“Hidup oleh Percaya”
Bahan Alkitab : 2 Korintus 5:7; 2 Korintus 12:9
Tujuan :
Mengajarkan kepada ASM untuk “hidup oleh percaya” kepada Kristus
(Rasul Paulus)
Pendahuluan
Bagaimana
menurutmu hidup oleh percaya? (share)
ketika teman-temanmu menyontek, mabal dll
bagaimana dengan kamu? Apakah kita tetap hidup
percaya sebagai anak-anak Tuhan dan melakukan yang
baik / sebaliknya?
Mari kita akan belajar dari Rasul Paulus, yang
tetap hidup oleh percaya sekalipun mengalami
banyak tantangan,
rintangan bahkan aniaya dalam mengikut Tuhan Yesus.
Isi
Rasul Paulus, yang sebelumnya bernama Saulus, adalah seorang Yahudi yang dididik di
bawah pimpinan Gamaliel (Kis.22:3-4). Paulus adalah seorang ahli Farisi yang taat kepada hukum Taurat, sekaligus menjadi penganiaya jemaat (Filipi 3:4-6). Kisah Para Rasul 22:4 mencatat, bahwa Saulus telah menganiaya pengikut Jalan
Tuhan sampai mereka mati;
menangkap orang-orang dan memasukkannya
ke dalam penjara. Ia melakukan ini, karena ia merasa sedang
berbuat kebenaran dan membela Tuhannya.
Ketika dalam perjalanan ke Damsyik, Tuhan sendiri
menemuinya dan kemudian memanggilnya menjadi seorang Rasul. Walau Paulus
mendapatkan pengalaman rohani yang begitu luar biasa, ternyata hal ini tidaklah
meniadakan pergumulan, penderitaan, bahkan penyakit yang dideritanya. Dalam pelayanannya, Paulus mengalami
begitu banyak pergumulan, di antaranya adalah: lima kali disesah orang Yahudi, tiga kali
didera, dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal,
terkatung-katung di tengah laut, sering tidak tidur, kelaparan, dan masih
banyak hal lagi yang dialaminya (2 Kor.11:23-29). Bahkan, ketika
mendapatkan penglihatan yang sangat luar biasa dan diangkat ke surga, Rasul
Paulus justru mendapatkan pergumulan yang luar biasa pula. Ia digocoh oleh utusan iblis. Dan tentang hal ini, ia
telah tiga kali meminta pertolongan Tuhan. Namun Tuhan menjawabnya
dengan jawaban, “Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna,” (2 Kor.12:9). Resep apakah yang Paulus miliki, sehingga ia tetap hidup oleh percaya kepada
Kristus, walau kondisinya
secara manusia begitu berat dihadapinya?
1.
Keyakinan bahwa Tuhan Tetap Baik
Setelah perjumpaan pribadi dengan Tuhan, mata
rohani Paulus menjadi terbuka. Dan dalam perjalanan hidupnya, ia semakin mengenal pribadi Tuhan lebih
dalam lagi. Dengan mengenal pribadi Tuhan inilah, Paulus mengetahui, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang baik. Kebaikan-Nya
tidak diukur dari cara pandang manusia yang tidak dapat melihat pekerjaan Allah
dari awal sampai akhir, tetapi ia tetap percaya, bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik
kepadanya, walau sakitnya
tidak disembuhkan. Padahal, ia adalah orang yang dekat dengan Tuhan. Walau
mengalami begitu banyak pergumulan, bahkan sakit penyakit, ia tidak marah kepada Tuhan. Ia tetap mempercayai, bahwa Tuhan itu baik, karena memang Pribadinya baik adanya. Ini
menunjukkan, bahwa ia
memiliki sikap hidup karena percaya dan bukan karena melihat. Ini berarti bahwa
apapun yang kita alami, baik itu menyenangkan ataupun tidak menyenangkan, baik
itu kesuksesan ataupun kegagalan, baik itu kesenangan ataupun penderitaan, kita
harus tetap memiliki keyakinan bahwa Tuhan Yesus itu sungguh amat baik, Dia ada
dalam segala situasi di hidup kita untuk selalu mendatangkan kebaikan bagi
kita, setiap orang yang percaya.
2.
Tetap Bersyukur
Rasul Paulus, ketika mengalami penderitaan dan penyakit yang
dialaminya, ia tetap dapat bersyukur kepada Tuhan. Ia tidak marah, tidak
bersungut-sungut, dan tidak
menuduh Allah melakukan kejahatan atau keburukan kepadanya. Dengan mempercayai
bahwa Allah adalah Allah yang baik adanya, membuat kita dapat bersyukur atas
rencana indah yang Ia sediakan bagi kita, walau kita tidak dapat melihat melalui cara pandang manusia. Bersyukur
membuat diri kita lebih dapat menerima keadaan dan penyakit yang kita alami.
Bila kita bersungut-sungut dan mengeluh karena penyakit yang tak kunjung
sembuh, hal ini akan membuat imunitas tubuh semakin turun dan justru membuat
penyakit menjadi lebih parah lagi. Karena itu, contohlah Rasul Paulus yang
tetap bersyukur, walau
keadaannya buruk dalam kacamata manusia. Ia hidup karena percaya, dan bukan karena melihat. Satu hal yang
perlu kita ingat, bahwa ketika kita bersungut-sungut atau mengeluh, itu tidak
akan menyelesaikan masalah tetapi menambah masalah baru, ketika kita
bersungut-sungut atau mengeluh, itu akan menambah beban kita.
Penutup
Mungkin Rasul Paulus tidak mengalami mujizat
kesembuhan yang spektakuler. Tetapi, dengan terus hidup dalam percaya akan kebaikan
Tuhan dan tetap bersyukur sepanjang hidupnya, ini juga merupakan mujizat yang
spektakuler. Tidak semua orang mampu memiliki sikap hidup yang demikian. Karena
itu, marilah kita mencontoh kehidupan Rasul Paulus yang senantiasa bersyukur
dan mempercayai kebaikan Tuhan atas segala hal yang terjadi dalam hidupnya.
Hidupnya dipenuhi dengan percaya kepada Tuhan dan bukan atas dasar apa yang
dilihatnya. Karena itu, marilah kita hidup dengan penuh kepercayaan, bahwa Tuhan adalah Tuhan yang baik dan
senantiasa bersukur atas apa pun yang kita alami.
Aktivitas :
Ayo mencari apa kata Firman Tuhan!
GSM menyiapkan beberapa topik yang biasanya kita
hadapi seperti ketika kita tidak punya uang, ketika kita ditinggalkan oleh
teman, ketika kita sakit, dst. Ajak ASM untuk mencari ayat yang memberi janji
atau kekuatan sehingga kita dapat dikuatkan. GSM bisa menyiapkan konkordansi
untuk dapat dilihat oleh ASM, dan mengajarkan bagaimana cara memakai
konkordansi.
Melalui kegiatan ini ASM diajak untuk selalu
kembali kepada Firman Tuhan yang dapat memberi jawaban bagi setiap masalah
kita.
Ayat Hafalan:
2
Korintus 5:7
Sebab hidup kami ini adalah hidup karena
percaya, bukan karena melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar