Kitab : Yoel
Penulis : Nabi Yoel.
Tema : Tulah belalang sebagai hukuman Tuhan
Teks :
Yoel 1:1-20
Konteks Dekat : Keluaran
10:6,14
Konteks Jauh : Wahyu 9:3:11, Matius 24:21
Latar Belakang :
Yoel tampaknya berasal dari Yudea, sebab ia
terutama diutus kepada bangsa ini. Lagipula seringkali ia menyebut-nyebut Yudea dan Yerusalem (Yoel: 1:14, 2:1, 15, 32; 3:1, 12,
17, 20, 21). Nampaknya kitab ini ditulis di antara abad kelima dan keempat
Sebelum Masehi, pada masa kekuasaan kerajaan Persia. Nabi Yoel menceritakan tentang
datangnya kawanan belalang yang merusakkan segala tumbuhan dan musim kemarau
yang hebat sekali di Palestina. Yehuda
dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang jahat bagaikan sekumpulan belalang. Harapan
mereka satu-satunya hanya pertobatan. Kitab ini memfokuskan penghakiman yang
sudah lampau (belalang), penghakiman yang sedang dihadapi (bangsa-bangsa),
tersedianya belas kasihan Allah dan panggilan Allah untuk bertobat (Yoe 1:13-20; 2:12-17).
Siapa : -Yoel, yang
namanya berarti "Tuhan adalah Allah", memperkenalkan dirinya sebagai
"bin Petuel" (Yoel 1:1). Banyaknya acuan ke Sion dan pelayanan di dalam Bait
Suci sepanjang kitab ini menunjukkan bahwa ia seorang nabi kepada Yehuda dan
Yerusalem.
-para
tua-tua (1:2) dan para imam (1:13) bertanggung jawab dalam kepemimpinan nasional pada saat itu.
Dimana : Kerajaan Selatan (Yehuda)
Kapan : 835 sM sesudah zaman pembuangan.
Apa yang terjadi :
Fokus
|
Hari Tuhan
alat instropeksi
(1:1) (1:20)
|
Hari Tuhan
menunjuk masa yang akan datang
(2:1)
(3:21)
|
||
Bagan
|
Masa belalang
(1:1)
(1:12)
|
Masa
Kekeringan
(1:13)
(1:20)
|
Hari Tuhan
sudah dekat
(2:1)
(2:27)
|
Masa akhir
hari Tuhan
(2:28) (3:21)
|
Topik
|
Historisitas
penyerbuan
|
Nubuatan
penyerbuan
|
||
Penghukuman
masa lalu bagi Yehuda
|
Hukuman Yehuda
dan Pemulihan Yehuda
|
|||
Tempat
|
Kerajaan Selatan (Yehuda)
|
|||
Waktu
|
835 sM
|
|||
Bagaimana :
1.
(Yoel 1:2-20) menggambarkan kehancuran Yehuda ketika pasukan
belalang yang besar melahap daun-daunan dari kebun anggur, pohon, dan ladang
mereka (Yoel 1:7,10), dengan demikian mendatangkan kesengsaraan besar
atas umat itu. Di tengah malapetaka itu, nabi Yoel meminta para pemimpin rohani
Yehuda untuk memimpin bangsa itu kepada pertobatan nasional (Yoel 1:13-14).
2. (Yoel 2:1-17) mencatat dekatnya hukuman Allah yang bahkan lebih
besar lagi dari utara (Yoel 1:1-11), baik dalam bentuk:
(a) bencana belalang
lain yang secara kiasan dilukiskan sebagai pasukan perusak, atau
(b) serbuan sebuah pasukan asing yang sungguh. Sekali
lagi sang nabi mencanangkan tanda bahaya rohani di Sion (Yoel 2:1,15), memanggil perkumpulan raya yang kudus di mana para
imam dan seluruh bangsa itu dengan sungguh-sungguh akan mencari kemurahan Allah
di dalam pertobatan, puasa, syafaat dan kehancuran yang ikhlas di hadapan-Nya (Yoel 2:12-17).
3.
(Yoel 2:18--3:21) diawali dengan pernyataan bahwa Allah mengasihani
umat-Nya ketika melihat pertobatan mereka yang sungguh-sungguh (kata kerja
Ibrani dalam Yoel 2:18-19 menunjuk tindakan yang sudah dikerjakan).
Mengapa :
Ayat 1, Yoel berarti Yahweh (atau Yehovah) adalah Allah. Petuel berarti dibujuk Allah. Di Timur, pemakaian nama ayah
berfungsi sebagai tanda identifikasi.
1:2-9 Keluhan tentang tulah belalang
Ayat 2-3
Ayat 2 dan 3 adalah panggilan yang harus mengajak umat
itu untuk mendengarkan cerita selanjutnya. Rumusan ini menuju kepada cara yang
biasa dipakai oleh pengajar hikmat atau seorang pengkhotbah (Maz. 78:1-4, Ayub
34:2, Hosea 5:1). Yoel disini bermaksud
untuk menarik perhatian, makanya ia mempergunakan suatu cara pengajaran yang
biasa di Israel. Dengarlah ini. Permohonan yang sungguh-sungguh untuk
memperhatikan apa yang akan terjadi (Amsal 3:1, 4:1, 5:1). Para Tua-tua. Disini bukan
tua-tua pejabat tetapi orang-orang yang berusia lanjut yang meneruskan adat
masa lampau kepada generasi berikut. Tetapi lebih baik kita menafsirkan para
tua-tua disini sebagai suatu kelompok tertentu dimasyarakat Israel pada zaman
Yoel. Para tua-tua tersebut adalah para pemimpin yang berfungsi sebagai
wakil-wakil jemaat Yerusalem (Ezra 5:9). Didalam teokrasi ini para tua-tua
diberikan tanggung jawab dan pangkat khusus karena mereka sudah dari dahulu
diterima didalam masyarakat selaku orang yang sanggup memimpin (Hak. 8:14).
Kewibawaannya didasarkan pada umurnya, pengalamannya, hikmatnya, dan
kepercayaannya bahkan atas fungsi untuk menyerahkan sejarah keselamatan kepada
keturunannya berikut.seluruh negeri,disini ialah daerah
Yehuda dan Yerusalem (Yoel 3:1). Namun secara praktis yoel sedang mengahadapi
rakyat yang ada di Yerusalem sehingga semua penduduk negeri berarti seluruh
Yerusalem dan sekitarnya. Zaman nenek moyang disini adalah kebiasaan di antara bangsa timur,
kenangan waktu lampau diceritakan dari generasi ke generasi karena terdapat
sebab akibat dalam ayat 3, dan ini membuktikan kebiasaan mereka pada saat itu
untuk menceritakannya.
Ayat 4
Kebinasaan total yang dimaksud dalam ayat ini, suatu
tulah belalang yang membinasakan segala tumbuh-tumbuhan. Belalang pengerip, belalang
pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap. Ini adalah jenis
belalang yang terdapat didaerah timur. Jenis belalang tersebut memoliki nafsu
makan yang sangat kuat dan sangat cepat dalam berkembang biak sebab saat
belalang tersebut lewat tidak ada tumbuhan yang tersisa.dan wabah ini sangat
mengerikan sekali. Sebenarnya ini digambarkan yoel bahwa kawanan belalang ini
merupakan pelajaran sebuah peringatan akan hari pengadilan Allah yang sudah
semakin dekat (Ayat 15). Makna
belalang tersebut menurut saya adalah
untuk menjelaskan dengan tegas, bagaimana mutlaknya kebinasaan
direalisasikan. Bencana ini terdiri dari serentetan serangan belalang yang
tidak meninggalkan sesuatu apapun.
Ayat 5-7
Ayat 5-7 adalah kelanjutan sebab akibat yang dilakukan
oleh belalang tersebut yang membuat bencana yang hebat. Disini yoel menyerukan
untuk mengadakan ratapan rakyat. Ayat 5 bangunlah,
hai pemabuk. Para pemabuk disini mewakili golongan mewah. Karena
belalang-belalang memakan habis kebun-kebun anggur hingga hancur, maka para
pemabuk dan para peminum anggur harus menyadari realitas itu. Barang kali harus
diingat kepada kebiasaan pada saat itu, orang yang pada suatu pesta panen
biasanya meminum banyak air anggur, khususnya anggur yang baru. Anggur
Baru disini adalah anggur, dimana proses peragian dihentikan dan orang
merasakan anggur itu paling enak. Orang-orang yang biasa pada upacara pesta
panen itu menikmati anggur dan yang ketiduran karena mabuknya harus bangun dan
meraung sebab kenikmatan terpaksa disudahi akbat bencana belalang tersebut.
Oleh sebab itu anggur yang dirampas dari mulut, maka orang yang biasa
bergembira sekarang harus menyadari dukacita. Ayat 6-7, penyebab kesulitan tersebut ialah amat banyaknya musuh
senjata-senjata mereka sangat mengerikan yang mereka miliki serta akibat-akibat
buruk serangan mereka. Taringnya. Taring beberapa jenis
belalang seperti gergaji. Dengan taring seperti itu mereka dapat mengunyah
kayu, kulit, dan daun. Buntung. Ini gaya bahasa hiperbola.
Belalang tidak dapat membuat pohon ara menjadi buntung, tetapi mereka dapat
mengurangi nilai pohon ara itu menjadi serpih. Dengan mengunyah bunga, daun,
dan kulit kayunya dapat membuatnya gundul. Pohon ara dan pohon anggur
melambangkan kesejahteraan dan kesuburan Israel. Dan oleh kejadian yang
mengerikan tersebut, para pemabuk tersebut harus bangun dari tidurnya.
Ayat 8-9
Merataplah, dalam hal
ini menurutpendapat saya menunjukan kepada rakyat bahkan kepada seluruh negeri.
Rakyat ini dan seluruh negeri diumpamakan seperti seorang putrid (Yesaya
62:4,5; Yesaya 62:11, 6:26). Dukacita rakyat dan negeri Tuhan itu harus sama
dalamnya seperti dukacita seorang perempuan muda yang kehilangan mempelainya.
Dimaksudkan seorang perempuan yang sebelum perkawinannya kehilangan bakal
suaminya. Untuk mengerti lebih dalam dukacita perempuan ini kita harus
mengetahui sedikit tentang adat pertunangan dan perkawinan di Israel. Masa
mudanya menjelaskan masa sebelum
perkawinan yaitu masa pengantin (Yer. 2:2), sebelum perempuan ini dibawa
kerumah suaminya. pada saat itu telah terjadi sesuatu dengan mempelai tersebut
barang kali dia mneinggal. Konsekuensinya ialah bahwa perempuan ini harus
dianggap janda. Dan ini adalah suatu dukacita yang sukar di Israel. Kain
Kabung, yang dibuat dari kain kasar yang berwarna hitam adalah tanda
dukacita. Baik dalam keadaan pribadi maupun keadaan umum kain kabung
dipergunakan sebagai tanda bukti dukacita dan kerendahan hati berhubungan
dengan kebiasaan perkabungan (Kej.37:34, Yes. 32:11,12; Yer.48:37). Namun pokok
perbandingan didalam ayat 8 ini bukanlah perempuan ini yang seolah-olah
melambangkan umat Israel, tetapi dukacita yang luar biasa dalamnya pada
perempuan ini. Ratapan umat Tuhan karena kemusnahan negerinya haruslah sama
dalamnya dengan ratapan seorang perempuan yang kehilangan mempelainya. Dan ini
mengisahkan bagaimana daruratnya yang dialami oleh Yehuda dan Yerusalem. Ayat 9, kurban sajian dank urban curahan,
keduannya berarti kurban sehari-hari.(Bil.15:5; 28:7; Kel. 29:38). Karena hasil
tanah sudah binasa dalam ayat 7,10-12, maka ibadah dirumah Allah tidak dapat
diteruskan lagi, sehingga juga para petugas yaitu imam-imam dan pelayan-pelayan
berdukacita. Perhentian persembahan-persembahan ini dilihat yoel sebagai suatu
peristiwa yang hebat karena persembahan-persembahan ini dihubungkannya dengan
berkat Tuhan (2:14). Rumah Tuhan tanpa korban-korban ini tidak dapat berfungsi
sebagai rumah Tuhan. Tanda-tanda persekutuan keselamatan antara Tuhan dengan
umat-Nya tidak ada lagi. Imam-imam selaku pengantara persekutuan ini juga tidak
menerima lagi sebagian dari korban persembahan sebagai nafkah kehidupannya
(imamat 2:3). Dan menurut Yosephus berpendapat bahwa pemutusan kurban-kurban
sehari-hari adalah malapetaka paling mengerikan dan tidak pernah terjadi
sebelumnya dalam pengepungan Yerusalem. Pelayan-pelayan Tuhan khusus
berfungsi sebagai pelayan mezbah, penjaga dan pemilik rumah Tuhan.
Ayat 10-12 Masa Kekeringan
Gandum, anggur, dan minyak merupakan bahan-bahan pokok
hasil tanah Israel. Malahan bahan ini selalu dipandang sebagai tanda keselamatan
(Ul. 7:13). Rupanya menjadi kering dan menipis bukan saja
diakibatkan oleh belalang-belalang namun juga oleh musim kemarau, hal tersebut
sudah menjadi biasa karena jika belalang muncul dengan hebat, selalu terjadi
pada musim kemarau. Tanah berkabung. Tanah dilukiskan sebagai manusia yang
berkabung. Kegembiraan terdapat apabila hasil tanah melimpah (Mzr. 65:10-14).
Ayat 11-12 oleh karena itu juga petani-petani
dan tukang-tukang kebun berdukacita,
karena panennya gagal. Orang-orang ini menjadi malu, karena jerih payahnya
tidak berhasil. Ayat 11-12 menyebutkan serentetan hasil tanah dan pohon-pohon
yang buah-buahnya amat berharga untuk masyarakat. Karena segala sesuatu sudah
layu dan hancur maka semuanya tidak ada lagi kegunaanya. Anak-anak manusia,
khususnya para petani dan para tukang kebun menjadi malu untuk menyukakan diri.
Kegirangan sudah sama seperti keadaan dipadang yaitu telah layu. Masa
keselamatan selalu disertai dengan kesukaan anak-anak manusia (Yes.9:2; 35:10;
Zak. 8:19).
Ayat 13-14 Himbauan untuk
bertobat
Dalam ayat ini pemikirannya kembali kepada ayat 9.
Disini para imam ditegur berdasarkan prinsip yang sama seperti untuk para
pemabuk pada ayat 5. Dengan gagalnya panen, pelayanan mereka akan berakhir,
karena tidak aka ada buah-buah sulung dan berbagai persembahan kurban akan
segera berhenti. Lilitkanlah kain kabung.
Suatu istilah khusus, yang menyatakan bahwa orang yang bersangkutan mempersiapkan
diri untuk suatu aktivitas. Aktivitas disini bukanlah saja berdukacita,
melainkan juga didalam dukacita itu mengantarai Tuhan dan umat-Nya sebagai
wakil-wakil rakyat, imam-imam dan pelayan-pelayan harus merendahkan diri karena
bencana yang melanda Yehuda dan Yerusalem. Kata mengeluhlah, biasanya dilakukan memukul dada sebagai tanda dukacita
yang sungguh-sunggu (Yes.32:12). Dengan hal ini membuktikan kesungguhan
dukacita kepada Tuhan, dengan sikap kesungguhan ini mereka hendak memohon
kepada Tuhan Allah supaya keadaan darurat itu di berikan-Nya rahmat lagi. Sudah
ditahan dari Rumah Allahmu, korban sajian dan korban curahan,disini
karena korban sajian dan curahan ditahan dari rumah Tuhan Allah suatu hal yang
menunjukan terputusnya persekutuan Tuhan Allah dengan umat-Nya, maka dengan
cara perkabungan ini diusahakanlah pemulihan persekutuan ini. Ayat 14, walaupun
negeri dan rakyat sudah diajak untuk meratap (ayat 8), namun umat Tuhan
dipanggil khusus berkumpul dirumah Tuhan. Dan petunjuk-petunjuk di dalam ayat
14 harus dilaksanakan oleh para imam. Puasa adalah suatu perbuatan kultis,
dimana orang menahan diri untuk menahan diri dari makanan dan minuman dan
persetubuhan. Puasa yang kudus dimaksudkan bahwa satu hari dikhusukan untuk
melakukan puasa sebagai pengakuan bahwa orang takluk kepada keadaan darurat
yang dialami itu dan kepada Tuhan. Berhubung dengan itu semua penduduk negeri
harus dikerahkan untuk perkumpulan raya. Maskudnya dan tujuan ibadah ini ialah
berseru kepada Tuhan melalui berpuasa dan berdoa. Dan saya berpendapat bahwa
setiap bagian kegiatan ini menuju kepada keseluruhan yaitu sikap pertobatan
kepada Tuhan (Yoel 2:12-17).
Ayat 15-20 Kengerian Hari Tuhan.
Ayat 15 tentang hari Tuhan, Yoel maksudkan bahwa manusia memiliki masa jayanya
dan berjalan menurruti kemauannya tetapi akhirnya Hari Tuhan harus tiba. Barang
kali dengan ungkapan-ungkapan yang singkat ini, seperti yang terdapat dalam
keseluruhan pasal 1, hendak menekankan keistimewaan keadaan ini untuk Yehuda
dan Yerusalem. Melihat konteks Yoel tulah belalang dan kekeringan yang luar
biasa itu harus dilihat oleh rakyat sebagai pendahuluan hari Tuhan. Didalam
bencana yang dialami oleh rakyat dan yang mengancam ekonomi rakyat dan
kehidupan rohani, Yoel melihat itu sebagai tanda kedatangan hari Tuhan. Yang
Maha Kuasa. Kata Ibrani “Shadday” dipakai sebagai nama Allah dengan Acuan jelas
kepada kuasa ilahi. Ayat 16, Didepan
mata kita, orang-orang yudea tak berdaya mencegah kehancuran yang
terjadi akibat bencana tersebut. Sukaria dan sorak-sorai. Sukaria
pertemuan agamawi dan penyajian hasil pertama. Ini dipersembahkan dibait Suci
dengan sukacita (Ul. 26:1-11). Namun sukaria dan sorak sorai tidak ada lagi
karena manusia berdukacita dan tidak ada kesempatan untuk membawa korban kepada
Tuhan (ayat 9). Ayat 17-18, karena
kekeringan yang terjadi maka biji-bijian tidak dapat bertunas. Didalam tanah
tidak ada air akibat kekeringan tersebut. Gudang-gudang dan lumbung-lumbung
yang digunakan untuk menyimpan gandum, tidak berguna lagi dan sudah runtuh
akibat tidak terpelihara lagi. Dengan rengkiang-rengkiang dan lumbung-lumbung yang
hancur itu maka binasalah kemungkinan kehidupan dan harapan atas masa
depan. Yoel menuliskan keputusan asaan negeri tersebut. Jugalah hewan menderita tidak ada rumput akibat bencana tersebut
bahkan kambing domba pun menjadi tersiksa akibat hal tersebut. Hal ini
menerangkan bahwa bencana tersebut bukan main beratnya karena pada umumnya
kambing domba malahan didalam keadaan yang sekali pun sukar tetap berhasil
mendapatkan makanan. Ayat 19-20, di
antara alam yang mengeluh itu, yoel menempatkan dirinya sebagai perantara,
dengan meminta rahmat kepada Tuhan melalui doanya (ayat 19,20). Yoel dengan
mengucapkan doanya berfungsi sebagai penyambung lidah seluruh umat-Nya. Api dan nyala api, harus dihubungkan
dengan musim kemarau dan kekeringan. Poho-pohon yang dimakan belalang itu
sebagai kayu bakar dengan gampangf dapat menjadi api, karena musim kemarau yang
begitu hebat. Hewan menjerit karena
rindu kepada-Nya. Dengan pemakaian perumpamaan ini Yoel hendak melukiskan
bahwa alam, dan para mahkluk tidak sanggup mengatasi bencana tersebut. Mungkin
ini perumpamaan seperti dalam Maz. 42:2.
Kesimpulan:
Nubuat Yoel didalam pasal 1 harus dibaca dari
pusatnya, yaitu ayat 15. Malapetaka didalam bentuk tulah belalang dan
kekeringan merupakan bencana yang sangat dasyat yang menimpa negeri tersebut.
Peristiwa yang mengganggu ekonomi, bahkan seluruh kehidupan diperdalam dengan
menempatkan keadaan itu dalam terang kedatangan hari Tuhan. Untuk membangkitkan
rakyat maka yoel mengatakan dengan keras bahwa hari Tuhan akan datang dan
diperlukan pertobatan. Yoel mengejutkan umat Tuhan, tetapi pada saat yang sama
umat Tuhan ini diajaknya supaya mereka sadar (ayat 2,5,8,13,14). Dan
berhimpun dalam rumah Tuhan untuk
berseru kepada Tuhan agar nyata kesungguhan kepercayaan mereka.
Aplikasinya :
1.
Meluruskan yang salah
Tugas Yoel ialah memberitahu manusia apa kesalahan mereka, tetapi tugas manusia adalah meluruskan yang salah itu! Apabila Allah memberikan suatu peringatan yang jelas, maka reaksi kita satu-satunya hanyalah pertobatan.
Tugas Yoel ialah memberitahu manusia apa kesalahan mereka, tetapi tugas manusia adalah meluruskan yang salah itu! Apabila Allah memberikan suatu peringatan yang jelas, maka reaksi kita satu-satunya hanyalah pertobatan.
2. Pertobatan
dan pengampunan
Kedua hal di atas saling berhubungan erat dalam Alkitab. Jika kita bertobat, kita akan diampuni. Dan jika kita tidak mau bertobat, maka kita tidak dapat diampuni.
Kedua hal di atas saling berhubungan erat dalam Alkitab. Jika kita bertobat, kita akan diampuni. Dan jika kita tidak mau bertobat, maka kita tidak dapat diampuni.
3. Pesan Yoel
kepada gereja
Yoel berkhotbah kepada suatu bangsa, yaitu umat pilihan Allah. Bencana alam merupakan petunjuk akan adanya kerusakan rohani. Hal ini merupakan suatu pelajaran yang penting bagi umat pilihan Allah pada saat ini, yaitu gereja. Apakah kita menderita kelaparan rohani? Apakah kita mengalami kekalahan rohani? Apakah orang-orang yang belum percaya yang ada di sekeliling kita menertawakan gereja? Apakah kita merasa tertekan dan kehilangan semangat? Jika demikian, dosa, ketidakpercayaan, ketidaktaatanlah yang menjadi sebab semuanya itu. Kalau begitu, maka jawabannya adalah pertobatan. Dan jika umat Allah mendengar, menanggapi, bertobat dan berlaku taat, Allah akan mengampuni dan memulihkan serta memberkati kita.
Yoel berkhotbah kepada suatu bangsa, yaitu umat pilihan Allah. Bencana alam merupakan petunjuk akan adanya kerusakan rohani. Hal ini merupakan suatu pelajaran yang penting bagi umat pilihan Allah pada saat ini, yaitu gereja. Apakah kita menderita kelaparan rohani? Apakah kita mengalami kekalahan rohani? Apakah orang-orang yang belum percaya yang ada di sekeliling kita menertawakan gereja? Apakah kita merasa tertekan dan kehilangan semangat? Jika demikian, dosa, ketidakpercayaan, ketidaktaatanlah yang menjadi sebab semuanya itu. Kalau begitu, maka jawabannya adalah pertobatan. Dan jika umat Allah mendengar, menanggapi, bertobat dan berlaku taat, Allah akan mengampuni dan memulihkan serta memberkati kita.
Daftar Pustaka:
Andreas Rusmanto. Diktat Pembimbing Perjanjian Lama
dan Diktat Hermeunetik.
Charles F. Pfeiffer dan Everett F. Haririson. The
Wyclife Bible Commentary.
WS Lasor. Pengantar Perjanjian Lama 2. Dan Handbook to
the Bible.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar