BAHAN
AJAR PEMBINAAN IMAN ANAK
By: Denny Sitompul, S.Pd.K
Prinsip Utama
Dalam pembinaan iman anak, prinsip utamanya: ANAK
adalah SUBYEK. Karena banyak pendekatan pembinaan iman anak mengalami semacam
kesulitan karena prinsip ini tidak terlalu jelas tampak. Sebagai contoh, banyak
hal yang tidak bisa kita lakukan untuk anak karena ketidakcocokan antar
Pembina, banyak sarana yang tidak bisa kita manfaatkan untuk anak karena tidak
sejalan dengan keinginan orang tua. Akar dari semuanya itu adalah karena orientasi kita bukan pada anak. Dengan
menyadari anak sebagai subyek, akan sangat menolong pendekatan pembinaan anak.
Tujuan Theologis
Sesuai dengan Ulangan 6:6-7, yang mengatakan, bahwa
orang tua harus mengajarkan Taurat kepada anak-anaknya secara berulang-ulang.
Hal inipun menjadi tugas gereja dalam pelayanan anak untuk dapat memberikan
pengenalan kepada Sang Juruselamat itu sendiri, yaitu Yesus Kristus dan
bertumbuh dalam iman kepada-Nya. Dalam rangka era globalisasi ini dan semakin
rusaknya dunia, gereja harus berperan aktif dalam mengantisipasi buruknya moral
anak-ana di zaman sekarang. Oleh karena itu, dengan berlandaskan iman kepada
Yesus Kristus, anak-anak pada umur 11- 15 tahun, perlu diberikan pembinaan iman
yang mendalam agar kelak menjadi manusia yang bermanfaat bagi bangsa dan
terlebih dapat memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus.
Konteks
Pelayanan
Konteks pelayanan kita adalah DUNIA ANAK, dan dunia
anak ini adalah dunia yang penuh dengan kepolosan, kesederhanaan, dan
ketulusan. Kalau kita tidak menyadari konteks ini, akan mengakibatkan stress
dan tekanan batin terhadap anak itu sendiri. Oleh sebab itu, bahan apapun yang
disiapkan, apapun bentuknya, harus diolah secara kreatif dan disesuaikan dengan
situasi dunia mereka.
Mitra Pelayanan
1. Sesama Pembina.
Banyak Pembina masuk dengan motivasi yang berbeda, ada yang untuk mengisi waktu, ada yang karena diajak,
dan lain sebagainya. Maka pertanyaan mendasar bagi setiap pendamping adalah apa
motivasi utama saya terlibat dalam pelayanan ini. Di samping itu, kita juga
menyadari, bahwa latar belakang para
Pembina sangat beragam. Maka, sikap yang tepat dalam komunitas Pembina adalah
rendah hati dan terbuka.
2. Orang tua. Orang
tua adalah penanggung jawab utama pertumbuhan dan perkembangan iman serta
kepribadian anak. Maka, kerjasama antara orang tua dan pembina dalam pelayanan
ini perlu juga dipupuk. Cukup banyak keluhan dari Sekolah Minggu atas sikap masa bodoh orang tua atas kegiatan iman
anak. Ada benarnya, tetapi kita juga harus mengevaluasi sejauh mana kita
melibatkan orang tua dalam rencana ataupun
pelaksanaan kegiatan bina iman anak.
Strategi
Pelayanan
Ambil bagian
dan bukan ambil alih! Kita perlu
menyadari, bahwa tanggung jawab utama pembinaan iman anak ada pada tangan orang
tua. Maka apa yang kita lakukan sesungguhnya adalah ambil bagian dalam tanggung
jawab tersebut, bukan ambil alih. Oleh sebab itu, perlu kaderisasi dalam pelayanan. Komunitas pembinaan harus
terbuka pada kemauan orang tua untuk terlibat dalam proses ini. “Jangan tanya apa yang orang lakukan untuk
saya, tetapi apa yan gsaya lakukan untuk orang lain.”
Materi Ajar
Berhubung dengan anak yang berumur 11-15 tahun, maka
penyampaian firman Tuhan akan berlangsung selama satu setengah jam. Dengan
penyampaian materi dari pembina dan interaktif dari murid itu sendiri,
diharapkan waktu akan dioptimalkan semaksimal mungkin. Penyampaian materi
dilakukan selama enam kali pertemuan.
Pertemuan I
Mengenal Yesus
Kristus sebagai Juruselamat.
Anak-anak dapat mengetahui, siapa Yesus itu
sebenarnya dan menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat. Anak perlu
diberitahukan kebenaran yang sejati (Kis. 4:12).
Tujuan: Anak menerima
Yesus secara pribadi dan mengalami lahir baru.
Pertemuan II
Jaminan
Keselamatan yang Kekal.
Anak mengerti betul jaminan hidupnya ada pada Yesus
Kristus dan barangsiapa yang menerima-Nya akan mendapat kehidupan yang kekal
(Yoh. 3:16).
Tujuan: Anak memiliki
keyakinan yang pasti akan keselamatannya dalam Kristus Yesus, sehingga tidak
menjadi bimbang. (Efesus 2:8-9).
Pertemuan III
Bila Jatuh dalam
Dosa Apa yang Harus Dilakukan ?
Perlu dijelaskan apa yang dimaksud dengan dosa,
yaitu segala pelanggaran dari kebenaran firman Tuhan. Anak pun perlu mengerti
jika melakukan dosa harus bertobat dan tidak mengulanginya kembali (1 Yoh.
1:9).
Tujuan: Anak mengetahui
pengampunan dosanya lewat pengakuan kepada Tuhan dan berkomitmen untuk tidak
mengulanginya kembali (Yes. 1:18).
Pertemuan IV
Ketaatan dalam Firman
Tuhan dan Perintah Orang Tua.
Taat akan firman Tuhan dengan setia akan mendapatkan
anugerah yang luar biasa dan berkat dalam kehidupan sang anak. Taat akan Tuhan,
juga taat kepada orang tua selaku wakil Allah di bumi ini dalam keluarga
tersebut (Mzm. 1, Kel. 20:12, Why. 2:10).
Tujuan: Anak mengerti
arti dari ketaatan dan upahnya dalam ketaatan itu sendiri dalam kehidupannya di
masa yang akan datang.
Pertemuan V
Pergaulan yang Buruk
Merusak Kebiasaan yang Baik.
Pergaulan dengan teman-teman yang memiliki kebiasaan
buruk akan merusak kebiasaan mereka yang baik. Perlu dijelaskan juga, bahwa tubuhnya
adalah Bait Allah, sehingga tidak boleh dirusak oleh kebiasaan apapun yang
buruk (1 Kor. 3:16-17; 15:33).
Tujuan: Anak mengetahui
tindakan yang baik dan buruk, sehingga bisa memilah-milah apa yang patut
dilakukan dan berkenan kepada Allah dan tetap menjaga kekudusan tubuhnya.
Pertemuan VI
Beritakanlah
Injil lewat Kegiatan/Kehidupan Sehari-Hari.
Memberitakan Injil adalah Amanat Agung yang harus
dilakukan. Anak pun harus melakukannya dalam kegiatannya sehari-hari, terutama
lewat tingkah lakunya yang baik dan sesuai dengan firman Tuhan, sehingga nama
Tuhan dapat dipermuliakan.
Tujuan: Anak mengerti
apa yang disebut menjadi garam dan terang dunia, sehingga dapat menampilkan
perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah dan teman-temannya dapat melihat,
bahwa Allah orang Kristen sungguh dahsyat dan Injil pun dapat tersalurkan.
(Mat. 5:13-16; 28:19).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar