mengguting kuku, menulis dua buah huruf, menghapus dua buah huruf, membangun rumah, merobohkan rumah, memadamkan api, menyalakan api, memukul dengan palu, membawa barang dari rumah ke tempat umum.
Jadi, Tahun sabat disini adalah tahun istirahat. Selama 6 tahun, bangsa Israel boleh mengelola tanahnya, namun di tahun ke tujuh mereka melakukan istirahat.  Selama 1 tahun, ditahun ke 7, tidak ada kegiatan bercocok tanam. 

Tahun Yobel: adalah salah satu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Secara sederhana, tahun ini dikenal sebagai tahun ke-limapuluh yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan ungkapan jubilee.  Dalam tradisi Yahudi, tahun Yobel dirayakan bersamaan dengan Hari Raya Pendamaian (Ibrani: yom kippur). Perayaan ini dibuka dengan meniupkan sangkakala (syofar) yang tidak hanya menjadi tanda dimulainya perayaan, tetapi juga menjadi seruan pembebasan bagi para budak, termasuk pembebasan lahan pertanian. Secara rinci, informasi mengenai perayaan tahun Yobel dapat dibaca di dalam Imamat 25.
§  Dalam bentuknya yang paling kuno, tahun Yobel dihubungkan dengan tahun sabat. Diduga, tahun Yobel adalah tindak lanjut dari praktik tahun sabat. Ini terlihat dari redaksi yang dilakukan di dalam Ulangan 15: 1-2 di mana perintah untuk tidak menggarap tanah diganti dengan penghapusan utang. Para Ahli Perjanjian Lama menduga bahwa perubahan ini adalah implikasi dari perubahan pola hidup di Israel, yaitu dari masyarakat agraris ke masyarakat kota yang telah mempraktekkan perdagangan. Pada tahun Yobel, semua budak Israel harus dibebaskan.
""Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya." (Imamat 25: 10)
§  Semua harta warisan yang telah dibeli harus dikembalikan kepada pemilik semula dengan cuma-cuma. Ini memuat pesan teologi yang sangat penting, yaitu Allah sebagai pemilik tanah warisan. Tugas manusia hanyalah menggarapa tanah. Jadi, ketika seseorang membeli tanah, orang tersebut tidak membeli tanah, melainkan membeli hak penggarapan tanah tersebut.
"Tanah jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang asing dan pendatang bagi-Ku." (Imamat 25:23)
"Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. Apabila seseorang tidak mempunyai penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus miliknya itu, maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya."(Imamat 25:25-27)
§  Pada tahun Yobel, tanah tidak boleh digarap.
"Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya." (Imamat 25:11)
Pendahuluan:
Ketika bangsa Israel keluar dari tanah Mesir atau perbudakan, Tuhan senantiasa menyertai bangsa itu. Sampai kepada ketidaktaatan bangsa tersebut membuat hati Allah murka. Dimulai dengan hukum taurat Musa, barulah dibentuk aturan-aturan yang digunakan dengan tujuan mendisiplikan umat Israel. Pada imamat 25 :1-17, menjelaskan mengenai ketetapan-ketepan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel yaitu melaksanakan tahun sabat dan tahun yobel. Dan ketetapan itu menjadi dasar utama bagi bangsa Israel,
 Imamat 25:18-19:
25:18 Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di tanahmu dengan aman tenteram.
25:19 Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram.
Inilah sebuah janji yang Allah nyatakan kepada umat Israel. Ada satu bentuk kauistik yang perlu di kerjakan oleh bangsa itu.
Imamat 25:20-22
25:20 Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh mengumpulkan hasil tanah kami?
25:21 Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun.
25:22 Dalam tahun yang kedelapan kamu akan menabur, tetapi kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan, sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama.
Pertanyaan:
Kalau pada tahun Sabat itu mereka tidak boleh bercocok tanam, lalu apa yang mereka makan?
a)   Im 25:6 mengatakan bahwa mereka boleh makan apa saja yang tumbuh sendiri di ladang mereka.
Tetapi dalam ay 11 dikatakan bahwa itu diperuntukkan bagi orang miskin dan binatang. Calvin mengharmonis­kan 2 bagian ini dengan mengatakan bahwa pemilik boleh saja makan apa yang tumbuh sendiri di ladangnya, tetapi ia tidak boleh tamak  atau serakah dengan mengambil semuanya untuk dirinya sendiri. Orang miskin dan binatang tetap harus mendapatkan bagiannya.
b)   Im 25:20-22 menunjukkan bahwa Tuhan berjanji akan memberkati tahun ke 6 sebanyak 3 x lipat, sehingga mereka bisa memakan hasilnya sampai memasuki tahun ke 9! (bandingkan dengan Kel 16:19-30, dimana bangsa Israel bisa mengambil manna 2 x lipat pada hari ke 6, karena pada hari ke 7 atau hari Sabat, mereka tidak boleh bekerja).
Ini menunjukkan bahwa kalau Tuhan memberi peraturan atau hukum, Ia pasti juga memberikan jalan sehingga kita yang mentaatiNya tetap bisa hidup atau mempunyai makan!

Hal yang dapat dipelajari:
1.      Tuhan ingin menyatakan bentuk covenant kepada umat Israel. Tahun sabat, yang menyatakan bahwa pada tahun ke 7 haruslah mereka berhenti. 1 tahun adalah waktu yang cukup lama, namun Allah menjanjikan bahwa pada tahun ke 6, Allah memberi kelipatan 3x hasilnya. Sehingga pada tahun ke tujuh bangsa itu tidak kelaparan. Percayalah, kalau Ia menyuruh saudara melakukan sesuatu dan saudara mentaati Dia, Ia tidak mungkin membiarkan saudara mati kelaparan!
2.      Untuk latihan bagi bangsa Israel dalam berhemat dan mengatur uang. Berkat yang 3 x lipat pada tahun ke 6 itu harus mereka gunakan dengan bijaksana, karena kalau tidak, maka tahun berikutnya mereka akan kelaparan.Penerapan:ini jelas merupakan teguran bagi kita yang boros dalam menggunakan uang. Mengajarkan anak sekolah minggu untuk berhemat, serta rajin. Ilustrasi : Semut


Buatlah Peta Konsep Pelajarannya:
1.      Kegiatan awal _____ Menit        : Menyapa, mengabsen, membuat nyaman keadaan kelas, menanyakan pelajaran minggu kemarin. Dll. Atau mulai menanyakan “(dapat dilihat di buku pegangan suluh)
2.      Kegiatan Inti _____ Menit          :
3.      Kegiatan akhir ____ menit: Menyimpulkan makna yang dapat diajarkan, serta mengajak siswa berkomitmen untuk menyerahkan hidupnya taat serta setia kepada perintah Tuhan, meskipun ada harga yang harus dibayar, karena Tuhanlah sumber berkat itu sendiri.Jangan takut.  Disertai dengan mendoakan mereka… +pemberian ayat hafalan. Dan selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar