Pages

About

Jumat, 03 Agustus 2012

BAHAN PRA-REMAJA GIA KOPO PERMAI MINGGU KE-4


Mujizat Masih Ada
Bahan Alkitab : Kisah Para Rasul 12:1-11; Ibrani 13:8

Tujuan             : mengajarkan pada ASM bahwa mujizat masih terjadi dan dapat dialami ketika kita hidup dalam pujian dan penyembahan kepada Tuhan.

Pendahuluan
Tanyakan pada anak-anak bagaimana dengan mujizat, masih adakah mujizat di jaman teknologi yang begitu canggih ?
GSM dapat memutar klip / kesaksian tentang mujizat Tuhan yang pernah GSM tahu.
           
Isi
Mujizat bukanlah kata yang asing bagi kita. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata mujizat berarti sebuah kejadian yang menakjubkan/tidak lazim. Hal itu bisa mengacu pada kesembuhan, pemulihan dari segala keadaan, lolos dari kecelakaan/peristiwa maut, dan lain sebagainya. Intinya, sesuatu disebut mujizat, karena terjadi di luar akal pikiran manusia dan bersifat menakjubkan yang dapat memunculkan sikap kagum kepada Sang Pencipta. Namun di tengah dunia yang serba kompleks dan sangat mengandalkan rasio ini, masih relevankah mengharapkan mujizat terjadi dalam kehidupan kita? Tentu saja jawabannya adalah masih. Mengapa? Karena memang faktanya, manusia memiliki keterbatasan (dalam segala bidang kehidupan, termasuk di dalamnya kecanggihan teknologi), yang mana tidak semua masalah dapat dipecahkan oleh akal pikiran manusia. Agar kita semakin percaya, bahwa mujizat masih ada dan dapat terjadi dalam kehidupan kita, marilah kita belajar beberapa hal di bawah ini:
1.      Manusia Terbatas, Allah Tidak Terbatas
Sejak manusia diciptakan, Allah memperlengkapi manusia dengan berbagai hal yang luar biasa. Salah satu perlengkapan itu adalah akal pikiran dan  kecerdasan. Dengan pikirannya, manusia mampu menjadikan dirinya pencipta yang yang ulung, yang memungkinkan dirinya menjawab kebutuhan-kebutuhan hidupnya yang sulit sekalipun. Namun demikian, tetap saja manusia memiliki keterbatasan. Ia bahkan tidak bisa memahami, bagaimana mungkin mujizat dapat terjadi dalam hidup kita. Demikian juga menyangkut masa depan. Tidak seorang pun yang tahu, apa yang akan terjadi akan hari esok. Sebaliknya, Allah adalah Allah yang Maha Kuasa, yang keberadaan-Nya dan karya-Nya besar mengatasi segala sesuatu. Ia melampaui waktu (dulu, sekarang, dan akan datang), keadaan, dan keberadaan. Ia juga sanggup mengerjakan segala sesuatu. Sebab, memang tidak ada sesuatu pun yang mustahil di hadapan-Nya. Salah satunya adalah saat Allah membebaskan Petrus dari dalam penjara (Kis.12:1-11). Dalam peristiwa itu jelas sekali, bahwa kondisi Petrus lemah dan tidak berdaya. Bagaimana tidak, ia ditangkap sendirian dan dijaga oleh empat regu  tentara, yang masing-masing regu terdiri dari empat orang prajurit. Ini jelas situasi yang sulit bagi Petrus dan tidak mungkin baginya dapat meloloskan diri. Namun demikian, kesadaran jemaat bahwa Allah tidak terbatas dan sanggup menolong umat-Nya, terlihat jelas, saat mereka berdoa kepada Allah, agar Petrus dilepaskan (Kis.12:5). Dan Tuhan yang Mahatahu dan tidak terbatas itu sanggup menjawab doa-doa mereka dan melepaskan Petrus dari penjara. Tentu saja di dalam doa ini peranan iman jemaat dan keberserahan total Petrus akan mujizat Allah sangat mempengaruhi mujizat ini terjadi. Sehingga di kemudian hari, mereka dapat melihat, bagaimana Allah melepaskan Petrus dengan cara yang ajaib. Kepercayaan seperti inilah yang diperlukan, agar mujizat itu bukan sekedar  ada, tetapi juga dialami oleh setiap jemaat Tuhan di gereja kita.
2.      Allah Tidak Berubah: Dulu, Sekarang dan Selamanya
Dalam Alkitab ada banyak kisah menakjubkan akan kuasa Allah dalam menolong umat-Nya. Di antara kisah-kisah itu adalah keluarnya Israel dari Mesir lewat laut Teberau, kisah janda di Sarfat, dan kisah-kisah mujizat Yesus saat melayani di dunia (air menjadi anggur, berjalan di atas air, memberi makan lima ribu orang dengan dua ekor ikan dan lima roti, dll). Semua kisah tersebut menandakan, bahwa Allah yang kita sembah tidak pernah berubah. Jika dulu Ia sanggup melakukan mujizat, maka sekarang pun Ia dapat melakukannya, bahkan untuk selama-lamanya Ia akan sanggup melakukannya. Inilah ungkapan iman penulis Ibrani yang meyakini, bahwa Allah tidak pernah berubah (Ibr.13:8). Oleh karena itulah, penulis Ibrani meminta jemaat untuk  merunut kehidupan para pemimpin mereka yang hidup di dalam Tuhan, dan bagaimana Allah menolong hidup mereka. Hal ini ditegaskan oleh penulis Ibrani, agar jemaat melalui pengalaman iman para pemimpin mereka itu belajar, bahwa Allah sekali-kali tidak pernah meninggalkan orang-orang yang mengasihi Dia. Di sisi lain, penulis Ibrani juga ingin menegaskan, bahwa kalau dahulu Allah sanggup mengerjakan mujizat-Nya, maka di jaman sekarang, di mana umat Allah hidup, Allah juga masih sanggup mengerjakannya. Dengan kata lain, kita diminta untuk tidak ragu-ragu akan mujizat Allah, sebab mujizat-Nya masih ada dan dapat kita alami.

Penutup
Di tengah jaman yang mulai meragukan kuasa dan mujizat Allah, kita sering terjebak di dalamnya dan mulai ragu-ragu akan mujizat Allah. Melalui uraian di atas, kita diingatkan untuk tetap percaya, bahwa Allah berkuasa dalam hidup kita, dan bahwa Allah sanggup mengadakan mujizat-Nya. Amin.

Aktivitas :
Menceritakan mujizat yang terjadi dalam hidup ASM.
Dimulai oleh GSM, kemudian GSM menunjuk ASM untuk menceritakan mujizat yang dialaminya, setelah selesai ASM menunjuk seorang temannya untuk menceritakan mujizat yang dialaminya dst.

Ayat Hafalan:
Ibrani 13:8
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar