Pages

About

Selasa, 12 Juni 2012

Memahami Jiwa dan Roh


JIWA dan ROH

A.    Defenisi
1.      JIWA
Dalam bahasa Ibrani: Nefesy yang artinya, hidup atau nyawa. Bicara tentang jiwa berkaitan dengan perasaan, kehendak. Nyawa juga disebut atau disamakan dengan darah.
2.      ROH
Dalam bahasa Ibrani disebut: Ruakh yang artinya, angin (mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung). 
Roh dihembuskan Allah melalui hidung manusia dan ia hidup (memiliki nyawa/jiwa).
B.     Penjelasan
Nafas yang dihembus kehidung manusia adalah roh yang membuat manusia yang dibentuk dari debu tanah  menjadi makhluk hidup dan berjiwa (bernyawa).
Jiwa
1.      Nefesy
Dalam Perjanjian Lama terdapat 755 kali artinya yang pertama ialah ‘Mempunyai Hidup.’ Dalam arti ini kata itu berulang kali dipakai untuk binatang (Kej. 1:20,24,30; 9:12,15-16; Yeh. 47:9). Kadang-kadang kata itu disamakan dengan darah, sesuatu yang perlu sekali bagi hidup badani (Kej. 9:4; Im. 17:10-14; Ul. 12:22-24). Dalam banyak hal kata itu menandakan asas hidup. Pengertian ini umum dalam Mazmur kendati hanya disitu saja.
Banyaknya ayat yang menyinggung sesuatu bertalian dengan jiwa, menyangkut ragam tingkat kesadaran. Dalam ayat-ayat berikut (a) nefesy mengandung arti ‘selera badani’: Bil 21:5; Ul 12:15, 20-21; 23-24; Ayb 33:20; Mzm 78:18; 107:18; Pkh 2: 24; Mikh 7:1. (b) sebagai sumber perasaan: Ayb 30:21; Mzm86:4; 107:26; Kid 1:7; Yes 1:14. (c) sumber timbulnya kehendak dan tindakan susila: Kej 49:6; 4:29; Ayb 7:15; Mzm 24:4; 25:1; 119129, 167.
Biasanya nefesy dianggap keluar meninggalkan badan pada saat kematian tiba, tapi kata itu tidak pernah diartikan untuk mengatakan roh orang mati (dalam TBI Kej 35:18, terjemahan harafiahnya ialah ‘waktu nefesynya keluar (meninggalkannya)...’) karena psikologi Ibrani agak lemah dalam peristilahannya yang benar-benar tepat, maka pemakaian kata nefesy, lev (levav) dan ruakh agak tumpang tindih(*hati:*roh). 

2.      Psukhe
Padanan nefesy dalam Perjanjian Baru, muncul pada kitab-kitab Injil dalam arti yang sama, tapi sering yang dimaksudkan bukan hanya hidup biasa yang berakhir pada saat kematian (Mat 10:39; Mrk 8:35; Luk 17:33; 21:19; Yoh 12:25). Dalam Injil ke-4 Pneuma, yaitu padanan ruakh, kadang-kadang mengartikan asas hidup, walaupun di tempat-tempat lain mengartikan tahapan tingkat hidup kejiwaan paling tinggi. Kata Kardia, yaitu padanan lev (levav) terdapat dalam arti kejiwaan juga.
Kata psukhe 12 kali dipakai oleh Paulus, 6 diantaranya berarti hidup atau nyawa (Rom 11: 3; 16:4; 1 Kor 15:45; 2 Kor 1:23; Filp 2:30; 1 Tes 2:8). Dari empat kali pemakaiannya secara kejiwaan, tiga kali mengartikan keinginan (Efe 6:6; Flp 1:27; Kol 3:23) dan satu kali perasaan (1Tes 5:23). Dua contoh masih tiggal mengartikan diri orang (Rom 11:3; 13:1). Untuk segi-segi yang lebih tinggi dari hidup biasa manusia, dan khususnya untuk watak kristen yang lebih tinggi, Paulus memakai kata Pneuma. Sejalan dengan ini ia memakai kata sifat psukhikos dan  pneumatikos untuk membedakan kodrat manusia sebagai yang lepas dari kasih karunia Allah dan tidak mempunyainya (1Kor 2:14-15). Pemakaian psukhe bersama pneuma dalam 1Tes 5:23, adalah menerangkan melulu yang bukan jasad manusia dalam segi-segi yang lebih rendah dan yang lebih tinggi.
Penulis-penulis Perjanjian Baru lainnya memakai psukhe lebih intensif. Firman Allah dapat menyelamatkan psukhe ( Yakobus.1:21). Berbalik dari jalan yang sesat menyelamatkannya dari maut (Yak.5:21). Tujuan iman yaitu keselamatan jiwa   (1 Ptr 1:9), keinginan-keinginan daging berjuang melawan jiwa ( 1 Ptr 2:11), pengharapan adalah sauh bagi jiwa (Ibr.6:9). Dalam Why 6:9 psukhe (jiwa-jiwa) orang martir nampak di bawah mezbah.

ROH
1.    Ruakh  
Terdapat 378 kali dalam PL, bagan terbesar pemakaiannya mengacu pada manusia, tetapi kebanyakan berkaitan dengan yang supra alami. Kata benda ruakh berasal dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung. Kadang-kadang kata itu mengeluarkan arti “pusat hidup” searti dengan nefesy, tapi dalam arti itu jumlahnya sedikit dan umumnya ruakh  berarti bernyawa berkaitan dengan nefesy makhluk hidup.
Ruakh sering berarti “angin”dan sering pula dianggap berkuasa, bahkan bisa merusak ( mis.Kel 10:13; 14:21; Ayb.21:18; Mzm.1:4; 35:5; 107:25, Yeh.1:4; 1 Raja 19:11) tapi selalu dikendalikan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya (bnd Am 4:13; Ayb 28:25; Ams 30:4; Mzm. 104:3; 135:7; 148:8). Yeh 37:1-14 memberi contoh dari berbagai pemakaian kata itu; dalam ayat 9 artinya “angin” ( sekalipun menurut TBI “nafas hidup”) ay.5,6,8,10, “nafas hidup” dan dalam ay.14 “roh”
Dalam psikologi ruakh berarti pendorong yang dominan ( mis. Kej. 26:35; Filp 5:14; 14;24; Ayb 20:3; Mzm. 32:2; 51:10; 2Raj 19:7).dalam beberapa keadaan ruakh menuntun orang untuk melakukan sesuatu yang khusus ( Ams. 16:32; 25: 28; Hag 1;14).
Ruakh beberapa kali muncul dalam arti roh jahat (mis 1 Sam 16:16; 18;10; Bil 5:14; Hos. 4:12; 5:4) dan Raja 22:19-25 memperlihatkan yang dimaksud ialah roh yang berpribadi. Ruakh  juga dapat berarti pengaruh baik yang supra alami (mis. Kel. 28:3; Ul, 34:9; Yes. 28:6; Za 12:10). Ke-imanen-an Allah akan menjadi nyata bila kehendak-Nya dinyatakan oleh roh-Nya (bnd Mzm 104:139); Kej 1:2 adalah pemakaian pertama kata ruakh dengan arti itu ( bnd Ayb 32:8; 33:4), roh dihubungkan dengan perjanjian Allah dan Israel (Hag 2:5) dan sarana berbagai petugas untuk pelayanan ilahi ( Bil 11:25; 1 Sam 11:6; 16:13; Mi 3:8; Yes 11:2-3; 61:1) dalam Mzm 51:12; Yes 63:10-11 terdapat ungkapan Roh Kudus  dengan sifat tidak berpribadi, tapi kegiatan pengetahuan dan kodrat yang dikaitkan kepada Roh itu mengacu kepada kepribadian dan keilahian.
2.      Pneuma,
Istilah Yunani, padanan ruakh, terdapat 220 kali dalam Perjanjian Baru, 91 kali dengan atau tanpa keteragan mengenai sifat atau sumber-Nya, mengacu pada Roh Kudus. Arti umum pneuma serupa dengan arti ruakh, tapi tekanannya berubah terutama dalam surat Paulus. Disitu pneuma  jarang  mengacu pada pihak manusia, tapi pada Roh Allah.
Dalam Yoh 3:8 pneuma berarti ‘angin’, dalam 2 Tes 2:8 ‘nafas’. Dikaitkan dengan sarx, pneuma, berarti unsur non-ragawi manusia ( 2 Kor. 7:1; Kol 2:5), bila dikaitkan  dengan soma, artinya sama ( 1 Kor. 5:3-5; 7:34) pneuma dapat juga berarti unsur diri mansuia yang tetap lestari sesudah kematian ( Mat 27:50; Luk 8:55; 23:46; Yoh 19:30; Kis 7:59; Ibr 12:23; 1 Pet 3:18-19; Why 11:11).
Sebagai istilah psikologi pneuma berarti daya tanggap, perasaan dan kehendak, atau keadaan kesadaran dan mungkin imbangan dari ego ( Mrk 2:8; Luk 1:47; Yoh 11:33; 13:21; Kis 17:16; 18:25; 19:21; Mat 26:41; 1Kor 4:21; Gal 6:1; 1 Pet 3:4; Rom 8:16; 1 Kor 16:18; Gal 6:18).
Dalam Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul mengacu pada roh jahat, tapi pneuma pada umumnya dalam Perjanjian Baru terkait dengan Roh Allah, khususnya yang langsung dikaitkan dengan Kristu sebagai asal-Nya atau yang diwakili-Nya, kadang-kadang Ia di rujuk sebagai ‘yang datang dari Allah’ (1kor 2:11, 14), Pada kesempatan lain sebagai  ‘yang datang dari Kristus’ ( Kis 16:7; 1 Pet 1:11; Flp 1;19) dalam beberapa ayat terdapat ungkapan ‘Roh Kudus’ ( Mat 12:32; Mrk 3:29; Luk 12:10). Dua kali Roh Kudus di tempatkan berdampingan dengan Allah Bapa dan Allah Anak dalam rangka ke-Ilahian dan kesetaraan ( Mat 28:19; 2 Kor 13:14; bnd 1 Pet 1:2).


C.    Kesimpulan
Dari keseluruhan uraian di atas, maka saya menyimpulkan bahwa jiwa dan roh adalah berbeda. Berdasarkan peranan dan fungsinya, terlebih lagi berdasarkan definisi maka sangat jelas berbeda. Dengan kata lain manusia terdiri dari tiga bagian (Trikotomi) yakni tubuh, jiwa, dan roh. Jiwa merupakan bagian dalam diri manusia yang berperan memiliki keinginan dan kehendak, berbeda dengan roh yang berperan sebagai penuntun seseorang agar tidak menuju pada kehendak yang salah atau bertentangan dengan Allah.
Jiwa dan Roh diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai hidup (kehidupan) yang olehnya manusia yang dibentuk dari debu tanah itu menjadi makhluk hidup setelah memperolehnya. Jiwa mengandung segala keinginan dan kehendak dan roh merupakan penghubung manusia dengan Allah, tanpa roh manusia tidak dapat berhubungan dengan Allah.
Manusia dan binatang memiliki jiwa yang berbeda, jiwa manusia atau kehendak serta keinginannya dapat dikendlikan oleh roh yang juga ada pada manusia tersebut yang menyadarkan manusia akan hubungannya dengan Allah sang pencipta, tetapi binatang melakukan sesuai naluri dalam jiwanya tanpa ada tuntunan roh di dalamnya. Binatang tidak memiliki roh, sehingga ia tidak dapat mengenal Allah dan tidak bersekutu dengan Dia.

Trichotomy
1 Tesalonika 5:23
            Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
            Sekilas kita memang terkadang bisa mengatakan bahwa roh dan jiwa adalah sama dan tidak dapat dibedakan, namun jika kita teliti lagi bagaimana keberadaan atau peranan keduanya itu berbeda. Jiwa sifatnya natural (alami) sedangkan roh adalah (rohani) karena berhubungan dengan Allah. penuntun manusia kepada Allah bukan jiwanya tetapi rohnya, itulah sebabnya manusia berbeda dengan binatang yang tidak memiliki roh, sehingga tidak mengerti dan tidak berhubungan dengan Allah. Mencari Allah yang adalah Roh harus dengan roh juga.
            Dalam Perjanjian Lama jiwa itu banyak berhubungan dengan binatang, kadang-kadang disamakan dengan darah yaitu sesuatu yang perlu sekali bagi hidup badani. Dengan sangat pasti jiwa dan roh tidak sama, oleh karena yang satu berhubungan dengan natural dan yang lainnya berhubungan dengan spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar