Pages

About

Jumat, 03 Agustus 2012

KELAS PERSIAPAN GURU SEKOLAH MINGGU KE 8


KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-1 (AGUSTUS)
TEMA : “Kelola Semua yang Tuhan Percayakan Padamu”                               (Kejadian 47:13-26)
Tujuan : Agar anak sekolah Minggu dapat mengelola semua yang Tuhan percayakan kepada dirinya.

Latar Belakang Yusuf?
Yusuf adalah anak Yakub dari istrinya Rahel (Kej 35:24). Yusuf merupakan anak yang paling dikasihi oleh Yakub (Kej 37:3) sehingga ia menjadi dibenci oleh saudara-saudaranya (Kej 37:4). Yusuf dibuang ke dalam sumur kosong oleh saudara-saudaranya (Kej 37:19-24) setelah mimpi Yusuf akan kebesaran yang dianugerahkan Allah kepadanya membuat saudara-saudaranya marah. Yusuf dijual kepada orang Midian (Kej 37:27-28) dan oleh orang Midian tersebut dibawa ke Mesir dan dijual kepada Potifar, kepala pengawal Firaun (Kej 37:36). Yusuf menjadi hamba kepercayaan Potifar dan kuasa atas rumah Potifar diberikan kepadanya (Kej 39:2-6), tapi kemudia Yusuf dimasukkan ke dalam penjara karena fitnahan istri Potifar (Kej 39:7-20). Di dalam penjara, Yusuf menjadi kesayangan dan kepercayaan kepala penjara (Kej 39:21-23). Yusuf berhasil memberitahukan arti mimpi juru minuman dan juru roti di dalam penjara (Kej 40:1-23). Karena kemampuan Yusuf yang dianugerahkan Allah tersebut, Yusuf berhasil mengartikan mimpi Firaun dan memperingatkan Mesir akan bencana 7 tahun kelaparan setelah mengalami 7 tahun kelimpahan makanan (Kej 41:1-37). Atas jasa Yusuf tersebut, ia diangkat oleh Firaun untuk menjadi kepercayaannya dan diberi kuasa atas tanah Mesir (Kej 41:38-44).

SIAPAKAH FIRAUN ITU?
Istilah Firaun pertama kali muncul di Alkitab dalam Kejadian 12:15. Selanjutnya nama Firaun terus bermunculan dalam kisah Yusuf. Keluaran 1:8 menyatakan bahwa ada seorang raja baru yang memerintah Mesir namun dia tidak mengenal Yusuf. Dan Alkitab selanjutnya terus memakai nama Firaun untuk merujuk pada raja tersebut. Istilah ‘Firaun’ sebenarnya tidak pernah dipakai oleh orang Mesir kuno sendiri untuk
menyebut raja mereka hingga pada pemerintahan dinasti ke-18.  Istilah Firaun kita kenal dari bahasa Yunani dan penggunaannya di Perjanjian Lama. Dari segi etimologinya, ‘Firaun’ berasal dari bahasa Mesir  Per-Aa.  Ada yang menafsirkan istilah ini merupakan gabungan dari kata  Ra, artinya matahari atau dewa matahari dan kata pre yang merujuk para artikel ‘the’ atau ‘sebelumnya’ sehingga Per-Aa berarti ‘Sang dewa matahari’. Namun arti yang paling tepat dari kata Per-Aa ini adalah ‘Rumah yang besar’ (Great House). Pada awalnya istilah ini dipakai untuk merujuk pada  bangunan istana yang menjadi tempat tinggal raja dalam pengertian bahwa  Per-Aa  ini bertanggung jawab sepenuhnya terhadap sistim perpajakan yang dikenakan pada rumah-rumah yang lebih kecil (Perw) yang biasanya berupa tempat ibadah atau rumah pribadi.
Untuk menjadi seorang Firaun, seorang laki-laki harus menikahi seorang perempuan yang memiliki darah ningrat dan biasanya perempuan itu adalah anak perempuan tertua dari Firaun sebelumnya. Hal ini terjadi karena dalam  budaya Mesir, yang mewariskan darah ningrat adalah seorang perempuan, bukan laki-laki.


Penjelasan ayat:
Kejadian 47:13 Di seluruh negeri itu tidak ada makanan, sebab kelaparan itu sangat hebat, sehingga seisi tanah Mesir dan tanah Kanaan lemah lesu karena kelaparan itu
Ini adalah penggenapan dari mimpi Yusuf dalam Kejadian 41:29-31 bahwa aka nada 7 tahun kelimpahan dan 7 tahun kelaparan. Karena itu, Yusuf dipercaya oleh Firaun untuk mengelola kekayaan Mesir sehingga orang Mesir tidak kelaparan. Kejadian ini membuat Yusuf sangat percaya akan mimpi yang pernah ia alami yaitu  Ia akan menjadi penguasa yang disembah oleh saudara-saudaranya dan orang tuanya, bahkan orang mesir pun tunduk pada ketetapannya. Namun Yusuf ingat bahwa semuanya atas campur tangan Allah yang membuatnya berhasil. Kelaparan hebat ini membuat semua tanah baik di mesir bahkan tanah kanaan mengalami kekeringan yang hebat.

Kejadian 47:14 Maka Yusuf mengumpulkan segala uang yang terdapat di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, yakni uang pembayar gandum yang dibeli mereka; dan Yusuf membawa uang itu ke dalam istana Firaun.
Ketika bencana kelaparan menjadi makin parah, orang-orang Mesir menghadapi kekurangan makanan yang luar biasa. Alkitab mengatakan bahwa di seluruh negeri itu tidak ada makanan. Orang kemudian datang kepada Yusuf untuk meminta makanan darinya bagi keluarga mereka. Ketika uang mereka habis, mereka menjual ternak mereka untuk membeli gandum (ay. 17). Akhirnya, mereka terpaksa harus menggadaikan tanah dan diri mereka sendiri kepada Firaun agar dapat memperoleh makanan (ay. 19). Dengan demikian seluruh negeri tersebut, terkecuali wilayah para imam, beralih ke tangan Firaun. Muncullah sebuah sistem feodal yang lengkap. Pemerintah menyediakan makanan dan rakyat membayar pajak 20% dari hasil kerja mereka (ay.23b, 24). Keadaan itu tidak menyenangkan, tetapi rakyat memerlukan gandum untuk makan. Mereka mengatakan kepada Yusuf, "Engkau telah memelihara hidup kami ... biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun" (ay. 25). Keadaan yang sangat darurat itu memerlukan tindakan yang drastis. Maka penduduk Mesir menjadi budak Firaun dan tanah mereka menjadi milik negara.


Kejadian 47:15-23 Setelah habis uang di tanah Mesir dan di tanah Kanaan, datanglah semua orang Mesir menghadap Yusuf serta berkata: "Berilah makanan kepada kami! Mengapa kami harus mati di depanmu? Sebab tidak ada lagi uang." Jawab Yusuf: "Jika tidak ada lagi uang, berilah ternakmu, maka aku akan memberi makanan kepadamu sebagai ganti ternakmu itu." Lalu mereka membawa ternaknya kepada Yusuf dan Yusuf memberi makanan kepada mereka ganti kuda, kumpulan kambing domba dan kumpulan lembu sapi dan keledainya, jadi disediakannyalah bagi mereka makanan ganti segala ternaknya pada tahun itu. Setelah lewat tahun itu, datanglah mereka kepadanya, pada tahun yang kedua, serta berkata kepadanya: "Tidak usah kami sembunyikan kepada tuanku, bahwa setelah uang kami habis dan setelah kumpulan ternak kami menjadi milik tuanku, tidaklah ada lagi yang tinggal yang dapat kami serahkan kepada tuanku selain badan kami dan tanah kami. Mengapa kami harus mati di depan matamu, baik kami maupun tanah kami? Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun. Berikanlah benih, supaya kami hidup dan jangan mati, dan supaya tanah itu jangan menjadi tandus." Lalu Yusuf membeli segala tanah orang Mesir untuk Firaun, sebab orang Mesir itu masing-masing menjual ladangnya, karena berat kelaparan itu menimpa mereka. Demikianlah negeri itu menjadi milik Firaun. Dan tentang rakyat itu, diperhambakannyalah mereka di daerah Mesir dari ujung yang satu sampai ujung yang lain. Hanya tanah para imam tidak dibelinya, sebab para imam mendapat tunjangan tetap dari Firaun, dan mereka hidup dari tunjangan itu; itulah sebabnya mereka tidak menjual tanahnya. Berkatalah Yusuf kepada rakyat itu: "Pada hari ini aku telah membeli kamu dan tanahmu untuk Firaun; inilah benih bagimu, supaya kamu dapat menabur di tanah itu. Mengenai hasilnya, kamu harus berikan seperlima bagian kepada Firaun, dan yang empat bagian lagi, itulah menjadi benih untuk ladangmu dan menjadi makanan kamu dan mereka yang ada di rumahmu, dan menjadi makanan anak-anakmu."
 Semua orang Mesir kemudian datang dan membeli gandum dari Yusuf dengan uang yang mereka miliki. Alkitab menceritakan bahwa persediaan uang orang Mesir hanya cukup untuk satu tahun anggaran belanja. Pada tahun kelaparan yang ke dua mereka tidak lagi memiliki uang untuk membeli gandum. Ketika mereka datang pada Yusuf untuk meminta gandum, maka Yusuf mensyaratkan untuk mereka menyerahkan ternak ganti gandum. Semua persediaan ternak yang dimilikipun akhirnya diserahkan guna memperoleh gandum pada tahun ke dua. Pada saat ternak yang mereka miliki juga habis, orang Mesir datang lagi pada yusuf untuk meminta makanan. Kali ini Yusuf meminta mereka untuk menyerahkan tanah yang mereka miliki sebagai ganti gandum. Pada akhirnya orang Mesir menyerahkan seluruh tanah yang dimiliki untuk ditukar dengan gandum. Nilai jual tanah yang sudah ditukar dengan gandumpun akhirnya habis pula. Sedangkan orang Mesir tetap butuh makan. Kondisi itulah yang kemudian memaksa orang Mesir untuk tidak meminta gandum lagi kepada Yusuf ( karena orang Mesir tidak memiliki apa- apa lagi untuk ditukar dengan gandum ) tetapi mereka meminta benih. Gandum adalah barang yang sangat konsumtif dan berdaya guna sebentar. Orang Mesir sampai kepada kesadaran untuk melakukan sesuatu yang bersifat produktif sebagai ganti kekonsumtifan mereka. Mereka berfikir bahwa dengan meminta benih, menanam di ladang, dan bercocok tanam, mereka akan dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan tidak lagi bergantung pada Yusuf untuk selamanya. Sebuah kesadaran akan pemberdayaan diri sendiri. Hal menarik berikutnya adalah system pembagian hasil yang disepakati antara Yusuf dengan orang Mesir yang bekerja sebagai penggarap tanah- tanah Mesir ( karena tanah rakyat sudah dibeli semua oleh Yusuf ). Berikut kira – kira gambaran system yang diberlakukan pada waktu itu : Yusuf memberikan benih kepada orang Mesir untuk di tanam di tanah yang mereka garap. Status tanah garapan tersebut adalah milik Firaun yang telah dibeli oleh Yusuf. Mereka menggarap tanah ( yang dulunya milik mereka ) yang telah beralih status kepemilikan. Mereka bekerja sebagai penyewa, petani penggarap, peminjam, dan tidak berhak lagi untuk memiliki lahan garapan tersebut. Sistem pembagian hasilnya adalah sebagai berikut. Orang Mesir harus menyerahkan seperlima ( 20 % ) hasil panennya kepada Firaun sebagai pemilik tanah. Sedangkan hasil yang empat per lima bagian ( 80 % ) merupakan bagian mereka sebagai penggarap.

Kejadian 47:24-26 Lalu berkatalah mereka: "Engkau telah memelihara hidup kami; asal kiranya kami mendapat kasih tuanku, biarlah kami menjadi hamba kepada Firaun." Yusuf membuat hal itu menjadi suatu ketetapan mengenai tanah di Mesir sampai sekarang, yakni bahwa seperlima dari hasilnya menjadi milik Firaun; hanya tanah para imam tidak menjadi milik Firaun
Bangsa Mesir sangat kagum dengan pengelolaan yang dilakukan oleh Yusuf, bahkan Firaun pun sangat mengagumi bentuk pengelolaan yang Yusuf tawarkan kepada semua orang yang membutuhkan makanan. Firaun melihat semua upaya yang dilakukan Yusuf adalah baik bagi kehidupan Mesir yang sedang mengalami musibah kelaparan. Bahkan apa yang dikelola dan diatur oleh Yusuf mendatangkan keuntungan besar bagi Firaun. Sistem ini sampai sekarang masih diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar