KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-1 (Oktober)
TEMA : “Tuhan Itu Setia” (Ulangan 32:1-14)
Tujuan : “Anak Sekolah Minggu mengetahui bahwa Tuhan
itu setia ”
Nats Ulangan 32:1-14
Latar
Belakang
Kitab
ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan
memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru.
Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap
masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang
pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka
memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum
Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat
yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan
kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa
Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang
pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur
Yerikho dan Sungai Yordan.
Sebelum menyerahkan kepemimpinan
kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk
menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang
- perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
- kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk
beriman dan taat, dan
- perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada
Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia
dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.
Dengan
segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui
perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.
- Amanat Musa yang
pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai
serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat
kepada-Nya (Ulangan 1:6 - 4:43).
- Amanat Musa yang
kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan
soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya
tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan
hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ulangan 4:44 - 26:19).
- Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka ( Ulangan 27:1-30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ulangan 31: 1 - 34 : 12).
Tafsiran Singkat Ulangan
32: 1-14
Pengajaran Musa itu
berkisar pada fakta sikap dan tindakan Allah terhadap Israel dan bagaimana dampaknya terhadap
status dan keadaan mereka. Allah telah
berlaku begitu penuh anugerah, mengkhususkan
mereka dari sekian banyak anak-anak Adam (ayat 8-13), menjadikan mereka harta kesayangan-Nya agar mereka dapat serasi menjadikan Allah harta kemuliaan mereka sebagai
bangsa. Hanya umat Allah yang dapat
merasakan hubungan anak-bapa dengan Allah,
dapat mengalami penghormatan (ayat 10), jaminan pemeliharaan dan kasih mesra Allah yang menyeluruh (ayat 12)..
Allah setia, adil dan
benar. Allah tidak pernah dipengaruhi oleh tindakan umat-Nya. Dari sejak mereka di Mesir Allah
setia menyertai mereka (ayat 7). Di
padang gurun Allah menjaga mereka seperti
biji mata-Nya (ayat 10). Sungguh mengagumkan kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah kepada umat-Nya.
Kesetiaan Allah berbeda dengan kesetiaan
manusia yang bersyarat dan mudah pudar. Saat
ini, banyak orang setia kepada Allah dengan syarat mendapat berkat (secara materi). Perikop ini mengajarkan bahwa
kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah
adalah berkat terbesar bagi umat-Nya.
Dalam
nyanyian lembut Musa, Allah digambarkan sebagai induk rajawali yang bisa
dipercaya oleh anak-anaknya, bahkan dalam pengalaman yang menakutkan seperti
belajar terbang. Seekor induk rajawali membangun sarang yang nyaman untuk
anak-anaknya, melidungi mereka dengan bulu-bulu dadanya sendiri. Tetapi insting
pemberian Allah untuk membangun sarang yang aman pun memaksa rajawali-rajawali
muda itu untuk terbang, dan induk rajawali tidak akan melewatkan kewajibannya
untuk mengajari anak-anaknya. Karena hanya dengan demikianlah mereka memenuhi
kodrat mereka.
Maka
suatu hari induk rajawali itu akan mengusik ranting-ranting pada sarang
tersebut dan membuatnya jadi tempat yang tidak nyaman. Kemudian ia akan
memungut rajawali muda yang kebingungan itu, melambungkannya ke udara, dan
menjatuhkannya. Burung kecil itu pun jatuh dengan bebas. Di mana mama sekarang?
Ia tidak jauh. Induknya segera menukik ke bawah dan menangkap anak burung itu.
Ia akan mengulangi latihan ini sampai setiap anaknya mampu terbang sendiri.
Refleksi:
1. Musa menegaskan kepada bangsa
Israel, sebagai bangsa pilihan yaitu meskipun manusia berlaku tidak setia,
namun Allah tetap setia mencurahkan kasih-Nya kepada manusia. Bentuk kasih-Nya
ialah mendidik kita agar kita kembali kepada jalur yang Tuhan tetapkan. Dengan
berbagai macam proses yang akan dihadapi manusia agar kembali kepada jalur yang
Tuhan tetapkan, Allah tetap setia menyertai dan menolong (I Yohanes 1:9)
2. Seharusnya kita sadar, ketika
kesetiaan Allah teruji kepada kita, hendaknya kita pun mau belajar setia kepada
Allah. Misalnya: setia dalam pelayanan, setia dalam doa (membangun hubungan
dengan Allah) dan setia beribadah kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar