“Waspadai Perzinahan!”
Bahan Alkitab : Wahyu 2:12-29
Tujuan :
Menjelaskan
kepada ASM agar bersikap hati2 terhadap bahaya perzinahan (jasmani dan rohani)
seperti yang terjadi di dalam jemaat Pergamus dan Tiatira
Pendahuluan
Kata zinah/perzinahan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) memiliki arti suatu aktivitas seksual yang melibatkan pria dan
wanita, yang sama-sama terikat dalam pernikahan. Namun dalam konteks rohani,
Alkitab sering mendeskripsikan zinah/perzinahan sebagai perilaku tidak setia
umat Allah yang membelakangi (mengkhianati) Tuhan dan mengikuti/menyembah ilah
lain, seperti baal, asytoret, dagon, dan lain-lain (Yeremia 3:2;Hosea
4:12-15;Wahyu 2:14,21-22, dll). Dalam kasus tertentu, Alkitab juga menyebutkan
bahwa perzinahan rohani bisa berdampak pada perzinahan jasmani, demikian
sebaliknya (1 Kor.6:16-17). Akibat dari perbuatan zinah ini, selain mendapat
sanksi sosial, seperti yang tertulis dalam Amsal 6:29-35, juga mendapat sanksi
yang keras dari Allah.
Isi
Hal
ini tampak jelas tersirat di dalam Wahyu 2:12-29, yang mana di dalamnya Allah
memposisikan diri sebagai lawan yang akan membinasakan jemaat Tuhan, jika
mereka bersentuhan dengan dosa ini. Oleh karena begitu seriusnya dosa ini di
hadapan Allah maka melalui renungan ini, mari kita bersikap waspada dengan
segala bentuk dosa perzinahan. Beberapa hal di bawah ini akan menolong kita
untuk bersikap waspada:
1.
Kenalilah Filosofinya!
Baik
jemaat Pergamus maupun Tiatira, mereka sama-sama menghadapi tantangan yang
sangat membahayakan. Tantangan tersebut yaitu berupa pengajaran sesat yang
masuk menyusup melalui pengajar-pengajar palsu yang hanya ingin mencari
keuntungan di tengah-tengah jemaat. Di antara pengajaran itu adalah ajaran
Bileam, Nikolaus, dan Izebel. Pengajaran Bileam dan Nikolaus (kedua pengajaran
ini sebenarnya sama karena nama Nikolaus/Yunani adalah terjemahan dari Bileam
dalam bahasa Ibrani Bil’am) mencampuradukkan iman Kristen dan ajaran kafir
(sinkretis) dengan tujuan, agar kekristenan dapat diterima oleh masyarakat dan
agama sekitar. Secara khusus, ajaran ini menganggap bahwa tubuh itu lebih
rendah dari rohani dan bersifat cemar. Oleh karena itu, tubuh dapat dipakai apa
saja karena tidak ada hubunganya dengan rohani (ini cikal bakal ajaran gnostik
yang muncul pada tahun 200 M). Ajaran ini juga mendorong jemaat, agar tidak
segan-segan memakan persembahan agama kafir atau terlibat langsung dengan
aktivitas keagamaan masyarakat Pergamus yang
cenderung mencemarkan tubuh (Pergamus merupakan pusat penyembahan empat
agama besar, yaitu penyembahan Zeus, Atena, Dionisus, dan Asklepius). Bahkan,
pengajaran ini merujuk pada penyelewengan seksual agama kafir, yang mana
memperbolehkan hubungan seks dengan siapa saja/pelacuran bakti. Dengan adanya
ajaran ini maka jemaat di Pergamus dibawa masuk pada pintu gerbang perzinahan
rohani dan jasmani. Sementara itu, di jemaat Tiatira, ajaran ini juga
berkembang, yang diajarkan oleh seorang yang menyebut diri nabiah (wanita:
Izebel). Nama Izebel ini merujuk pada suatu kelompok jemaat di Tiatira yang
menganut ajaran Nikolaus. Ajaran ini, sekalipun dinyatakan sesat oleh bapa-bapa
gereja, namun masih hidup hingga sekarang ini. Bahkan tanpa disadari, beberapa
gereja terjerat dengan ajaran-ajaran seperti ini. Mereka menganggap free
seks/aktivitas seksual itu biasa (dalam bentuk rohani ada yang menganggapnya
pernikahan dalam roh, yang mana ada unsur memisahkan antara menikah tubuh dan
menikah rohani). Demikian juga dalam hal ikut ritual agama lain, mereka
menganggap itu tidak masalah. Bahkan, ada beberapa yang mengarah pada
sinkretis. Trans gender dan bentuk-bentuk pencemaran tubuh yang lain merupakan
indikasi-indikasi nyata adanya pengaruh ajaran Nikolaus/gnostik. Oleh karena
itu, kenalilah filosofinya dan waspadalah!
2.
Bagaimana Menangkalnya?
Pertama,
menurut konteks bacaan kita (Wahyu 2:12-29) tidak ada kata lain selain
bertobat. Perintah bertobat ini ditujukan kepada mereka yang menganut dan
mengajarkan ajaran sesat tersebut, tetapi juga kepada mereka yang membiarkan
ajaran itu berkembang (ay.16,19-20). Hal ini berarti bahwa gereja tidak boleh
kompromi dengan segala bentuk perzinahan (baik rohani/jasmani). Tentu saja
tindakan tidak kompromi ini mengacu pada bentuk disiplin yang perlu diterapkan
gereja kepada mereka yang menganut ajaran-ajaran tersebut atau yang secara
langsung terlibat perzinahan jasmani. Dengan menerapkan disiplin yang ketat
diharapkan menjadi peringatan bagi jemaat lain, agar tidak melakukan hal yang
sama. Kedua adalah menjauhkan diri/menghindari dari segala sesuatu yang berbau
perzinahan dan kemesuman/percabulan/pornografi. Seringkali, langkah ini efektif
untuk menangkal perbuatan zinah. Yang ketiga adalah dengan terus belajar
kebenaran Firman Tuhan. Itu berarti, gereja wajib memberi pengajaran yang benar
kepada jemaat, sementara jemaat wajib belajar tentang pengajaran gereja/Firman
(ay.26). Kalimat “melakukan pekerjaan-Ku”
menunjuk pada kesetiaan mengajarkan dan mentaati Injil. Karena itu sangat
penting bagi jemaat/ASM khususnya untuk memiliki waktu SATE pribadi setiap
hari, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, serta melakukannya dalam hidup
sehari-hari, karena Firman Tuhan akan menjaga kita untuk dapat hidup sesuai
dengan kehendak Tuhan.
Penutup
Bahaya
perzinahan memang luar biasa. Ia ada di sekolah, di kantor, di rumah tangga, di
tempat umum, bahkan di gereja sekalipun. Oleh karena itu, dengan mengenali
filosofi/indikasinya dan tekat menolak dosa ini (dengan pertolongan Tuhan),
pasti kita bisa mengatasinya. AMIN.
Ayat
hafalan :
1
Tesalonika 4 : 7
Allah
memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Aktifitas
:
Buat
bentuk lingkaran (duduk), GSM memberi kesempatan kepada setiap ASM untuk
menjawab setiap pertanyaan sbb :
-
Sebutkan
bentuk-bentuk perzinahan yang kalian ketahui (masing-masing anak memberi 1
jawaban), termasuk perzinahan jasmani atau rohani? (misalnya : kirim2an sms/BBM
porno à termasuk perzinahan rohani dst)
-
Bagaimana
cara praktis agar kalian tidak melakukan perziahan baik jasmani maupun rohani?
(masing-masing ASM member 1 jawaban)
Agar
lebih menarik dapat dilakukan dengan sedikit permainan, misalnya buat tempat
duduk sesuai jumlah ASM (jadi ada 1 orang yang tidak kebagian tempat duduk jika
GSM ikut dalam lingkaran tsb), semua ASM termasuk GSM menyanyikan lagu “jalan
serta Yesus” dengan gerakan, ketika GSM menghentikan lagu tsb, semua harus
secepatnya duduk, 1 orang yang tidak mendapat tempat duduk yang diberi
kesempatan untuk menjawab pertama dilanjutkan kepada teman sebelah kiri atau
kanan yang dipilih oleh ASM tsb.
Refleksi:
·
Perzinahan
bukanlah perkara sepele karena perzinahan merupakan dosa. Perzinahan ada di
mana-mana dan siap untuk menantang setiap kita. Oleh sebab itu, berjaga-jaga
adalah cara aman untuk menangkal perbuatan zinah tersebut. Sudahkah kita
berjaga-jaga? Bagaimana caranya? Renungkan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar