JIWA
dan ROH
A.
Defenisi
1. JIWA
Dalam
bahasa Ibrani: Nefesy yang artinya,
hidup atau nyawa. Bicara tentang jiwa berkaitan dengan perasaan, kehendak.
Nyawa juga disebut atau disamakan dengan darah.
2. ROH
Dalam
bahasa Ibrani disebut: Ruakh yang
artinya, angin (mengeluarkan nafas dengan kuat dari hidung).
Roh
dihembuskan Allah melalui hidung manusia dan ia hidup (memiliki nyawa/jiwa).
B.
Penjelasan
Nafas
yang dihembus kehidung manusia adalah roh yang membuat manusia yang dibentuk
dari debu tanah menjadi makhluk hidup
dan berjiwa (bernyawa).
Jiwa
1.
Nefesy
Dalam
Perjanjian Lama terdapat 755 kali artinya yang pertama ialah ‘Mempunyai Hidup.’
Dalam arti ini kata itu berulang kali dipakai untuk binatang (Kej. 1:20,24,30;
9:12,15-16; Yeh. 47:9). Kadang-kadang kata itu disamakan dengan darah, sesuatu
yang perlu sekali bagi hidup badani (Kej. 9:4; Im. 17:10-14; Ul. 12:22-24).
Dalam banyak hal kata itu menandakan asas hidup. Pengertian ini umum dalam
Mazmur kendati hanya disitu saja.
Banyaknya
ayat yang menyinggung sesuatu bertalian dengan jiwa, menyangkut ragam tingkat
kesadaran. Dalam ayat-ayat berikut (a) nefesy
mengandung arti ‘selera badani’: Bil 21:5; Ul 12:15, 20-21; 23-24; Ayb
33:20; Mzm 78:18; 107:18; Pkh 2: 24; Mikh 7:1. (b) sebagai sumber perasaan: Ayb
30:21; Mzm86:4; 107:26; Kid 1:7; Yes 1:14. (c) sumber timbulnya kehendak dan
tindakan susila: Kej 49:6; 4:29; Ayb 7:15; Mzm 24:4; 25:1; 119129, 167.
Biasanya
nefesy dianggap keluar meninggalkan
badan pada saat kematian tiba, tapi kata itu tidak pernah diartikan untuk
mengatakan roh orang mati (dalam TBI Kej 35:18, terjemahan harafiahnya ialah
‘waktu nefesynya keluar (meninggalkannya)...’)
karena psikologi Ibrani agak lemah dalam peristilahannya yang benar-benar
tepat, maka pemakaian kata nefesy, lev
(levav) dan ruakh agak tumpang
tindih(*hati:*roh).
2.
Psukhe
Padanan nefesy dalam Perjanjian Baru, muncul pada kitab-kitab Injil dalam
arti yang sama, tapi sering yang dimaksudkan bukan hanya hidup biasa yang
berakhir pada saat kematian (Mat 10:39; Mrk 8:35; Luk 17:33; 21:19; Yoh 12:25).
Dalam Injil ke-4 Pneuma, yaitu
padanan ruakh, kadang-kadang mengartikan
asas hidup, walaupun di tempat-tempat lain mengartikan tahapan tingkat hidup
kejiwaan paling tinggi. Kata Kardia, yaitu
padanan lev (levav) terdapat dalam
arti kejiwaan juga.
Kata psukhe
12 kali dipakai oleh Paulus, 6 diantaranya berarti hidup atau nyawa (Rom
11: 3; 16:4; 1 Kor 15:45; 2 Kor 1:23; Filp 2:30; 1 Tes 2:8). Dari empat kali
pemakaiannya secara kejiwaan, tiga kali mengartikan keinginan (Efe 6:6; Flp
1:27; Kol 3:23) dan satu kali perasaan (1Tes 5:23). Dua contoh masih tiggal
mengartikan diri orang (Rom 11:3; 13:1). Untuk segi-segi yang lebih tinggi dari
hidup biasa manusia, dan khususnya untuk watak kristen yang lebih tinggi,
Paulus memakai kata Pneuma. Sejalan
dengan ini ia memakai kata sifat psukhikos
dan pneumatikos untuk membedakan kodrat
manusia sebagai yang lepas dari kasih karunia Allah dan tidak mempunyainya
(1Kor 2:14-15). Pemakaian psukhe bersama
pneuma dalam 1Tes 5:23, adalah
menerangkan melulu yang bukan jasad manusia dalam segi-segi yang lebih rendah
dan yang lebih tinggi.
Penulis-penulis Perjanjian Baru lainnya
memakai psukhe lebih intensif. Firman Allah dapat menyelamatkan psukhe (
Yakobus.1:21). Berbalik dari jalan yang sesat menyelamatkannya dari maut
(Yak.5:21). Tujuan iman yaitu keselamatan jiwa (1 Ptr 1:9), keinginan-keinginan daging
berjuang melawan jiwa ( 1 Ptr 2:11), pengharapan adalah sauh bagi jiwa
(Ibr.6:9). Dalam Why 6:9 psukhe (jiwa-jiwa)
orang martir nampak di bawah mezbah.
ROH
1. Ruakh
Terdapat
378 kali dalam PL, bagan terbesar pemakaiannya mengacu pada manusia, tetapi
kebanyakan berkaitan dengan yang supra alami. Kata benda ruakh berasal dari kata kerja yang berarti mengeluarkan nafas
dengan kuat dari hidung. Kadang-kadang kata itu mengeluarkan arti “pusat hidup”
searti dengan nefesy, tapi dalam arti
itu jumlahnya sedikit dan umumnya ruakh berarti bernyawa berkaitan dengan nefesy makhluk hidup.
Ruakh
sering berarti “angin”dan sering pula dianggap berkuasa, bahkan bisa merusak (
mis.Kel 10:13; 14:21; Ayb.21:18; Mzm.1:4; 35:5; 107:25, Yeh.1:4; 1 Raja 19:11)
tapi selalu dikendalikan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya (bnd Am 4:13;
Ayb 28:25; Ams 30:4; Mzm. 104:3; 135:7; 148:8). Yeh 37:1-14 memberi contoh dari
berbagai pemakaian kata itu; dalam ayat 9 artinya “angin” ( sekalipun menurut
TBI “nafas hidup”) ay.5,6,8,10, “nafas hidup” dan dalam ay.14 “roh”
Dalam psikologi ruakh berarti pendorong yang dominan ( mis. Kej. 26:35; Filp 5:14;
14;24; Ayb 20:3; Mzm. 32:2; 51:10; 2Raj 19:7).dalam beberapa keadaan ruakh menuntun orang untuk melakukan sesuatu
yang khusus ( Ams. 16:32; 25: 28; Hag 1;14).
Ruakh
beberapa kali muncul dalam arti roh jahat (mis 1 Sam 16:16; 18;10; Bil 5:14;
Hos. 4:12; 5:4) dan Raja 22:19-25 memperlihatkan yang dimaksud ialah roh yang berpribadi.
Ruakh juga dapat berarti pengaruh baik yang supra
alami (mis. Kel. 28:3; Ul, 34:9; Yes. 28:6; Za 12:10). Ke-imanen-an Allah akan
menjadi nyata bila kehendak-Nya dinyatakan oleh roh-Nya (bnd Mzm 104:139); Kej
1:2 adalah pemakaian pertama kata ruakh dengan
arti itu ( bnd Ayb 32:8; 33:4), roh dihubungkan dengan perjanjian Allah dan
Israel (Hag 2:5) dan sarana berbagai petugas untuk pelayanan ilahi ( Bil 11:25;
1 Sam 11:6; 16:13; Mi 3:8; Yes 11:2-3; 61:1) dalam Mzm 51:12; Yes 63:10-11
terdapat ungkapan Roh Kudus dengan sifat
tidak berpribadi, tapi kegiatan pengetahuan dan kodrat yang dikaitkan kepada
Roh itu mengacu kepada kepribadian dan keilahian.
2. Pneuma,
Istilah
Yunani, padanan ruakh, terdapat 220
kali dalam Perjanjian Baru, 91 kali dengan atau tanpa keteragan mengenai sifat
atau sumber-Nya, mengacu pada Roh Kudus. Arti umum pneuma serupa dengan arti ruakh,
tapi tekanannya berubah terutama dalam surat Paulus. Disitu pneuma jarang
mengacu pada pihak manusia, tapi pada Roh Allah.
Dalam
Yoh 3:8 pneuma berarti ‘angin’, dalam
2 Tes 2:8 ‘nafas’. Dikaitkan dengan sarx,
pneuma, berarti unsur non-ragawi manusia ( 2 Kor. 7:1; Kol 2:5), bila
dikaitkan dengan soma, artinya sama ( 1
Kor. 5:3-5; 7:34) pneuma dapat juga
berarti unsur diri mansuia yang tetap lestari sesudah kematian ( Mat 27:50; Luk
8:55; 23:46; Yoh 19:30; Kis 7:59; Ibr 12:23; 1 Pet 3:18-19; Why 11:11).
Sebagai
istilah psikologi pneuma berarti daya
tanggap, perasaan dan kehendak, atau keadaan kesadaran dan mungkin imbangan
dari ego ( Mrk 2:8; Luk 1:47; Yoh
11:33; 13:21; Kis 17:16; 18:25; 19:21; Mat 26:41; 1Kor 4:21; Gal 6:1; 1 Pet
3:4; Rom 8:16; 1 Kor 16:18; Gal 6:18).
Dalam
Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul mengacu pada roh jahat, tapi pneuma pada umumnya dalam Perjanjian Baru
terkait dengan Roh Allah, khususnya yang langsung dikaitkan dengan Kristu
sebagai asal-Nya atau yang diwakili-Nya, kadang-kadang Ia di rujuk sebagai
‘yang datang dari Allah’ (1kor 2:11, 14), Pada kesempatan lain sebagai ‘yang datang dari Kristus’ ( Kis 16:7; 1 Pet
1:11; Flp 1;19) dalam beberapa ayat terdapat ungkapan ‘Roh Kudus’ ( Mat 12:32;
Mrk 3:29; Luk 12:10). Dua kali Roh Kudus di tempatkan berdampingan dengan Allah
Bapa dan Allah Anak dalam rangka ke-Ilahian dan kesetaraan ( Mat 28:19; 2 Kor
13:14; bnd 1 Pet 1:2).
C.
Kesimpulan
Dari
keseluruhan uraian di atas, maka saya menyimpulkan bahwa jiwa dan roh adalah
berbeda. Berdasarkan peranan dan fungsinya, terlebih lagi berdasarkan definisi
maka sangat jelas berbeda. Dengan kata lain manusia terdiri dari tiga bagian (Trikotomi)
yakni tubuh, jiwa, dan roh. Jiwa merupakan bagian dalam diri manusia yang
berperan memiliki keinginan dan kehendak, berbeda dengan roh yang berperan
sebagai penuntun seseorang agar tidak menuju pada kehendak yang salah atau
bertentangan dengan Allah.
Jiwa
dan Roh diberikan oleh Allah kepada manusia sebagai hidup (kehidupan) yang
olehnya manusia yang dibentuk dari debu tanah itu menjadi makhluk hidup setelah
memperolehnya. Jiwa mengandung segala keinginan dan kehendak dan roh merupakan
penghubung manusia dengan Allah, tanpa roh manusia tidak dapat berhubungan
dengan Allah.
Manusia
dan binatang memiliki jiwa yang berbeda, jiwa manusia atau kehendak serta
keinginannya dapat dikendlikan oleh roh yang juga ada pada manusia tersebut
yang menyadarkan manusia akan hubungannya dengan Allah sang pencipta, tetapi
binatang melakukan sesuai naluri dalam jiwanya tanpa ada tuntunan roh di
dalamnya. Binatang tidak memiliki roh, sehingga ia tidak dapat mengenal Allah
dan tidak bersekutu dengan Dia.
Trichotomy
1
Tesalonika 5:23
Semoga Allah damai sejahtera
menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara
sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.
Sekilas kita memang terkadang bisa
mengatakan bahwa roh dan jiwa adalah sama dan tidak dapat dibedakan, namun jika
kita teliti lagi bagaimana keberadaan atau peranan keduanya itu berbeda. Jiwa
sifatnya natural (alami) sedangkan roh adalah (rohani) karena berhubungan
dengan Allah. penuntun manusia kepada Allah bukan jiwanya tetapi rohnya, itulah
sebabnya manusia berbeda dengan binatang yang tidak memiliki roh, sehingga
tidak mengerti dan tidak berhubungan dengan Allah. Mencari Allah yang adalah
Roh harus dengan roh juga.
Dalam Perjanjian Lama jiwa itu banyak berhubungan dengan
binatang, kadang-kadang disamakan dengan darah yaitu sesuatu yang perlu sekali
bagi hidup badani. Dengan sangat pasti jiwa dan roh tidak sama, oleh karena
yang satu berhubungan dengan natural dan yang lainnya berhubungan dengan
spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar