KELAS
PERSIAPAN KAA
TEMA : “Tuhan Sumber Berkat” (Imamat
25:18-22)
Tujuan :
Agar anak sekolah minggu mengetahui bahwa Tuhan sumber berkat
Penjelasan latar:
Sabat adalah hari
raya umat Yahudi yang dimaknai sebagai hari kebebasan dari pekerjaan,
sebagaimana Allah beristirahat pada hari ke-7 dalam penciptaan. Orang Yahudi merayakan hari Sabat, Sabat
mengingatkan manusia akan kemampuannya untuk beristirahat. Kaum Yahudi membersihkan rumah mereka
sebagai persiapan untuk menyambut hari Sabat. Selain
itu, mereka juga menyiapkan makanan-makanan yang lebih baik dibanding biasanya.
Selama masa ini, setiap orang dilarang untuk melakukan 39
jenis kegiatan. Karena
menyalakan api dan memasak termasuk dari kegiatan-kegoatan tersebut, maka kaum
Yahudi memasak masakan mereka satu hari sebelumnya. Selain Sabat yang
berlangsung tersebut, ada juga yang disebut dengan Tahun Sabat yang berlangsung selama tujuh tahun
sekali. Pada tahun ini, segala tanaman yang ada di ladang dapat dinikmati oleh
setiap orang (tidak terbatas oleh pemiliknya saja). Segala hasil panen yang didapat pada
tahu ini juga dilarang untuk diperjualbelikan. Selain itu, pada akhir tahun,
segala hutang-hutang yang dimiliki oleh seseorang dianggap telah lunas. Dalam Mishnah, larangan sabat tertemukan pada
dua traktat, yakni mishnah Shabbat ((mShabbat) dan Mishnah Beza (mBeza). Dalam
mShabbat 7:2 disajikan sebuah daftar kerja yang tidak boleh dilakukan pada hari
sabat, yang berjumlah empat kurang satu (40-1), yakni: menabur, membajak, menuai, mengikat berkas-berkas, mengirik, menampi,
memilih, menggiling, mengayak, membuat adonan, membakar (roti,dan lain-lain),
menggunting (bulu domba, dan lain-lain), mencuci pakaian, memukul (kain dan
sejenisnya), mengecat (kain dan sejenisnya), memintal, menenun, membuat sosok
kain dua rangkap, menenun dua lembar benang, memisahkan dua lembar benang,
mengikat, melepaskan ikatan, menjahit dua potong kain, merobek, memasang
perangkap, menyembelih hewan, menggaram daging, membalut kulit, mengkikis
kulit, mengguting kuku, menulis dua buah huruf, menghapus dua buah huruf, membangun
rumah, merobohkan rumah, memadamkan api, menyalakan api, memukul dengan palu,
membawa barang dari rumah ke tempat umum.
Jadi, Tahun sabat disini adalah tahun istirahat. Selama 6 tahun, bangsa Israel boleh mengelola tanahnya, namun di tahun ke tujuh mereka melakukan istirahat. Selama 1 tahun, ditahun ke 7, tidak ada kegiatan bercocok tanam.
Jadi, Tahun sabat disini adalah tahun istirahat. Selama 6 tahun, bangsa Israel boleh mengelola tanahnya, namun di tahun ke tujuh mereka melakukan istirahat. Selama 1 tahun, ditahun ke 7, tidak ada kegiatan bercocok tanam.
Tahun Yobel: adalah salah satu perayaan keagamaan dalam tradisi Yahudi. Secara sederhana, tahun ini dikenal sebagai tahun
ke-limapuluh yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan ungkapan jubilee. Dalam tradisi Yahudi, tahun Yobel dirayakan bersamaan
dengan Hari
Raya Pendamaian (Ibrani: yom kippur). Perayaan ini
dibuka dengan meniupkan sangkakala (syofar) yang tidak hanya menjadi tanda dimulainya perayaan, tetapi
juga menjadi seruan pembebasan bagi para budak, termasuk pembebasan lahan
pertanian. Secara rinci,
informasi mengenai perayaan tahun Yobel dapat dibaca di dalam Imamat 25.
§ Dalam bentuknya yang paling kuno, tahun Yobel dihubungkan
dengan tahun sabat. Diduga, tahun Yobel adalah tindak lanjut dari praktik
tahun sabat. Ini terlihat dari redaksi yang dilakukan di dalam Ulangan
15: 1-2 di mana perintah untuk tidak menggarap
tanah diganti dengan penghapusan utang. Para Ahli Perjanjian
Lama menduga bahwa perubahan ini
adalah implikasi dari perubahan pola hidup di Israel, yaitu dari masyarakat agraris ke masyarakat kota yang telah mempraktekkan
perdagangan. Pada
tahun Yobel, semua budak Israel harus dibebaskan.
""Kamu
harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri
itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu
harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya." (Imamat 25: 10)
§ Semua
harta warisan yang telah dibeli harus dikembalikan kepada pemilik semula dengan
cuma-cuma. Ini
memuat pesan teologi yang sangat penting, yaitu Allah sebagai pemilik tanah
warisan. Tugas manusia hanyalah menggarapa tanah. Jadi, ketika seseorang membeli tanah,
orang tersebut tidak membeli tanah, melainkan membeli hak penggarapan tanah
tersebut.
"Tanah
jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik tanah itu, sedang kamu adalah orang
asing dan pendatang bagi-Ku." (Imamat
25:23)
"Di
seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus tanah. Apabila
saudaramu jatuh miskin, sehingga harus menjual sebagian dari miliknya, maka
seorang kaumnya yang berhak menebus, yakni kaumnya yang terdekat harus datang
dan menebus yang telah dijual saudaranya itu. Apabila seseorang tidak mempunyai
penebus, tetapi kemudian ia mampu, sehingga didapatnya yang perlu untuk menebus
miliknya itu, maka ia harus memasukkan tahun-tahun sesudah penjualannya itu
dalam perhitungan, dan kelebihannya haruslah dikembalikannya kepada orang yang
membeli dari padanya, supaya ia boleh pulang ke tanah miliknya."(Imamat 25:25-27)
§ Pada
tahun Yobel, tanah tidak boleh digarap.
"Tahun
yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur,
dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur
yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya." (Imamat 25:11)
Pendahuluan:
Ketika
bangsa Israel keluar dari tanah Mesir atau perbudakan, Tuhan senantiasa
menyertai bangsa itu. Sampai kepada ketidaktaatan bangsa tersebut membuat hati
Allah murka. Dimulai dengan hukum taurat Musa, barulah dibentuk aturan-aturan
yang digunakan dengan tujuan mendisiplikan umat Israel. Pada imamat 25 :1-17,
menjelaskan mengenai ketetapan-ketepan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel
yaitu melaksanakan tahun sabat dan tahun yobel. Dan ketetapan itu menjadi dasar
utama bagi bangsa Israel,
Imamat 25:18-19:
25:18 Demikianlah kamu harus melakukan ketetapan-Ku dan
tetap berpegang pada peraturan-Ku serta melakukannya, maka kamu akan diam di
tanahmu dengan aman tenteram.
25:19 Tanah itu akan memberi hasilnya, dan kamu akan makan
sampai kenyang dan diam di sana dengan aman tenteram.
Inilah sebuah janji yang Allah nyatakan kepada umat Israel.
Ada satu bentuk kauistik yang perlu di kerjakan oleh bangsa itu.
Imamat 25:20-22
25:20 Apabila kamu bertanya: Apakah yang akan kami makan
dalam tahun yang ketujuh itu, bukankah kami tidak boleh menabur dan tidak boleh
mengumpulkan hasil tanah kami?
25:21 Maka Aku akan memerintahkan berkat-Ku kepadamu dalam
tahun yang keenam, supaya diberinya hasil untuk tiga tahun.
25:22 Dalam tahun yang kedelapan kamu akan menabur, tetapi
kamu akan makan dari hasil yang lama sampai kepada tahun yang kesembilan,
sampai masuk hasilnya, kamu akan memakan yang lama.
Pertanyaan:
Kalau
pada tahun Sabat itu mereka tidak boleh bercocok tanam, lalu apa yang mereka
makan?
a)
Im 25:6 mengatakan bahwa mereka boleh makan apa saja yang tumbuh sendiri
di ladang mereka.
Tetapi dalam ay 11
dikatakan bahwa itu diperuntukkan bagi orang miskin dan binatang. Calvin
mengharmoniskan 2 bagian ini dengan mengatakan bahwa pemilik boleh saja makan
apa yang tumbuh sendiri di ladangnya, tetapi ia tidak boleh tamak atau serakah dengan mengambil semuanya untuk
dirinya sendiri. Orang miskin dan binatang tetap harus mendapatkan bagiannya.
b)
Im 25:20-22 menunjukkan bahwa Tuhan berjanji akan memberkati tahun ke 6
sebanyak 3 x lipat, sehingga mereka bisa memakan hasilnya sampai memasuki tahun
ke 9! (bandingkan dengan Kel 16:19-30, dimana bangsa Israel bisa mengambil
manna 2 x lipat pada hari ke 6, karena pada hari ke 7 atau hari Sabat, mereka
tidak boleh bekerja).
Ini menunjukkan bahwa
kalau Tuhan memberi peraturan atau hukum, Ia pasti juga memberikan jalan
sehingga kita yang mentaatiNya tetap bisa hidup atau mempunyai makan!
Hal yang dapat dipelajari:
1.
Tuhan ingin menyatakan bentuk
covenant kepada umat Israel. Tahun sabat, yang menyatakan bahwa pada tahun ke 7
haruslah mereka berhenti. 1 tahun adalah waktu yang cukup lama, namun Allah
menjanjikan bahwa pada tahun ke 6, Allah memberi kelipatan 3x hasilnya.
Sehingga pada tahun ke tujuh bangsa itu tidak kelaparan. Percayalah, kalau Ia menyuruh saudara melakukan sesuatu dan
saudara mentaati Dia, Ia tidak mungkin membiarkan saudara mati kelaparan!
2.
Untuk latihan bagi
bangsa Israel dalam berhemat dan mengatur uang. Berkat yang 3 x lipat pada
tahun ke 6 itu harus mereka gunakan dengan bijaksana, karena kalau tidak, maka
tahun berikutnya mereka akan kelaparan.Penerapan:ini jelas merupakan
teguran bagi kita yang boros dalam menggunakan uang. Mengajarkan anak sekolah
minggu untuk berhemat, serta rajin. Ilustrasi : Semut
Buatlah
Peta Konsep Pelajarannya:
1. Kegiatan awal _____ Menit : Menyapa, mengabsen, membuat nyaman
keadaan kelas, menanyakan pelajaran minggu kemarin. Dll. Atau mulai menanyakan
“(dapat dilihat di buku pegangan suluh)
2. Kegiatan Inti _____ Menit :
3. Kegiatan akhir ____ menit:
Menyimpulkan makna yang dapat diajarkan, serta mengajak siswa berkomitmen untuk
menyerahkan hidupnya taat serta setia kepada perintah Tuhan, meskipun ada harga
yang harus dibayar, karena Tuhanlah sumber berkat itu sendiri.Jangan takut. Disertai dengan mendoakan mereka… +pemberian
ayat hafalan. Dan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar