“Kecaplah dan
Lihatlah Kebaikan Tuhan!”
Bahan Alkitab : Mazmur 34:9,10
Tujuan :
mengajarkan kepada ASM untuk selalu menikmati kebaikan Allah dalam setiap
karyaNya.
Pendahuluan
Coba sharekan kebaikan
Tuhan yang kamu terima dalam minggu ini ...
Isi
Seringkali kita mendengar, mengucapkan, bahkan
menaikkan pujian “Kecaplah dan lihatlah...betapa
baiknya Tuhan itu!“ Namun mungkin kita tidak mengetahui, menyadari, bahkan
membayangkan, bagaimana pergumulan batin Daud, ketika ia mencetuskan kalimat
ini. Ya, kalimat ini muncul pada waktu Daud pura-pura tidak waras pikirannya,
diusir, dan melarikan diri agar selamat dari kejaran Saul dan musuh-musuhnya
(ay.1, ref: 1 Sam.21:10,13-15). Bayangkanlah perasaan-perasaan yang mungkin
muncul, seperti: sakit hati, jengkel, bingung, takut, gentar, gelisah dan tawar
hati, yang Daud mungkin rasakan ketika peristiwa ini terjadi! Di tengah-tengah
perasaan galau inilah, Daud mengucapkan “kecaplah
dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!“ Mengapa ia bisa melakukannya? Hal
apakah yang memotivasi hatinya, sehingga ia bisa mengucapkannya di saat seperti
itu?
- Kecaplah Kebaikan Tuhan!
Mengecap, membutuhkan indera pengecap, yang bisa
membedakan rasa pahit, manis, pedas, tawar, asin, dan asam. Seseorang yang tahu
rasanya “wasabi“, pasti akan mencoba memperingatkan teman yang baru pertama
kali akan memakannya. Akan tetapi, sebaik apa pun penjelasan tentang rasa
“wasabi“, masih lebih baik, jika mengecapnya secara langsung. Seseorang yang
pernah mengecap kebaikan Tuhan, mungkin akan bersaksi tentang pengalamannya
bersama Tuhan. Namun sebaik apa pun kesaksiannya, masih lebih baik jika kita
mengecap secara langsung kebaikan Tuhan, terlebih karena pengalaman akan Tuhan
bagi setiap orang berbeda.
Daud adalah seseorang yang pernah mengecap
manisnya kebaikan Tuhan, saat masih menjadi gembala kambing domba, saat diurapi
menjadi raja di usia muda, saat melawan Goliat, saat menang perang melawan
ribuan musuh, dan saat dielu-elukan bangsanya sendiri. Ia tidak dapat melupakan
manisnya bersama Tuhan, sekalipun suatu saat, ia harus merasakan pahitnya
hidup. Melalui mazmurnya, ia mendorong pendengar untuk mengecap setiap hal yang
Tuhan sediakan. Semua yang manis, anggaplah seperti madu yang menyegarkan;
semua yang pahit, anggaplah seperti obat yang menyembuhkan; semua itu berasal
dari kebaikan Tuhan dan bagi kebaikan kita.
- Lihatlah Kebaikan Tuhan!
Daud mampu melihat jauh ke depan dan jauh ke
belakang setiap kebaikan Tuhan. Pengalaman penyertaan Tuhan atas bangsanya
membuatnya yakin, bahwa setiap orang yang berlindung dalam naungan Tuhan pasti
berbahagia (ay.9b). Dengan demikian, mata imannya melihat, bahwa jauh di depan
sana, Tuhan juga akan beserta dan menyediakan kebaikan selama ia menantikan
terus perlindungan-Nya.
Apakah kita mampu melihat setiap kebaikan Tuhan
seperti Daud melihat? Lihatlah jauh ke belakang, bagaimana Tuhan menyatakan
kebaikan-Nya kepada keluarga kita, kepada orang tua kita, kepada leluhur kita,
bahkan jika mungkin, kita bisa memperluas pandangan kita dengan melihat
kebaikan Tuhan atas sejarah bangsa kita, karena Tuhan ada di dalamnya! Lalu,
lihatlah juga dengan iman, bahwa Tuhan akan menyatakan kebaikan-Nya bagi
anak-cucu kita, asalkan kita tidak lupa mengajarkan tentang Tuhan kepada mereka!
- Takutlah akan Tuhan!
“...sebab
tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!“ menjadi jaminan yang pasti bagi orang yang takut
akan Tuhan. Takut di sini bukan takut karena melihat sesuatu yang menyeramkan,
bukan pula phobia. Akan tetapi, takut disini menggambarkan kesadaran penuh akan
kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Biarlah dengan segala upaya,
kita dapat terus memperhatikan Tuhan, sehingga Tuhan akan memperhatikan kita
dengan berkat-Nya, mujizat-Nya, dan cara-Nya yang ajaib!
Penutup
Di bulan pujian ini, baiklah kita mengecap (secara
langsung dan pribadi) dan melihat (secara tidak langsung) setiap kebaikan Tuhan,
serta menyadari, bahwa Tuhan selalu ada dalam perjalanan kehidupan kita. Sehingga,
kita dapat menyatakan puji-pujian yang mengalir keluar dari hati kita kepada
Tuhan karena kebaikan-Nya sempurna dalam hidup kita. Amin.
Aktivitas :
Permainan :
ASM dibagi dalam 2 kelompok, setiap kelompok harus menyanyikan lagu yang
ada kalimat Tuhan Yesus/Allah baik, secara bergantian, bagi kelompok yang tidak
dapat menyanyikan lagu pada saat gilirannya, mendapat bonus, misalnya harus
menyanyikan lagu dengan gerakan yang dipilihkan oleh kelompok yang menang.
Makna permainan : kita dapat mengingat kebaikan Tuhan Yesus melalui
puji-pujian.
Ayat Hafalan:
Mazmur 31:20
Alangkah
limpahnya kebaikanMu yang telah Kausimpan bagi orang yang takut akan Engkau,
yang telah Kau lakukan bagi orang yang berlindung padaMu, di hadapan manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar