TEKS
: Hakim-hakim
PASAL
: 4:1-24
JUDUL
: Penindasan Yabin raja
Kanaan dan Pelepasan
Oleh Debora dan Barak
Latar
belakang
Pada waktu Yosua
membaharui perjanjian dengan umat Israel di Sikhem, mereka menegaskan bahwa
mereka takkan pernah meninggalkan Tuhan untuk ilah-ilah lain setelah segala
sesuatu yang telah diperbuat-Nya bagi bangsa Israel, Yosua menjawab bahwa
mereka tidak akan mampu untuk hidup bagi Tuhan, mereka akan tidak setia, dan
akan mendatangkan bencana atas diri mereka sendiri (Yosua 24:16-20).Sewaktu
hal-hal yang ditakutkan Yosua benar-benar menjadi kenyataan, maka selama
beberapa abad, Tuhan secara berkala memberikan pemimpin-pemimpin yang datang
membantu Israel tepat pada saat mereka berada diambang kepunahan.
Pemimpin-pemimpin ini disebut “pelepas”, atau “orang yang membawa keadilan”
atau “hakim-hakim” yaitu nama yang diberikan pada kitab ini. Kitab hakim-hakim
menjadi mata rantai utama sejarah di antara zaman yosua dengan raja-raja
Israel. Periode para hakim mulai dari sekitar tahun 1375 sampai 1050 SM, ketika
Israel masih merupakan perserikatan suku-suku. Kitab ini memperoleh namanya
dari berbagai tokoh yang secara berkala dibangkitkan Allah untuk memimpin dan
membebaskan orang Israel setelah mereka mundur dan ditindas oleh bangsa-bangsa
tetangga. Para hakim (berjumlah 13 kitab ini) datang dari berbagai suku dan
berfungsi sebagai panglima perang dan pemimpin masyarakat; banyak yang
pengaruhnya terbatas pada sukunya sendiri, sedangkan beberapa orang memimpin
seluruh bangsa Israel. Hakim adalah “seseorang yang diangkat oleh Tuhan untuk
memimpin umat-Nya supaya mengetahui bagaimana seharusnya mereka hidup sesuai
dengan perintah-perintah Tuhan, serta melepaskan mereka dari keadaan kekalahan
dan penindasan pada saat-saat yang perlu.”[1]
Hakim-hakim menguraikan tentang 2 dan abad ke-3, sesudah masuknya suku-suku
Israel ke Kanaan dibawah pimpinan Yosua. Kurun waktu yang bersamaan dengan
permulaan Zaman besi timur tengah. Kitab ini menggambarkan
Serangkaian kejadian kembalinya lagi sebagian umat Allah ke dalam penyembahan
berhala, diikuti dengan penyerbuan ke Tanah Perjanjian dan penindasan oleh
musuh-musuh mereka. Kitab narasi ini berpusat di sekitar kepribadian
hakim-hakim sebagai pahlawan yang dibangkitkan
untuk menjadi pembebas Isreal, setiap kali bangsa Israel dengan
tulus/sungguh-sungguh bertobat dari dosa-dosa mereka. Sisi gelap dari penggambaran
ini khususnya ditekankan pada riwayat hidup mereka melalui studi tentang
tanggal-tanggal kita bisa mengetahui bahwa umat Israel memelihara kesetiaan kepada
Yehowa lewat perilaku yang nampak dari luar lebih besar daripada kalau kita
mempelajarinya hanya dengan membaca kitab ini sepintas lalu saja.
Penulisan
Kitab
Menurut
tradisi Yahudi, Samuellah yang menulis kitab ini. Isi kitab ini memperkuat
bahwa waktu penulisnya adalah sekitar masa hidup Samuel, data serta
pandangan-pandangan yang dilaporkan adalah jelas data dan pandangan yang
mungkin sekali diketahui oleh Samuel. Tugas-tugas khusus yang diemban Samuel
pada masa dewasanya bisa saja memberinya kesempatan maupun kecendrungan untuk
mempersiapkan catatan ini. Rupanya kitab ini ditulis pada suatu waktu semasa
pemerintahan Saul atau Daud, tetapi sebelum Daud menaklukan Yerusalem
(Hakim-hakim 1:12, dan II Samuel 5:6-8)
Jumlah
waktu yang dipertalikan dengan masa pemerintahan berbagai hakim serta selang
waktu antara masa-masa pemerintahan itu adalah 410 tahun. Akan tetapi, tanggal
relatif yang ditentukan Alkitab dalam I Raja-raja 6:1, selang waktu keseluruhan
antara masa keluarnya orang Israel dari Mesir dan tahun keempat pemerintahan
Salomo dinyatakan sebagai 480 tahun. Selang waktu ini pasti tidak memberikan
410 tahun penuh masa hakim-hakim saja karena begitu banyak peristiwa sebelum
dan sesudah tercakup. Jadi, diperkirakan bahwa tidak semua masa pemerintahan
para hakim dan masa kelegaan merupakan suatu rangkaian waktu yang beruntutan
bagi bangsa itu sebagai suatu keseluruhan. Mungkin pada waktu yang bersamaan
ada lebih dari hakim yang masing-masing memerintah sebuah daerah tertentu .
dengan demikian, kronologi itu diringkaskan, dan lama masanya para hakim
menurut tradisi telah ditetapkan 300 tahun. Beberapa ahli modern membatasinya
sampai sedikit-dikitnya 180 tahun. Karena orang-orang pada zaman dahulu tidak
begitu memperhatikan percatatan secara kronologis dibandingkan dengan para ahli
zaman sekarang, kemungkinan besar hal-hal itu akan tetap tidak dipastikan.
Tujuan
:
Riwayat hakim-hakim meliputi perriode
Israel antara kematian Yosua dan permunculan Samuel (Kira-kira tahun 1375-1050
B.C). Sejarah itu mempunyai pola yang tetap: Israel meninggalkan Tuhan untuk
mengikuti allah-allah lain; akibatnya ialah Tuhan mengangkat seorang
penyelamat; Israel berbuat baik sampai hakim itu mati, kemudian mereka kembali
lagi pada ketidaksetiaan.
Selama
periode penyesuaian diri dalam tanah Kanaan yang baru itu, suku-suku Israel
diserikatkan oleh dua hal yaitu mereka semua memakai tempat ibadah yang sama
(Kemah Suci), dan mereka semua menyembah satu Tuhan yang sama, yang hadir
ditengah-tengah mereka di dalam Kemah suci tersebut. Akan tetapi persatuan itu
hanya dapat bertahan selama rasa kesetiaan kepada Allah yang sama itu masih
kuat waktu mereka mulai menyembah allah-allah lain, persatuan mereka itu hancur
dan mereka dikalahkan oleh musuh-musuh mereka.
Dalam
sepanjang kitab Hakim-hakim ini kita dihadapkan berulang kali dengan kesetiaan
Tuhan terhadap umat-Nya, meskipun mereka kurang setia sekali kepada Tuhan.
Walaupun Tuhan mengetahui semua kesalahan dan kelemahan mereka, baik yang sudah
maupun yang akan terjadi, apabila mereka berseru kepada-Nya seketika itu juga
Dia menjawab. Tujuan penulis dalam mengarang kitab ini ialah bukan saja memberi
peringatan kepada generasi-generasi berikut bahwa kemunduran rohani menyebabkan
kemerosotan moral dan kekalahan militer, melainkan juga untuk mencatat
kesetiaan Tuhan yang terus menerus dalam menempati janji-Nya dan memelihara
umat-Nya supaya dapat melayani Dia dikemudian hari.
Ciri-Ciri
Khas Kitab Hakim-Hakim:
- Kitab ini mencatat aneka peristiwa dari sejarah
Israel yang bergejolak di antara penaklukan Palestina dan permulaan zaman
kerajaan.
- Kitab ini mengarisbawahi tiga kebenaran yang
sederhana namun mendalam:
-Menjadi umat Allah
berarti bahwa Allah harus menjadi Raja dan Tuhan umat-Nya.
-Dosa selalu
menghancurkan umat Allah; dan
-Ketika umat Allah
merendahkan diri mereka, berdoa, dan berbalik dari cara hidup mereka yang
jahat, Dia akan mendengar dari sorga dan memulihkan negeri mereka.
- Kitab ini menekankan bahwa setiap kali Israel
kehilangan idenititas sebagai umat perjanjian di bawah pemerintahan Allah,
mereka berulang-ulang terjerumus kedalam lingkaran kekacauan rohani,
moral, dan sosial dengan akibat “setiap orang berbuat apa yang benar
menurut pandangannya sendiri”.
- Kitab ini menyatakan beberapa pola yang berulang
kali terjadi dalam sejarah umat Allah di bawah kedua perjanjian.
- Keenam siklus utama dalam kitab ini yang meliputi
kemurtadan, penindasan, penderitaan, dan pembebasan semua bermula dengan
cara yang sama; “oran Israel melakukan apa yang jahat dimata Allah”
(Hakim-hakim 2:11)
- Kitab ini menyatakan bahwa Allah memakai bangsa-bangsa asing untuk menghukum umat-Nya itu karena dosa-dosa mereka dan menuntut mereka kepada pertobatan dan kebangunan rohani. Hanya campur tangan Allah inilah yang melindungi bangsa Israel sehingga tidak ditelan seluruhnya oleh penyembahan berhala disekitar mereka.
OBSERVASI
Gelar”hakim” (yang dalam
bbahasa Ibraninya shophet)menandung
arti seorang yang berperan untuk “membawa ke dalam hubungan yang benar dengan”.
Para pemimpin mempunyai 3 fungsi yakni; kepemimpinan militer, pemerintahan, dan
penyelesaian perselisihan. Mereka adalah pria dan wanita yang dibangkitkan oleh
Allah untuk mengatur dan mengumpulkan bangsa itu untuk menghadapi para
penindasan mereka, dan memimpin bangsa Israel ke dalam kekudusan yang
diinginkan Allah. Sekalipun para hakim adalah satu-satunya pengelola manusiawi
yang dimiliki bangsa itu pada masa kini, wewenang mereka terbata, dan hanya
sedikit sekali catatan tentang kegiatan-kegiatan mereka dalam mengadili atau
menjatuhkan hukuman dalam perkara-perkarahukum. Mereka tidak memerintah dengan
kuasa mutlak, demikian pula pemerintahan mereka bersifat permane, mereka juga
tidak mendirikan dinasti yang turun temurun. Dalam teori, sepanjang masa ini,
Allah harus tetap menjadi penguasa yang sebenarnya dari bangsa Israel.
Bagian yang sedang
dipelajari ini mengatakan bahwa Debora dan Barak adalah hakim yang keempat
setelah Ehud dan Samgar. Nama debora ialah dalam arti bahasa Ibrani ialah
lebah, dan memiliki arti lain, yaitu:
- Inang pengasuh Ribka. Kematiannya di Betel
diceritakan dalam kejadian 35:8; pohon yang dibawahnya dia dikuburkan
dinamai Alon Bakut, artinya “pohon ratapan”.
- Seorang nabiah seperti tertera dalam daftar para
hakim Israel (tahun 1125 sM). Menurut hakim-hakim 4:4, markas besarnya
terdapat dibawah “pohon Kurma Debora” antara rama dan betel. Orang Israel
dari berbagai suku, yang ingin perkaranya diselesaikan, datang kesana
untuk meminta nasihat dan pertimbangan.
Sedangkan Barak ialah halilintar, dalam
Hakim-hakim 4:6 Barak adalah putra Abinoam dari Kedesy- Naftali, di panggil
oleh nabiah Debora untuk mengumpulkan suku-suku Israel, dan memimpin mereka
berperang menentang sisera, komandan dari Kanaan. Dan yang terjadi pada saat
itu ialah ketika Ehud meninggal, maka bangsa Israel kembali berpaling dari
Tuhan, lalu menyembah dewa-dewa lagi. Karena itu mereka dihukum, lalu ditindas
oleh Yabin, raja negeri Hazor. Dahulu sudah pernah seorang yang bernama Yabin,
dan raja negeri Hazor pula, dikalahkan oleh Yosua, dan kota Hazor dibakarnya.
Tetapi orang-orang Israel tidaklah membinasakan orang kanaan itu, sehingga
mereka dapat membangun kembali Hazor, kotanya, dan rajanya kembali pula
berkuasa disana. Orang Israel tidak sanggup menaklukan Yabin, karena
balatentara kuat sekali dan ada 900 kereta perangnya, dikepalai oleh Sisera.
Orang Israel dianiaya sedemikian rupa, hingga mereka tidak berani melalui
jalan-jalan raya, karena takut dirampok oleh musuh, lalu mereka mencari
jalan-jalan kecil yang tidak diketahui oleh musuh (Hakim-hakim 5:6). Juga
desa-desa tidak aman lagi. Orang Israel bersembunyi didalam gua-gua digunung.
Karena pedihnya penindasan itu maka bangsa Israel kembali meraung-raung kepada
Tuhan, lalu mereka dibebaskan oleh Debora, seorang perempuan, seorang nabiah
yang tinggal antara rama dan betel. Atas perintah Tuhan maka Debora memanggil
barak, seorang dari suku naftali, dan diperintahkan dia, supaya mengumpulkan
tentara sebanyak 10.000 orang ke gunung tabor, yang letaknya di sebelah timur
laut lembah Yizreel. Disanalah Tuhan akan menyerahkan bala tentara Sisera
kepadanya. Tetapi hanya beberapa suku saja yang mau turut dengan barak
(Hakim-hakim 5:14-18).
Barak
merasa takut. Ia tidak percya akan janji Tuhan. Lalu Barak meminta Debora untuk
mendengarkan syaratnya bahwa ia akan melakukan apa yang diperintahkan Debora,
yaitu dengan syarat bahwa Debora harus ikut serta dalam pertempuran itu.
Sungguh kecil iman barak ini. Sebagai hukuman atas kecilnya imannya Debora
mengatakan kepadanya, bahwa Tuhan akan memberikan kehormatan kepada seorang
perempuan, artinya seorang perempuanlah yang akan membunuh musuh barak, yaitu
Sisera.
Barak
akhirnya berangkat dengan pasukan-pasukannya. Setelah Sisera mendengar kabar
itu, ia mengumpulkan kereta-kereta perangnya dikaki gunung itu, siap sedia
untuk menghancurkan tentara Israel, jika nanti turun dari gunung itu. Tetapi
sisera melupakan satu hal, yaitu bahwa Tuhan sendiri ada dipihak orang Israel.
Allah menyuruh barak, supaya maju terus, dan alam pun turut memerangi sisera.
Hujan batu jatuh jatuh dari langit, demikian pula hujan lebat, sehingga sebaklah
batang air kison, lalu banjir (Hakim-hakim 5:20,21). Karena itu balatentara
Sisera menjadi kacau balau, sehingga lari puntang panting, tak berani lagi
menghadapi serangan Barak. Sisera sendiri terpaksa turun dari kereta perangnya,
lalu berjalan melarikan diri. Barak terus mengejarnya. Sisera mencari
perlindungan dalam kemah Yael, isteri Heber, seorang Keni. Orang-orang Keni
adalah keturunan Hobab, ipar musa yang juga turut dengan orang-orang Israel ke tanah
Kanaan. Orang-orang Keni itu berdiam disebelah selatan tanah Kanaan. Heber
tinggal dalam kemah, jadi rupanya ia seorang gembala, yang selalu mengembara.
Ketika itu berdiam di Zaanaim dekat Kedesy; letaknya kedua tempat itu tidak
kita ketahui dengan pasti. Heber itu hidup berdamai dengan yabin, karena itulah
sisera melarikan diri ketempat Heber. Yael, istrinya Heber, menyambut dia dan
mempersilahkannya masuk kedalam kemahnya sendiri, jadi kedalam kemah untuk
perempuan, dan kemah itu aman menurut adat, karena tidak ada orang boleh masuk
ke dalamnya dengan tidak seizin yang empunya. Karena lelahnya, maka Sisera
membaringkan diri diatas tanah.
Yael
menudungi dengan kain permadani, supaya jangan nampak, dan ketika Sisera minta
minum, diberikannya dia susu. Melihat kemaran Yael itu, sisera percaya betul
padanya, lalu tidurlah ia. Kemudian Yael mengambil sebuah patok kemah dan
diambilnya pula sebuah patok kemah dan diambilnya pula sebuah palu, lalu
dilantaknyalah patok itu masuk kedalam pelipisnya Sisera sampai tembus ke
tanah. Sisera mati seketika itu juga. Yael pun ternyata ingin menyelamatkan
bangsa Israel, manun caranya kejam. Kemudian datngglah Barak ketempat itu ingin
membuunuh sendiri Sisera yang dikejarnya itu. Tetapi seseorang perempuan sudah
mendahuluinya. Maka binasalah segala balatentara sisera dan pada hari itu juga.
Debora pada pasal yang kelima menyanyikan lagu kemenangan.
KONTEKS UMUM
Bangsa Israel pada saat itu sedang
mengalami keadaan yang tertekan akibat jajhan dari raja kanaan yang bernama
sisera. Dan Bangsa itu berseru kepada Allah untuk meminta pertolongan akibat
keadaan yang tertekan tersebut dan akhirnya Allah mengangakta seorang penolong
yaitu Debora. Debora adalah seorang nabiah atau bisa disebut juga hakim dalam
arti biasa, yang bukan militer. Boleh jadi oleh kemasyurannya dalam
kehakimannya dan karunia rohani yang ia miliki, sebab Debora adalah nabiah yang
dipilih Allah untuk memimpin bangsa Israel dari jajhan raja Kanaan yang terus
menerus menyerang dan menindas Israel sehingga bangsa Israel berseru kepada
Allah dalam masa kesesakannya sehingga Allah memberikan sosok seorang Debora
yang akan memnbantu bangsa Israel. Kemudian dalam masa-masa tertekan dan ingin
kembali merebut tanah kanaan, sehingga Debora mengangkat Barak untuk memimpin
untuk melawan sisera dan debora ingin membawa bangsanya hidup tidak dalam
penindasan. (Hakim-hakim 4:1-24).
KONTEKS KHUSUS:
Konteks
Jauh: Yosua 1-8
Karena kegagalan Yosua untuk mengambil
tanah kanaan sehingga orang-orang kanaan mulai untuk kembali membangun dan
memutuskan untuk menghancurkan atau membalas kepada orang-orang Israel. Dalam
kitab Yosua, ketika Yosua memimpin bangsa Israel menggantikan musa, maka Yosua
mulai meneruskan perjalanan bangsa Israel untuk mengalahkan tanah kanaan, tanah
yang telah dijanjikan Tuhan kepada bangsa Israel. Namun ketika dalam
penyerangan terhadap orang-orang kanaan tiba-tiba akhan dari suku Yehuda,
mengambil dari barang tumpas itu, disembunyikan dalam kemahnya, dan dengan
demikian ia melanggar perintah Allah. Oleh karena itu seluruh bangsa Israel
kena kutuk. Bangsa itu merupakan satu badan, maka seluruh badannya menjadi
berdosa.
Dan
ketika itu Yosua meminta ampun kepada Allah sehingga Allah memberi pengampunan
namun Akhan harus mati sebagai gantinya agar bangsa Israel pulih kembali. Namun
dalam masa kejayaan itu, bangsa Israel tidak menumpas habis orang-orang kanaan.
Seperti
kita lihat bahwa pemerintahan dalam bangsa Isarel ialah suatu teokrasi. Allah
memerintahkan bangsanya dan dengan demikian kedudukan bangsa Israel lain sekali
dengan bangsa lainnya di dunia ini. Dimana pada masa lampau, ketika menempuh
masa yang mahasulit, Allah memberikan kepada orang Israel pemimpin-pemimpin
yang ulung, cakap, tangguh dan sanggup melaksanakan tugasnya masing-masing.
Musalah yang membawa bangsa Israel keluar dari tanah mesir dan memimpinnya
selama dipadang gurun. Yosua membawa mereka ketanah kanaan. Suku-suku itu selanjutnya harus
menaklukan sisa-sisa musuh dan memnbinasakan mereka. Allah telah telah
menempati janjinya serta melakukan apa yang Ia janjikan kepada Bangsa Israel,
namun dalam hal ini bangsa Israel tetap melakukan dosa terus menerus sehingga
Tuhan terus menghajar bangsa Israel. Dan akibat Kelengahan Yosua juga sehingga
bangsa Israel berdosa dan tidak lagi dapat mengahalu untuk terus orang-orang
kanaan, sehingga bangsa kanaan itu berbalik menyerang. Dan ketika itu Ehud
sebagai hakim telah memimpin orang Israel dan membawa kedalam kerohanian bangsa
tersebut, namun tetap saja bangsa Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk dan
akhirnya apa yang selama ini telah dilakukan Allah terhadap bangsa Israel tidak dialkukan oleh bangsanya untuk
menyembah Tuhan namun malah berbalik dan menyembah Berhala, sehingga Tuhan
memakai bangsa lain yang dipimpin oleh sisera untuk mengadang bangsa Israel dan
akhirnya setelah Ehud mati, bangsa Israel lengah dan berseru kepada Tuhan
sehingga Tuhan memakai Debora untuk memimipin bangsa itu.
Konteks
Dekatnya: Hakim-hakim 3:12-30, Hakim-hakim
5
Bangsa Israel mengalami kegagalan, karena Ehud pada hakim-hakim
4 ayat 1 menyatakan telah meninggal dan akhirnya mereka hidupn sesuka mereka
dan melakukan yang jahat di mata Tuhan dan dalam masa ehud tersebut bangsa
Israel beribadah kepada Allah, dan dalam kepemimpinan ehudlah bangsa Israel
mengalami pemulihan dan kemenangan melawan raja moab yaitu eglon yang disebut
sebagai sapi yang gemuk dan akhirnya mereka membunuh eglon. Dan dalam masa-masa
kejayaan bangsa Israel mengalami kenyamanan sehingga bangsa Israel tidak
membutuhkan Allah lagi, malah berbalik kepada baal dan menyembah baal, dan
akibat dosa ini mereka akhirnya dihukum oleh Allah.
Dan dalam
hakim-hakim pasal pun dijelaskan kegembiraan Debora dan barak ketika berhasil
menaklukan bangsa kanaan yang telah lama terus menganiaya bangsa Israel. Dan
syair-syair tersebut adalah luapan syukur yang dilakukan oleh Debora dan barak.
Sitz Im Leben
Geografis:
Bangsa Israel ingin menaklukan tanah kanaan,
sebab tanah kanaan adalh tanah yang berlimpah akan segala sumber seperti yang
dijanjikan Tuhan kepada Abraham yang menjadi nenek moyang bangsa Israel. Tanah
yang subur dan sangat mendukung untuk kelangsungan hidup bangasa Israel.
Budaya:
Pada waktu
orang Israel memasuki kanaan, mereka tidak menemukan Negara yang bersatu,
melainkan bantak kota otonom atau Negara kota dengan pemerintahan yan terpisah
pisah. Kadang-kadang sejumlah Negara-kota bergabung dalam satu persekutuan yang
tidak mengikat, tetapi lebih sering mereka bersekutu dengan kekuatan-kekuatan
utama, khususnya mesir, yang kerapkali menguasai kawasan itu. Surat-menyurat
dari berbagai beberapa Negara yang ditemukan dalam surat-surat Amarna yang
menunjukan bahwa mereka tidak selalu mendapatkan bantuan dari mesir yang mereka
harapkan atau butuhkan, dan juga bahwa mereka tidak segan-segan berkomplotan satu
sama lainnya untuk melawan firaun. Namun, kisah-kisah di kitab yosua menunjukan
bahwa mereka dapat bekerja bersama-sama untuk mengahadapi musuh yang sama
bilamana dibutuhkan.
Politik
Secara politik, Karena secara geogarfis tanah kanaan
itu penuh dengan berkat dan sangat menjamin untuk kelangsungan sebuah Negara
maka banyak Negara-negara lain yang ingin memperebutkannya sebagai tempat
kediaman. negeri itu dikuasai oleh orang-orang yang tinggal di dalam kota-kota
benteng yang merupakan Negara-negara tersendiri. Sebuah kota diatas sebuah kuat
dapat mengadakan perlawanan terhadap serangan musuh selama jangka waktu yang
hamper tak terbatas, selama persediaan air dan makanan mereka cukup. Karenanya
perebutan dan pendudukkan Kanaan seolah-olah suatu tugas yang berat dan tidak
mungkin bagi bangsa Israel.
Agama:
Bangsa
kanaan menyembah banyak menyembah banyak dewa (politheisme). El adalah kepala
para dewa. Ia disebut “bapa lembu” dan pencipta. Nama isterinya yaitu Asyera.
Yang terpenting di antara keturunan mereka yang banyak adalah Baal, yang
berarti “Tuhan” (I Raja-raja 18:19). Dialah raja yang memerintah para dewa.
Menurut kepercayaan orang kanaan dewa-dewa itu menguasai langit, bumi dan
kesuburan.
Kekejaman
dan kemesuman yang dikisahkan dalam cerita-cerita tentang dewa-dewa ini tidak
ada bandingannya. Keadaan Asusila ini tercermin dalam tata Ibadah dan upacara
agama orang kanaan. Ahli-ahli ilmu purbakala menyatakan bahwa bukti-bukti
kebudayaan bangsa kanaan pada zaman Yosua menunjukan bahwa mereka melakukan
pengorbanan anak, pelacuran agama, dan penyembahan kepada ular dalam upacara
agama mereka. Keadaan itu telah diketahui oleh Musa dan ia memperingatkan
bangsa Israel bahwa jika mereka tidak memusnahkan bangsa-bangsa yang jahat itu,
maka orang Israel akan terjerat dalam dosa bangsa Kanaan (Imamat 18:24-28;
20-23; Ulangan 12:31;20:17,18).
INTERPRESTASI
Pasal 4
Ayat 1
Saat itu Israel berada pada masa tak ada hakim. Ehud
yang baru meninggal ialah hakim terakhir. Pola kitab hakim-hakim yaitu ketika
hakim meninggal, bangsa tersebut merasa terbebas atau terlepas dari
“kungkungan”. Di hakim-hakim 21:25 tercatat, pada zaman itu, tidak ada raja di
antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya
sendiri.” Dengan kata lain, mereka jadi sangat liar. Terlalu banyak standart
hidup sesuai keinginan sendiri.
Ayat 2
Karena bangsa Israel menjadi liar, Tuhan menghajar
Israel dengan mengirim bangsa lain untuk menyerang, menjajah, mengintimidasi,
menekan, dan menaklukan mereka. Lalu Tuhan menyerahkan kedalam tangan Yabin.
Yabin adalah yavin, artinya mungkin “Allah Mengerti”). Pemimpin persekutuan
raja-raja utara yang dikalahkan yosua dalam suatu pertempuran, dan kemudian
Yabin ini dibunuh oleh Yosua (Yosua 11:1-14). Hazor dalam bahasa Ibrani khatsor
ialah nama suatu tempat, mungkin artinya “perkampungan”, digunakan sebagai nama
dari beberapa tempat dalam Perjanjian Lama, dan yang terpenting diantaranya
adalah sebuah kota yang dibentengin terletak di wilayah Naftali (Yosua 19:36).
Sedangkan setelah Yabin mati dibunuh oleh Yosua, Yabin ternyata memiliki
panglima yaitu Sisera, yang diam di haroset-Hagoyim. Haroset-hayogim ialah kubu
disebelah barat laut Kanaan, yang menjadi markas besar Sisera (hakim-hakim
4:2). Nampaknya itulah batas terobosan Israel pada waktu itu. Jadi Allah
menghukum mereka dengan bangsa kanaan.
Ayat 3-4
Tercatat selama 20 tahun kekosongan kepemimpinan,
Israel ditindas oleh Kanaan. Yabin, raja Kanaan memberi manday khusus pada
Sisera untuk menyerbu mereka. Dan keadaan sangat mengerikan bagi bangsa Israel.
Bangsa kanaan yang dipimpin oleh Sisera memiliki 900 kuda besi artinya kekuatan
yang terdiri dari kendaraan berenjata ini membuat Sisera tak dapat terkalahkan
hingga timbul suatu situasi dimana yang seharusnya menjadi sumber kekuatan,
ternyata menjadi rintangan. Akibatnya, mereka dengan hati terdalam berseru
meminta bantuan kepada Allah. Allah mendengar seruan umat-Nya lalu
membangkitkan hakim baru yang akan memegang tampuk kepemimpinan. Sehingga
ketika bangsa itu berseru dan akhirnya Allah menjadikan Debora seorang nabiah
dan hakim atas Israel.
Ayat 5
Ia biasanya duduk dibawah pohon korma Debora. Ini
jangan dikacaukan dengan pohon besar dibawah pohon mana Debora yang terlebih
dahulu dikuburkan disebelah hilir betel (Kejadian 35:8). Korma dalam bahasa
Ibrani ialah tamar. Pohon ini tumbuh dilembah Yordan dan nampaknya agak umum
dalam Alkitab. Korma melambangkan pertumbuhan yang baik, gaya, kecantikan dan
kelurusan (Mazmur 92:13). Korma dipakai sebagai lambang kemenangan dan kegembiraan.
Dan rama ialah milik suku benyamin dekat betel didaerah Gibeon dekat betel.
Temapt kediaman orang-orang yang bersejarah.
Ayat
6-7
Debora berkata kepada barak, bukankah Tuhan, Allah
Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung tabor dengan
membawa sepuluh ribu orang bani naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan
engkau, …….” Ini menunjukkan perintah militer tersebut sungguh mengejutkan
karena di ucapkan oleh perempuan. Barak mungkin berfikir, ia dan para
tentaranya sudah terbiasa perang bahkan mengetahui strateginya secara detail.
Namun dalam ayat ini barak berarti kilat menurut pandangan, kebiasaan serta
budaya Israel saat itu, perempuan ialah warga Negara kelas dua yang
kehadirannya sungguh dipandangb sebelah mata dan tiap perkataannya harus
berulang kali di uji kebenaran, validitas serta otoritas. Contoh ketika Maria
Magdalena menceritakan kubur kosong dan kebangkitan Tuhan, para murid-Nya ragu.
Gunung tabor
berada menjulang dari dataran Yizreel dengan ketinggian 58 m, di atas permukaan
laut dimana gunung tabor adalah tempat Tuhan Yesus di permuliakan tetapi di
ayat 7 melalui Debora Tuhan berkata pada barak “ Aku akan menggerakkan sisera,
panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju
engkau ke sungai kison dan aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu. Dengan
kata lain, mereka akan di tunggang balikkan dan dihancurkan di gunung tabor
untuk menunjukkan kekuasaan-Nya pada sisera dan yabin, sungai kison pada ayat 7
ialah suatu wadi yang tiba-tiba menjadi luapan air yang berkakuatan besar pada
waktu hujan; aliran wadi ini bergerak ke arah barat laut melalui lembah Yizreel
ke laut tengah di sebelah utara gunung
karamel.
Ayat
8-10
Barak juga berarti memberi cahaya dan juga mempunyai
penegertian sesuai peranannya sebagai pemimpin Israel. Tapi Imannya cenderung
ragu atau plin-plan. Di hakim-hakim 4;8 ini tercatat reaksi pada Debora,”Jika
engkau turut maju aku pun akan maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku
pun tidak maju.” Ia mengajukkan tawar menawar. Dua puluh tahun tanpa hakim
menimbulkan semacam keraguan karena ke biasaan mendengar Firman telah hilang.
Sehingga ketika Firman datang kembali terdengar asing sekali. Selain itu, ia
berusaha menjadikan Debora sebagai bemper di depan untuk membuktikan kebenaran
perkataannya. Kalau menjadi kenyataan, ia akan mengakui dan memberi
penghormatan pada Debora. Kalau salah, ia tidak mau di salahkan. Sebaliknya,
kesalahan akan dilempar kepada Debora karena mungkin banyak tentara mati
dimedan perang. Upaya tersebut sangat licin sehingga tak jelas terlihat seperti
orang tak beriman. Dalam hakim 4:9 debora memberikan jawaban terhadap syarat
barak baik aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam
perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab Tuhan akan menyerahkan sisera kedalam
seorang perempuan. Padahal perempuan seharusnya memandang pria lebih tinggi
maka harus takkluk mutlak padanya. Tapi bukan berarti Debora ingin mengambil
alih posisi pria. Sebaliknya barak telah meninggalkan hak istimewanya. Perempuan
yang dimaksud ialah Yael. Ia tak berkaitan dengan perdebatan tersebut.
Ayat 11
Adapu heber, orang keni itu telah memisahkan diri dari
suku keni. Pada Pasal 1:16 Disini menunjukan satu keluarga suku keni yang
memisahkan diri dari keluarga besarnya diselatan dan datang keutara sejauuh
lembah Yizreel untuk mencari nafkah. Bila orang Keni masih menjalankan
pekerjaanya selaku tukang-tukang patri, mungkin mereka suka berpindah tempat
dari kelompok-keompok etnis lain dan bersikap netral dalam pertengkaran
kelompok ini. Dan ayat 11 ini adalah jalan keterangan pada ayat yang 17.
Ayat
12-16
Perang yang digambarkan dalam ayat ini, tetapi ada
sedikit rincian dalam kisah itu. Allah diperlihatkan sebagai yang bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang terjadi Tuhan sendiri yang layak mendapat
kemuliaan.
Ayat
17-24
Perempuan itu menutupi dia dengan selimut, ini berarti
harus kita terjemahkan dahulu, sebaiknya diterjemahkan dalam bahasa Ibraninya
ialah dengan kelambu penyangkal lalat. Lalu perempuan itu membuat kirbat sus,
yakni dadih “lebben” modern yang mempunyai efek membuat orang sangat mengantuk.
Ayat yang ke 21 Yael, istri Heber mengambil patok kemah. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih hidup tentang kematiannya. Palu dan patok kemah untuk
memancangkan kemah itu tersedia baginya, karena mencangkan kemah itu adalah
tugas wanita. Pada ayat 24 sampai mereka melenyapkan Yabin orang kanaan itu.
Dan riwayat dalam bentuk prosa dilanjutkan dalam Pasal 5:31b, syair puitis
tentang kematian sisera.
Kesimpulannya:
Kitab hakim-hakim adalah menceritakan kehidupan bangsa
Israel yang terus berbuat jahat dimata Tuhan. Dalam Tuhan mengambil Debora
sebagai hakim dan nabiah atas bangsa Israel, dan dalam kitab ini disebut kitab
Prosa yang juga tertulis dalam syair nyanyian Debora atas kemenagannya
mengalahkan orang Kanaan, yaitu panglima sisera atas pertolongan Tuhan yang
selalu menyertai para utusan Allah.
APLIKASI
Setelah membahas kitab hakim-hakim pasal 4 ayat 1-24,
penulis mendapatkan hal-hal kerohanian yang terdapat dalam nats tersebut
tentang Debora dan Barak, Yaitu:
- Meninggalkan Tuhan mengakibatkan penyembahan berhala, dosa, dan
kekalahan. Barang kali semuanya itu disebabkan orang Israel mengabaikan
Firman Tuhan. Kalau seandainya bangsa Israel serring membaca kitab Musa,
pasti mereka akan menjadi umat yang kudus dan sejahtera. Demikian pula
bagi kita semua sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus,
tidak cukup hanya masuk saja dalam berkat rohani (seperti yang dialkukan
oleh orang Israel yang telah masuk dalam tanah perjanjian- Kanaan); tetapi
hanya melalui cara hidup kita yang penuh iman dan ketaatanlah dapat
mengawetkan persekutuan kita dengan Tuhan serta tumbuh dalam kasih
karunia. Firman Tuhan mengajarkan bahwa tidak ada saat dalam hidup
kekristenan dimana kita dapat berhenti dari berdoa serta membaca firman
Tuhan (Efesus 6:18, I Tesalonika 5:17). Kemenangan-kemenangan yang pernah
kita peroleh tidak dapat menjamin bahwa kita akan jatuh lagi dalam dosa.
Kita tidak boleh kompromi sedikit pun dengan Dosa.
- Dosa harus dihukum oleh Tuhan, baik yang dilakukan oleh siapa pun
apapun bentuk pelanggaran yang dapat menyakiti hati Tuhan, dan itulah yang
harus diterima oleh banyak orang yang hidup dalam dosa. Dalam hal ini pun
kekudusan Allah dan kedaulatan Allah terlihat, dimana Ia memakai
bangsa-bangsa lain sebagai Alat-Nya untuk menghukum umat Israel yang tegar
tengkuk yang tidak mau berubah oleh kebaikan Allah yang dinyatakan dalam
perjalannan umat Israel. Tetapi penghukuman itu terutama dimaksudkan bukan
sebagai pukulan saja, melainkan sebagai didikan untuk kebaikan orang
Israel kepada jalan yang benar.
- Allah bersifat murah hati dan sabar terhadap anak-anak-Nya yang
sering berbuat salah. Asal mereka berbalik dan bertobat serta tidak
melakukan hal yang serupa yaitu dosa yang dapat memisahkan hubungan kita
dengan Allah. Sebab dia selalu bersedia untuk menerima mereka kembali
serta melepaskan mereka dari akibat-akibat dosa.
- Dalam kedaulatanya, Allah seringkali bertindak dengan cara yang
tidak dimengerti oleh manusia, sangat berbeda dengan cara manusiawi.
Contohnya ketika barak ingin melawan orang kanaan yang tangguh, namun
barak takut dan masih ragu-ragu dan barak binggung apa yang akan
dialakukan Allah bagi bangsanya, dan secara heran Allah membuat bangsa
kanaan itu terserak-serak dengan menggunakan hujan dan alam dengan cara
yang tidak dikenal oleh manusia yang dipikirkan kita mustahil namun Allah
akan membuat sesuatu yang terbaik dengan cara apapun yang tidak dimengerti
oleh manusia dan cara berpiki kita sendiri. Oleh sebab itu kita jangan
takut dan gelisah menghadapi segala sesuatu sebabb Allah akan senantiasa
akan menolong dan menyertai setiap orang yang mengandalkan kekuatan Allah
yang luar biasa.
- Pemimpin yang baik ialah pemimpin yang mengandalkan Tuhan dalam
hidup atau dalam suatu organisasinya, serta seorang pemimpin harus berani
untuk menyatakan kebenaran atau menguatkan sama halnya ketika barak
mengalami kelemahan dan ketakuatan, namun Debora memberikan inspirasi
kepada kita untuk saling membangun sebagai orang yang percaya dalam Tuhan
Yesus Kristus.
- Perempuan dapat dipakai secara luar biasa dalam pelayanan yang
sanagt luar biasa, jadi janganlah kita merasa minder dan takut sebab jika
Tuhan yang telah memanggil kita maka ia pula yang akan bertanggung jawab
dan yang akan melakukan Tugas-Nya, oleh sebab itu tugas kita ialah untuk
melayani Tuhan dan menyatakan kebenaran dalam dunia yang banyak menawarkan
berbagai macam kenikmatan.
- Dalam kenikmatan jangan kita mudah terbuai, jika kita diberkati
oleh Tuhan hendaklah kita jangan sombong dan mulai meninggalkan Allah
sebagai sumber berkat kita, namun tetap dalam kekudusan serta minta
kekuatan Allah dalam hidup kita.
DAFTAR PUSTAKA
Siamnjuntak. Tafsiran
Alkitab Masa Kini 1 Kejadian-Ester.
Jakarta: Yayasan Bina Kasih OMF, tth.
Andrew E. Hill. Survai
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, tth.
Sitompul A.A dan Beyer Ulrich. Metode
Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
Balchin Jhon, dkk. Intisari
Alkitab. Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2005.
Brill J.Wesley. Doa-Doa Dalam
Perjanjian Lama. Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995.
Green Denis. Pengenalan
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1995.
Koch Klaus. Kitab Yang Agung.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997.
Blommendaal Dr.J. Pengantar
Kepada Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993.
Bakker. Dr. F.L. Sejarah Kerajaan
Allah Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Holdcroft. L. Thomas. Kitab-Kitab
Sejarah. Malang: Gandum Mas, 1996.
LAI. Alkitab. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2006.
Ensiklopedia Alkitab
Masa Kini. Jakarta: Bina Media Kasih/OMF, 2007.
Handbook to the Bible. Bandung:
Yayasan Kalam Hidup, 2004.
Bergant Dianne dan Karris Robert.J. Tafsir
Alkitab
Perjanjian Lama. Jakarta: Kanisius
Lembaga Biblika Indonesia, 2002.
[1] Green, Dennis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. 1999. Jawa
Tengah: Gandum Mas. Hal. 81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar