“Mujizat Masih Ada”
Bahan Alkitab : Kisah Para Rasul 12:1-11;
Ibrani 13:8
Tujuan : mengajarkan pada ASM bahwa
mujizat masih terjadi dan dapat dialami ketika kita hidup dalam pujian dan
penyembahan kepada Tuhan.
Pendahuluan
Tanyakan pada anak-anak bagaimana dengan mujizat,
masih adakah mujizat di jaman teknologi yang begitu canggih ?
GSM dapat memutar klip / kesaksian tentang mujizat Tuhan yang pernah GSM
tahu.
Isi
Mujizat bukanlah kata yang asing bagi kita. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mujizat berarti sebuah kejadian yang
menakjubkan/tidak lazim. Hal itu bisa mengacu pada kesembuhan, pemulihan dari
segala keadaan, lolos dari kecelakaan/peristiwa maut, dan lain sebagainya.
Intinya, sesuatu disebut mujizat, karena terjadi di luar akal pikiran manusia
dan bersifat menakjubkan yang dapat memunculkan sikap kagum kepada Sang Pencipta.
Namun di tengah dunia yang serba kompleks dan sangat mengandalkan rasio ini, masih
relevankah mengharapkan mujizat terjadi dalam kehidupan kita? Tentu saja jawabannya
adalah masih. Mengapa? Karena memang faktanya, manusia memiliki keterbatasan
(dalam segala bidang kehidupan, termasuk di dalamnya kecanggihan teknologi),
yang mana tidak semua masalah dapat dipecahkan oleh akal pikiran manusia. Agar
kita semakin percaya, bahwa mujizat masih ada dan dapat terjadi dalam kehidupan
kita, marilah kita belajar beberapa hal di bawah ini:
1.
Manusia Terbatas, Allah Tidak Terbatas
Sejak manusia diciptakan, Allah memperlengkapi manusia
dengan berbagai hal yang luar biasa. Salah satu perlengkapan itu adalah akal
pikiran dan kecerdasan. Dengan
pikirannya, manusia mampu menjadikan dirinya pencipta yang yang ulung, yang
memungkinkan dirinya menjawab kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang sulit
sekalipun. Namun demikian, tetap saja manusia memiliki keterbatasan. Ia bahkan
tidak bisa memahami, bagaimana mungkin mujizat dapat terjadi dalam hidup kita.
Demikian juga menyangkut masa depan. Tidak seorang pun yang tahu, apa yang akan
terjadi akan hari esok. Sebaliknya, Allah adalah Allah yang Maha Kuasa, yang keberadaan-Nya dan
karya-Nya besar mengatasi segala sesuatu. Ia melampaui waktu (dulu, sekarang,
dan akan datang), keadaan, dan keberadaan. Ia juga sanggup mengerjakan segala
sesuatu. Sebab, memang tidak ada sesuatu pun yang mustahil di hadapan-Nya.
Salah satunya adalah saat Allah membebaskan Petrus dari dalam penjara (Kis.12:1-11).
Dalam peristiwa itu jelas sekali, bahwa kondisi Petrus lemah dan tidak berdaya.
Bagaimana tidak, ia ditangkap sendirian dan dijaga oleh empat regu tentara, yang masing-masing regu terdiri dari
empat orang prajurit. Ini jelas situasi yang sulit bagi Petrus dan tidak
mungkin baginya dapat meloloskan diri. Namun demikian, kesadaran jemaat bahwa
Allah tidak terbatas dan sanggup menolong umat-Nya, terlihat jelas, saat mereka
berdoa kepada Allah, agar Petrus dilepaskan (Kis.12:5). Dan Tuhan yang Mahatahu
dan tidak terbatas itu sanggup menjawab doa-doa mereka dan melepaskan Petrus
dari penjara. Tentu saja di dalam doa ini peranan iman jemaat dan keberserahan
total Petrus akan mujizat Allah sangat mempengaruhi mujizat ini terjadi. Sehingga
di kemudian hari, mereka dapat melihat, bagaimana Allah melepaskan Petrus
dengan cara yang ajaib. Kepercayaan seperti inilah yang diperlukan, agar
mujizat itu bukan sekedar ada, tetapi
juga dialami oleh setiap jemaat Tuhan di gereja kita.
2.
Allah Tidak Berubah: Dulu, Sekarang dan Selamanya
Dalam Alkitab ada banyak kisah menakjubkan akan kuasa
Allah dalam menolong umat-Nya. Di antara kisah-kisah itu adalah keluarnya Israel dari Mesir lewat laut Teberau, kisah
janda di Sarfat, dan kisah-kisah mujizat Yesus saat melayani di dunia (air
menjadi anggur, berjalan di atas air, memberi makan lima
ribu orang dengan dua ekor ikan dan lima
roti, dll). Semua kisah tersebut menandakan, bahwa Allah yang kita sembah tidak
pernah berubah. Jika dulu Ia sanggup melakukan mujizat, maka sekarang pun Ia
dapat melakukannya, bahkan untuk selama-lamanya Ia akan sanggup melakukannya.
Inilah ungkapan iman penulis Ibrani yang meyakini, bahwa Allah tidak pernah
berubah (Ibr.13:8). Oleh karena itulah, penulis Ibrani meminta jemaat
untuk merunut kehidupan para pemimpin
mereka yang hidup di dalam Tuhan, dan bagaimana Allah menolong hidup mereka.
Hal ini ditegaskan oleh penulis Ibrani, agar jemaat melalui pengalaman iman
para pemimpin mereka itu belajar, bahwa Allah sekali-kali tidak pernah
meninggalkan orang-orang yang mengasihi Dia. Di sisi lain, penulis Ibrani juga
ingin menegaskan, bahwa kalau dahulu Allah sanggup mengerjakan mujizat-Nya,
maka di jaman sekarang, di mana umat Allah hidup, Allah juga masih sanggup
mengerjakannya. Dengan kata lain, kita diminta untuk tidak ragu-ragu akan
mujizat Allah, sebab mujizat-Nya masih ada dan dapat kita alami.
Penutup
Di tengah jaman yang mulai meragukan kuasa dan mujizat
Allah, kita sering terjebak di dalamnya dan mulai ragu-ragu akan mujizat Allah.
Melalui uraian di atas, kita diingatkan untuk tetap percaya, bahwa Allah
berkuasa dalam hidup kita, dan bahwa Allah sanggup mengadakan mujizat-Nya. Amin.
Aktivitas :
Menceritakan mujizat yang terjadi dalam hidup ASM.
Dimulai oleh GSM, kemudian GSM menunjuk ASM untuk
menceritakan mujizat yang dialaminya, setelah selesai ASM menunjuk seorang
temannya untuk menceritakan mujizat yang dialaminya dst.
Ayat Hafalan:
Ibrani 13:8
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini
dan sampai selama-lamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar