KELAS
PERSIAPAN KAA
TEMA : “BERANI TAMPIL BEDA”
(HAKIM-HAKIM
11:1-11)
Tujuan
: Agar anak sekolah minggu berani berbeda
Siapakah tokoh :
Yefta: Yefta adalah seorang hakim yang
hidup kira-kira 1100 sM, namanya disebut “yiftakh” dipendekkan dari kata “
yiflukh-el “ yang artinya “ Allah membuka rahim, dimana”. Yefta diketahui
adalah putra dari seorang pelacur kafir yang ada di daerah Gilead. Sebagai
seorang anak dari ayahnya Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada
saudaranya yang sah dari anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak
memberikannya sebab Yefta dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut
Yefta lari ke negeri Top, dan disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk
rnelindungi orang Israel dari tangan orang-orang Amon.
Bani Amon : Menurut catatan Alkitab dalam Kitab
Kejadian pasal 19, bani Amon dan Moabadalah keturunan 2
putra Lot (keponakan Abraham),
yang masing-masing dilahirkan dari kedua putrinya sendiri. Dikisahkan bahwa
setelah kehancuran kota Sodom dan
Gomora, pergilah Lot dari Zoar dan ia menetap bersama-sama
dengan kedua anaknya perempuan di pegunungan. Sebab ia tidak berani tinggal di
Zoar, maka diamlah ia dalam suatu gua beserta kedua anaknya. Kata kakaknya
kepada adiknya: "Ayah kita telah tua, dan tidak ada laki-laki di negeri
ini yang dapat menghampiri kita, seperti kebiasaan seluruh bumi. Marilah kita
beri ayah kita minum anggur, lalu kita tidur dengan dia, supaya kita menyambung
keturunan dari ayah kita."
Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu
masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak
mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Keesokan harinya
berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan
ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur; masuklah engkau untuk
tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita." Demikianlah
juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah
yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui
ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu mengandunglah kedua anak
Lot itu dari ayah mereka. Yang lebih tua melahirkan seorang anak laki-laki, dan
menamainya Moab;
dialah bapa orang Moab. Yang lebih mudapun melahirkan seorang anak laki-laki,
dan menamainya Ben-Ami; dialah bapa bani Amon. Alkitab menyebut bani Amon dan bani Moab
sebagai "bani Lot" (misalnya Ulangan 2:19).
Dalam
Alkitab dicatat pertikaian terus menerus antara bani Amon dan Israel. Di Kitab
Keluaran tertulis bahwa bangsa Israel
dilarang oleh bani Amon melalui wilayah mereka. Di Kitab
Hakim-hakim, bani Amon bekerja sama
dengan Eglon, raja Moab melawan bangsa Israel. Serangan-serangan bani
Amon terhadap orang-orang Israel yang tinggal di sebelah timur sungai
Yordan menjadi alasan pemersatu
suku-suku di bawah Saul.
§ Menurut 1 Raja-raja 14:21-31 dan 2 Tawarikh 12:13, Naamah, orang Amon adalah satu-satunya istri Salomo yang ditulis namanya di Alkitab dan yang melahirkan
penerus tahta Salomo, raja Rehabeam.
§ Orang-orang Amon menimbulkan problem besar bagi
orang-orang Farisi karena
banyak pernikahan campur bangsa Israel dengan perempuan Amon dan Moab di zaman
nehemia Perempuan-perempuan ini tidak masuk dulu ke dalam agama Yahudi,
sehingga anak-anak mereka tidak dianggap bangsa Yahudi. Identitas sejumlah suku
menjadi hilang, karena pendudukan Asyur, sehingga orang-orang diperlakukan sebagai orang
bukan-Yahudi, meskipun dapat masuk menjadi agama Yahudi tanpa halangan.
§ Babylonian Talmud mencatat bahwa legitimasi Daud menjadi raja Israel sempat digugat, karena ia masih
keturunan Rut, seorang Moab. Dikatakan bahwa Doeg, orang Edom adalah
sumber gugatan ini dengan pernyataan bahwa mengingat Daud diturunkan dari orang
yang tidak boleh menikah masuk ke dalam bangsa Israel, keturunan laki-lakinya
tidak dapat digolongkan sebagai suku
Yehuda (yaitu suku keluarga Daud). Akibatnya, Daud seharusnya tidak boleh menjadi raja,
maupun menikah dengan perempuan Yahudi (karena berdarah Moab).
Tua-tua Gilead: “orang
yang dituakan atau seorang pengalaman dalam sejarah generasi”
Pendahuluan
Sewaktu Yosua membaharui perjanjian umat Israel dengan Allah di Sikhem, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Allah mereka untuk menyembah ilah-ilah lain, hal inilah menjadi ketakutan bagi Yosua sebab dia tahu bangsa Israel adalah bangsa yang sangat mudah untuk berpaling (Yos.24;16-20). Sewaktu waktu, ketakutan Yosua ini menjadi kenyataan dimana Allah berulang kali mengirim orang-orangNya menjadi pemimpin bagi mereka, dimana tugas dari pemimpin itu disebut sebagai “ pelepas “ atau “ orang yang membawa keadilan - atau hakim-hakim yang salah satunya adalah Yefta, yang hidup untuk membela bangsanya dari tangan orang Amon.
Sewaktu Yosua membaharui perjanjian umat Israel dengan Allah di Sikhem, mereka menegaskan bahwa mereka tidak akan meninggalkan Allah mereka untuk menyembah ilah-ilah lain, hal inilah menjadi ketakutan bagi Yosua sebab dia tahu bangsa Israel adalah bangsa yang sangat mudah untuk berpaling (Yos.24;16-20). Sewaktu waktu, ketakutan Yosua ini menjadi kenyataan dimana Allah berulang kali mengirim orang-orangNya menjadi pemimpin bagi mereka, dimana tugas dari pemimpin itu disebut sebagai “ pelepas “ atau “ orang yang membawa keadilan - atau hakim-hakim yang salah satunya adalah Yefta, yang hidup untuk membela bangsanya dari tangan orang Amon.
Hakim-Hakim 11: 1-3
“Adapun
Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia
anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead. Juga isteri Gilead
melahirkan anak-anak lelaki baginya. Setelah besar anak-anak isterinya ini,
maka mereka mengusir Yefta, katanya kepadanya: "Engkau tidak mendapat
milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain."
Maka larilah Yefta dari saudara-saudaranya itu dan diam di tanah Tob; di sana
berkumpullah kepadanya petualang-petualang yang pergi merampok bersama-sama
dengan dia. Beberapa waktu kemudian bani Amon berperang melawan orang Israel.
Sebagai seorang anak dari ayahnya
Gilead, dia mempertanyakan hak warisannya kepada saudaranya yang sah dari
anak-anak Gilead, tetapi para saudaranya tidak memberikannya sebab Yefta
dianggap sebagai anak haram, dengan hal tersebut Yefta lari ke negeri Top, dan
disana dia mengumpulkan orang-orangnya untuk rnelindungi orang Israel dari
tangan orang-orang Amon. Dalam pribadinya sebagai orang Israel, Yefta tidak ingin
melihat bangsanya diserang atau dijajah oleh orang-orang Amon, dan sewaktu
orang Amon mau menyerang tanah Israel para tu-tua Israel yang ada di daerah
Gilead meminta agara Yefta menjadi komandan bagi mereka, hal ini membuat Yefta
untuk mengambil sebuah kata sepakat bagi mereka, yaitu bahwa bila mereka
mengangkat dia menjadi komandan perang, dia juga harus diangkat menjadi “
hakim” bagi mereka. Sudah menjadi kenyataan bahwa Israel tidak luput dari
berbagai problem hidup, dan ini adalah diakibatkan keteledoran mereka dalam
menyikapi segala rencana Allah dalam kehidupan mereka, sebagai umat pilihan
Allah, Allah tidak pernah membiarkan bangsanya hidup sebagai orang terjajah,
maka Allah mengangkat hakim-hakim bagi mereka yaitu untuk memberi keadilan
Allah bagi umatNya terlebih dari tangan orang atau bangsa lain.
Hakim-Hakim
11:5-10 a
Dan
ketika bani Amon itu berperang melawan orang Israel, pergilah para tua-tua
Gilead menjemput Yefta dari tanah Tob. Kata mereka kepada Yefta: "Mari,
jadilah panglima kami dan biarlah kita berperang melawan bani Amon."Tetapi
kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci
aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku,
pada waktu kamu terdesak?"Kemudian berkatalah para tua-tua Gilead kepada
Yefta: "Memang, kami datang kembali sekarang kepadamu, ikutilah kami dan
berperanglah melawan bani Amon, maka engkau akan menjadi kepala atas kami, atas
seluruh penduduk Gilead."Kata Yefta kepada para tua-tua Gilead:
"Jadi, jika kamu membawa aku kembali untuk berperang melawan bani Amon,
dan TUHAN menyerahkan mereka kepadaku, maka akulah yang akan menjadi kepala
atas kamu?"Lalu kata para tua-tua Gilead kepada Yefta: "Demi TUHAN
yang mendengarkannya sebagai saksi antara kita: Kami akan berbuat seperti
katamu itu."Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu
mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka.
Sewaktu orang Israel yang
tinggal di Transyor dan diancam oleh serbuan pasukan orang Amon, para tetua
bangsa meminta Yefta menjadi pemimpin mereka. Ia baru memberikan persetujuan
setelah mereka berjanji bahwa ia, Yefta, akan tetap menjadi Hakim Agung,
pemimpin tertinggi atas mereka. Kekuasaan Yefta diperjanjikan akan tetap
berlangsung walaupun misalnya pertempuran sudah selesai; kekuasaannya cuma
dibatasi oleh kematiannya, ataukah jika Yefta sendiri yang memilih mengundurkan
diri. Perjanjian itu diadakan dan disepakati di Mizpa.
Memahami adanya seseorang pemimpin dengan
wewenang tak terbatas, jabatan tertinggi didalam suatu komunitas, atau bangsa
selalu menumbuhkan bias pikir. Betapa seseorang diangkat dan menjabat sebagai Hakim
Agung tunggal, menjadi pemimpin tertinggi yang dipilih dan ditetapkan oleh
majelis tertinggi bangsa itu. Batas waktu kekuasaannya, hanya apabila
sipenguasa sendiri ingin melepaskannya. Atau karena dia kemudian pupus. Wewenang dan posisi seperti
demikian pernah ada. Tercatat dalam suatu memorandum kesepakatan yang dibuat
dan ditandatangani, oleh dan antara majelis tertinggi Bangsa Pilihan dengan
seorang perampok terkenal di Mizpa. Dengan demikian, Yefta diangkat menjadi
Hakim untuk memimpin bangsa Israel.
Hakim-hakim 11:10b
(tindakan Yefta)
“Tetapi
Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa.”
Ia
sadar dan selalu mendengar dari nenek moyangnya dari suku manasye, dimana
pertolongan hanya ada dalam Allah Israel. Karena itu Yefta menyerahkan semuanya
baik tongkat kepemimpinannya sebagai hakim serta menyertakan Tuhan dalam segala
peperangannya.
Hal yang dapat dipelajari:
1. Sering dalam kehidupan manusia orang
selalu mempertanyakan latarbelakang kekeluargaan dan menjadikannya sebagai “penilaian
akhir” untuk melihat kehidupan dan pribadi seseorang dalam pekerjaan dan
tugasnya setiap hari. Sehingga timbul perkataan, “ahh..kamu kan dari latar
belakang orang miskin” “ah..kamu kan dari latar belakang keluarga yang jahat,
(penyembah berhala, pembunuh, terkutuk, penzinah, dll). Yefta salah satu orang
yang tersingkir dari kehidupan keluarganya, dia dianggap sebagai orang yang
tidak pantas untuk menerima warisan orangtuanya, sehingga dia harus lari
meninggalkan tanahnya dan juga keluarganya dan mencari kehidupan dinegeri orang
lain. Tetapi hal ini adalah sebagai hal yang mengingatkan setiap hidup orang
percaya, bahwa Allah turut bekerja dalam segala kehidupan orang-orang yang
menaruh hati padaNya, dan Allah turut bekerja juga dalam penyelamatan umatNya
dan dengan caraNya sendiri, Allah memilih dan menetapkan yang menjadi
penyelamat atau keselamatan bagi umat manusia, dan Allah selalu melihat
ketulusan untuk bekerja dan tujuan dari pengangkatannya bagi seseorang dalam
mengemban tugas dan tanggungjawabnya tersebut. Allah mempunyai inisiatif dalam
membela hak dari setiap orang yang dikasihiNya dan dengan demikian Allah adalah
berpihak kepada kehidupan kita sebagai umat yang percaya akan Dia.
Kalimat
tantangan: karena
itu jangan lah takut dengan apa yang orang lain katakan mengenai kita, jika
orang mengatakan, “percuma bertobat, Tuhan tidak akan menjawab doamu, kan kamu
orang berdosa, orang tuamu kan penjahat dsb”. Allah memandang sikap hati orang
yang mau bertobat dan sungguh-sungguh meninggalkan dosa kita, Allah melupakan
semua dosa kita (Yesaya 1:18), “Sekalipun dosamu merah, Tuhan akan pulihkan”
Mengapa? Karena begitu besar kasih Allah (Yoh. 3:16) –bisa dimasukan karya
keselamatan Yesus Kristus- Karena itu
maukah kita berani tampil beda, meskipun orang lain menghina kita sok suci,
atau apapun itu? Ingatlah setiap tindakan yang benar yang kita lakukan
Tuhan akan bela perkara kita!
2. Tuhan
memberikan masa depan yang indah bagi setiap orang yang mau mematuhi
peraturannya. Yefta yang tidak dipandang, dan dijadikan orang yang tidak
berhasil atau gagal, karena dia dianggap golongan bukan kelompok Israel, namun
Yefta mau menyerahkan semua kehidupanya kepada Allah (ayat 10b).
Kalimat
tantangan: Ingatlah bahwa Tuhan menyiapkan masa depan kita
indah dan damai sejahtera (Yeremia 29:11), dan Tuhan akan menyertai setiap
langkah orang yang mau hidup dalam kasih-Nya, meninggalkan semua kejahatan, serta
hidup dalam kekudusan. Karena itu, Maukah kita menyerahkan semua kehidupan kita
kepada Tuhan? Dialah sahabat baik kita, yang akan selalu menolong dan menyertai
masa depan kita, apapun kondisi kita saat ini, DIA tetap Allah yang mengasihi
kita semua!
3. Janganlah
takut untuk berani tampil beda. Mungkin kadang-kadang ketika kita ingin
berubah, ada intimidasi atau tuduhan dari si Iblis dalam hati kita. Misalnya:
ketika kita ingin berubah, ada tuduhan dalam hati,”ah.. percuma saja kamu
beribadah, kan tadi kamu musuhin kakakmu atau adikmu atau orang tua dll…. Dan
mungkin kita menjadi tidak percaya diri dan malu.
Kalimat tantangan: Ingatlah bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan sukacita dan damai sejahtera kita untuk berani tampil beda yaitu bertobat, “Yoh. 10:10a, “Iblis datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan” sehingga kita dibawanya untuk hidup dalam ketakutan serta keberdosaan. Namun ada janji dari Sang Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus pada Yoh. 10:10b, Yesus datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Karena itu, Maukah kita tetap berani tampil beda, meskipun Iblis mulai menggoyahkan iman kita? Karena Allah turut bekerja dalam segala hal dan membawa kebaikan dalam hidup kita.
Kalimat tantangan: Ingatlah bahwa pekerjaan Iblis adalah menghancurkan sukacita dan damai sejahtera kita untuk berani tampil beda yaitu bertobat, “Yoh. 10:10a, “Iblis datang hanya untuk mencuri, membunuh dan membinasakan” sehingga kita dibawanya untuk hidup dalam ketakutan serta keberdosaan. Namun ada janji dari Sang Gembala Agung kita, yaitu Yesus Kristus pada Yoh. 10:10b, Yesus datang, supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Karena itu, Maukah kita tetap berani tampil beda, meskipun Iblis mulai menggoyahkan iman kita? Karena Allah turut bekerja dalam segala hal dan membawa kebaikan dalam hidup kita.
PETA KONSEP PENGAJARAN
1. Kegiatan awal _____ Menit : Menyapa, mengabsen, membuat nyaman
keadaan kelas, menanyakan pelajaran minggu kemarin. Dll. Atau mulai menanyakan
“Siapakah yang mempunyai tokoh Pahlawan Idola?? Atau Superhero… Siapa saja
tokohnya???
2. Kegiatan Inti _____ Menit : Mulai mendramakan kondisi kisah Yefta,
bisa memulai dengan sesuatu peragaan bersama anak, misalnya: “Lihat… Dia anak
yang najis, hahahahha… dia tidak layak, dia keturunan orang yang tidak
diberkati Tuhan…. (kemudian Yefta
melarikan diri….. mulailah mendramatiskan situasi…) , buatlah seolah-olah Yefta
merasa tidak nyaman atas ejekan itu, dia sedih, merenung dll.. Namun ia
mempunyai tekad, bahwa suatu saat nanti saya akan menyelamatkan bangsa Israel”
………… (ceritakan sesuai ayat) setelah
itu, yefta ketika dipercaya oleh tua-tua pada waktu itu, yefta tidak sombong,
ia menyerahkan semuanya kepada Tuhan dan…………. NB: Selipkan tekanan-tekanan makna dalam kisah tersebut ketika
dalam menceritakan.
3. Kegiatan akhir ____ menit:
Menyimpulkan makna yang dapat diajarkan, serta mengajak siswa berkomitmen untuk
meninggalkan dosanya? Disertai dengan mendoakan mereka… +pemberian ayat
hafalan. Dan selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar