Pages

About

Jumat, 03 Agustus 2012

KELAS PERSIAPAN GURU-GURU SEKOLAH MINGGU GIA KOPO PERMAI Ke- 2


KELAS PERSIAPAN KAA
TEMA : “BERANI TAMPIL BEDA”                            (HAKIM-HAKIM 11:1-11)
Tujuan : Agar anak sekolah minggu berani berbeda
Siapakah tokoh :
Yefta: Yefta adalah seorang hakim yang hidup kira-kira 1100 sM, namanya disebut “yiftakh” dipendekkan dari kata “ yiflukh-el “ yang artinya “ Allah membuka rahim, dimana”. Yefta diketahui adalah putra dari seorang pelacur kafir yang ada di daerah Gilead. Sebagai seorang anak dari ayahnya Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada saudaranya yang sah dari anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak memberikannya sebab Yefta dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut Yefta lari ke negeri Top, dan disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk rnelindungi orang Israel dari tangan orang-orang Amon.
Bani Amon : Menurut catatan Alkitab dalam Kitab Kejadian pasal 19, bani Amon dan Moabadalah keturunan 2 putra Lot (keponakan Abraham), yang masing-masing dilahirkan dari kedua putrinya sendiri. Dikisahkan bahwa setelah kehancuran kota Sodom dan Gomora, pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan. Sebab ia tidak berani tinggal di Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. Kata kakaknya kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita."
Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Moab; dialah bapa orang Moab. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon.  Alkitab menyebut bani Amon dan bani Moab sebagai "bani Lot" (misalnya Ulangan 2:19).
Dalam Alkitab dicatat pertikaian terus menerus antara bani Amon dan Israel. Di Kitab Keluaran tertulis bahwa bangsa Israel dilarang oleh bani Amon melalui wilayah mereka. Di Kitab Hakim-hakim, bani Amon bekerja sama dengan Eglon, raja Moab melawan bangsa Israel. Serangan-serangan bani Amon terhadap orang-orang Israel yang tinggal di sebelah timur sungai Yordan menjadi alasan pemersatu suku-suku di bawah Saul.
§  Menurut 1 Raja-raja 14:21-31 dan 2 Tawarikh 12:13, Naamah, orang Amon adalah satu-satunya istri Salomo yang ditulis namanya di Alkitab dan yang melahirkan penerus tahta Salomo, raja Rehabeam.
§  Orang-orang Amon menimbulkan problem besar bagi orang-orang Farisi karena banyak pernikahan campur bangsa Israel dengan perempuan Amon dan Moab di zaman nehemia Perempuan-perempuan ini tidak masuk dulu ke dalam agama Yahudi, sehingga anak-anak mereka tidak dianggap bangsa Yahudi. Identitas sejumlah suku menjadi hilang, karena pendudukan Asyur, sehingga orang-orang diperlakukan sebagai orang bukan-Yahudi, meskipun dapat masuk menjadi agama Yahudi tanpa halangan.
§  Babylonian Talmud mencatat bahwa legitimasi Daud menjadi raja Israel sempat digugat, karena ia masih keturunan Rut, seorang Moab. Dikatakan bahwa Doeg, orang Edom adalah sumber gugatan ini dengan pernyataan bahwa mengingat Daud diturunkan dari orang yang tidak boleh menikah masuk ke dalam bangsa Israel, keturunan laki-lakinya tidak dapat digolongkan sebagai suku Yehuda (yaitu suku keluarga Daud). Akibatnya, Daud seharusnya tidak boleh menjadi raja, maupun menikah dengan perempuan Yahudi (karena berdarah Moab).
Tua-tua Gilead: “orang yang dituakan atau seorang pengalaman dalam sejarah generasi”
Pendahuluan
Sewaktu Yosua membaharui perjanjian umat Israel dengan Allah di Sikhem, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Allah mereka untuk menyembah ilah-ilah lain, hal inilah menjadi ketakutan bagi Yosua sebab dia tahu bangsa Israel adalah bangsa yang sangat mudah untuk berpaling (Yos.24;16-20). Sewaktu waktu, ketakutan Yosua ini menjadi kenyataan dimana Allah berulang kali mengirim orang-orangNya menjadi pemimpin bagi mereka, dimana tugas dari pemimpin itu disebut sebagai “ pelepas “ atau “ orang yang membawa keadilan - atau hakim-hakim yang salah satunya adalah Yefta, yang hidup untuk membela bangsanya dari tangan orang Amon.

Hakim-Hakim 11: 1-3
“Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini, maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama dengan dia. Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel.
Sebagai seorang anak dari ayahnya Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada saudaranya yang sah dari anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak memberikannya sebab Yefta dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut Yefta lari ke negeri Top, dan disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk rnelindungi orang Israel dari tangan orang-orang Amon. Dalam pribadinya sebagai orang Israel, Yefta tidak ingin melihat bangsanya diserang atau dijajah oleh orang-orang Amon, dan sewaktu orang Amon mau menyerang tanah Israel para tu-tua Israel yang ada di daerah Gilead meminta agara Yefta menjadi komandan bagi mereka, hal ini membuat Yefta untuk mengambil sebuah kata sepakat bagi mereka, yaitu bahwa bila mereka mengangkat dia menjadi komandan perang, dia juga harus diangkat menjadi “ hakim” bagi mereka. Sudah menjadi kenyataan bahwa Israel tidak luput dari berbagai problem hidup, dan ini adalah diakibatkan keteledoran mereka dalam menyikapi segala rencana Allah dalam kehidupan mereka, sebagai umat pilihan Allah, Allah tidak pernah membiarkan bangsanya hidup sebagai orang terjajah, maka Allah mengangkat hakim-hakim bagi mereka yaitu untuk memberi keadilan Allah bagi umatNya terlebih dari tangan orang atau bangsa lain.

Hakim-Hakim 11:5-10 a
Dan ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari, jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon."Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?"Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead."Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead: "Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon, dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala atas kamu?"Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti katamu itu."Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka.
Sewaktu orang Israel yang tinggal di Transyor dan diancam oleh serbuan pasukan orang Amon, para tetua bangsa meminta Yefta menjadi pemimpin mereka. Ia baru memberikan persetujuan setelah mereka berjanji bahwa ia, Yefta, akan tetap menjadi Hakim Agung, pemimpin tertinggi atas mereka. Kekuasaan Yefta diperjanjikan akan tetap berlangsung walaupun misalnya pertempuran sudah selesai; kekuasaannya cuma dibatasi oleh kematiannya, ataukah jika Yefta sendiri yang memilih mengundurkan diri. Perjanjian itu diadakan dan disepakati di Mizpa.
Memahami adanya seseorang pemimpin dengan wewenang tak terbatas, jabatan tertinggi didalam suatu komunitas, atau bangsa selalu menumbuhkan bias pikir. Betapa seseorang diangkat dan menjabat sebagai Hakim Agung tunggal, menjadi pemimpin tertinggi yang dipilih dan ditetapkan oleh majelis tertinggi bangsa itu. Batas waktu kekuasaannya, hanya apabila sipenguasa sendiri ingin melepaskannya. Atau karena dia kemudian pupus. Wewenang dan posisi seperti demikian pernah ada. Tercatat dalam suatu memorandum kesepakatan yang dibuat dan ditandatangani, oleh dan antara majelis tertinggi Bangsa Pilihan dengan seorang perampok terkenal di Mizpa. Dengan demikian, Yefta diangkat menjadi Hakim untuk memimpin bangsa Israel.

Hakim-hakim 11:10b (tindakan Yefta)
“Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.”
Ia sadar dan selalu mendengar dari nenek moyangnya dari suku manasye, dimana pertolongan hanya ada dalam Allah Israel. Karena itu Yefta menyerahkan semuanya baik tongkat kepemimpinannya sebagai hakim serta menyertakan Tuhan dalam segala peperangannya.

Hal yang dapat dipelajari:
1.      Sering dalam kehidupan manusia orang selalu mempertanyakan latarbelakang kekeluargaan dan menjadikannya sebagai “penilaian akhir” untuk melihat kehidupan dan pribadi seseorang dalam pekerjaan dan tugasnya setiap hari. Sehingga timbul perkataan, “ahh..kamu kan dari latar belakang orang miskin” “ah..kamu kan dari latar belakang keluarga yang jahat, (penyembah berhala, pembunuh, terkutuk, penzinah, dll). Yefta salah satu orang yang tersingkir dari kehidupan keluarganya, dia dianggap sebagai orang yang tidak pantas untuk menerima warisan orangtuanya, sehingga dia harus lari meninggalkan tanahnya dan juga keluarganya dan mencari kehidupan dinegeri orang lain. Tetapi hal ini adalah sebagai hal yang mengingatkan setiap hidup orang percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala kehidupan orang-orang yang menaruh hati padaNya, dan Allah turut bekerja juga dalam penyelamatan umatNya dan dengan caraNya sendiri, Allah memilih dan menetapkan yang menjadi penyelamat atau keselamatan bagi umat manusia, dan Allah selalu melihat ketulusan untuk bekerja dan tujuan dari pengangkatannya bagi seseorang dalam mengemban tugas dan tanggungjawabnya tersebut. Allah mempunyai inisiatif dalam membela hak dari setiap orang yang dikasihiNya dan dengan demikian Allah adalah berpihak kepada kehidupan kita sebagai umat yang percaya akan Dia.
Kalimat tantangan: karena itu jangan lah takut dengan apa yang orang lain katakan mengenai kita, jika orang mengatakan, “percuma bertobat, Tuhan tidak akan menjawab doamu, kan kamu orang berdosa, orang tuamu kan penjahat dsb”. Allah memandang sikap hati orang yang mau bertobat dan sungguh-sungguh meninggalkan dosa kita, Allah melupakan semua dosa kita (Yesaya 1:18), “Sekalipun dosamu merah, Tuhan akan pulihkan” Mengapa? Karena begitu besar kasih Allah (Yoh. 3:16) –bisa dimasukan karya keselamatan Yesus Kristus- Karena itu maukah kita berani tampil beda, meskipun orang lain menghina kita sok suci, atau apapun itu? Ingatlah setiap tindakan yang benar yang kita lakukan Tuhan akan bela perkara kita!
2.      Tuhan memberikan masa depan yang indah bagi setiap orang yang mau mematuhi peraturannya. Yefta yang tidak dipandang, dan dijadikan orang yang tidak berhasil atau gagal, karena dia dianggap golongan bukan kelompok Israel, namun Yefta mau menyerahkan semua kehidupanya kepada Allah (ayat 10b).
Kalimat tantangan: Ingatlah bahwa Tuhan menyiapkan masa depan kita indah dan damai sejahtera (Yeremia 29:11), dan Tuhan akan menyertai setiap langkah orang yang mau hidup dalam kasih-Nya, meninggalkan semua kejahatan, serta hidup dalam kekudusan. Karena itu, Maukah kita menyerahkan semua kehidupan kita kepada Tuhan? Dialah sahabat baik kita, yang akan selalu menolong dan menyertai masa depan kita, apapun kondisi kita saat ini, DIA tetap Allah yang mengasihi kita semua!
3.      Janganlah takut untuk berani tampil beda. Mungkin kadang-kadang ketika kita ingin berubah, ada intimidasi atau tuduhan dari si Iblis dalam hati kita. Misalnya: ketika kita ingin berubah, ada tuduhan dalam hati,”ah.. percuma saja kamu beribadah, kan tadi kamu musuhin kakakmu atau adikmu atau orang tua dll…. Dan mungkin kita menjadi tidak percaya diri dan malu.
Kalimat tantangan: Ingatlah bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan sukacita dan damai sejahtera kita untuk berani tampil beda yaitu bertobat, “Yoh. 10:10a, “Iblis datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan” sehingga kita dibawanya untuk hidup dalam ketakutan serta keberdosaan. Namun ada janji dari Sang Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus pada Yoh. 10:10b, Yesus datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Karena itu, Maukah kita tetap berani tampil beda, meskipun Iblis mulai menggoyahkan iman kita? Karena Allah turut bekerja dalam segala hal dan membawa kebaikan dalam hidup kita.

PETA KONSEP PENGAJARAN
1.      Kegiatan awal _____ Menit        : Menyapa, mengabsen, membuat nyaman keadaan kelas, menanyakan pelajaran minggu kemarin. Dll. Atau mulai menanyakan “Siapakah yang mempunyai tokoh Pahlawan Idola?? Atau Superhero… Siapa saja tokohnya???
2.      Kegiatan Inti _____ Menit          : Mulai mendramakan kondisi kisah Yefta, bisa memulai dengan sesuatu peragaan bersama anak, misalnya: “Lihat… Dia anak yang najis, hahahahha… dia tidak layak, dia keturunan orang yang tidak diberkati Tuhan….  (kemudian Yefta melarikan diri….. mulailah mendramatiskan situasi…) , buatlah seolah-olah Yefta merasa tidak nyaman atas ejekan itu, dia sedih, merenung dll.. Namun ia mempunyai tekad, bahwa suatu saat nanti saya akan menyelamatkan bangsa Israel” ………… (ceritakan sesuai ayat)  setelah itu, yefta ketika dipercaya oleh tua-tua pada waktu itu, yefta tidak sombong, ia menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan…………. NB: Selipkan tekanan-tekanan makna dalam kisah tersebut ketika dalam menceritakan.
3.      Kegiatan akhir ____ menit: Menyimpulkan makna yang dapat diajarkan, serta mengajak siswa berkomitmen untuk meninggalkan dosanya? Disertai dengan mendoakan mereka… +pemberian ayat hafalan. Dan selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar