Pages

About

Minggu, 04 November 2012

KAPAN ANAK DAPAT MENERIMA KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN JURU SELAMAT (USULAN DALAM PEMBUATAN KURIKULUM KAA)


KAPAN ANAK DAPAT MENERIMA KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN JURU SELAMAT (USULAN DALAM PEMBUATAN KURIKULUM KAA)

Oleh:DENNY SITOMPUL, S.Pd. K
Tugas : PAK Anak


DAFTAR ISI

BAB    I         PENDAHULUAN …………1
BAB    II     PENTINGNYA PELAYANAN
                   ANAK PADA MASA KINI ... 2

Kapan anak mulai bisa menerima
Kristus dalam hatinya? …………  3

            Bagaimana cara anak untuk menerima
Kristus pada usia tersebut? .…….. 5
 BAB    III     KESIMPULAN………….... 6
DAFTAR PUSTAKA


BAB  I

PENDAHULUAN
Salah satu generasi penerus gereja di dunia saat ini ialah generasi anak-anak. Karena itu, gereja serta orang tua seharusnya menyadari tugas dan tanggung jawab yang besar ini.  Jika demikian, gereja dan orang tua harus mampu mendidik anak mereka agar memiliki iman yang kuat dalam Kristus.  Untuk dapat menjawab tantangan tersebut, gereja dan orang tua harus belajar untuk lebih mengenal akan  kebutuhan anak-anak.  Dr. Marry Go Setiawani menjelaskan hal yang senada yaitu “anak-anak merupakan generasi penerus dari sebuah negara. Tanpa mengenal mereka, bagaimana mungkin kita dapat mendidik mereka?”[1] 
Namun, banyak orang yang menganggap remeh pelayanan ini, padahal pelayanan yang dilakukan dalam mengajar anak-anak  sama penting dan sama mulianya dengan pelayanan terhadap orang dewasa.  Selain itu, orang yang melayani akan mendapatkan kepuasan tersendiri karena dia bisa berdampak baik bagi sesamanya.  Demikian juga melayani anak-anak,  mereka yang dibina dengan tekun akan menjadi generasi penerus yang membangun bangsa dan melanjutkan Kerajaan Allah.
Yesus menganggap anak-anak juga penting. Ia memperlakukan anak-anak sebagai seorang pribadi yang berharga.  Yesus meletakkan pelayanan anak-anak dalam prioritas pelayanan-Nya (Markus 9:36-37).  Ketika para murid Yesus bertengkar siapa yang terbesar, Yesus justru mengambil kesempatan untuk memperkenalkan pandangan tentang rendah hati dan pelayanan kepada mereka (Markus. 9:35).  Yesus berdiskusi tentang pentingnya menjalin relasi dengan anak-anak.
Hal ini pun di perkuat  oleh Igrea Siswanto dalam bukunya “Membuat Panggung Boneka untuk Sekolah Minggu”, mengenai sebuah tanggung jawab dalam pembinaan kerohanian anak, yaitu:

“Siapakah yang paling bertanggungjawab dalam memperkenalkan anak kepada Yesus Kristus dan memberikan dukungan untuk perkembangan iman kristiani anak? Menurut pemahaman banyak orangtua, sekolah minggulah yang memegang peranan penting. Oleh karena pemahaman yang tidak pernah dipermasalahkan tersebut, pertumbuhan iman sebagian besar anak-anak ditentukan oleh kualitas gereja (sekolah minggu) yang mengadakan berbagai kegiatan pembinaan untuk menolong mengembangkan iman mereka.”[2]

  Dengan demikian, kiranya kita menyadari bahwa anak-anak itu bisa hilang. Artinya, mereka kehilangan kepercayaan kepada Kristus.  Bila hal itu terjadi, maka keselamatan tidak terjadi dalam kehidupan mereka.  Padahal, anak-anak adalah objek kasih Bapa.  Lalu, bagaimana anak-anak dapat diselamatkan?  Dalam paper ini akan mencoba membahas mengenai seberapa pentingkah pelayanan anak pada generasi saat ini?, kemudian kapan anak tersebut mulai bisa mengenal dan menerima Kristus? Serta bagaimana cara mereka menerima Kristus di dalam hatinya?

BAB II
PENTINGNYA PELAYANAN ANAK PADA MASA KINI

              Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono dalam bukunya “Psikologi Belajar” menjelaskan bahwa:
“Sebenarnya pendidikan anak itu sudah dimulai sejak Yunani dan Romawi
kuno, namun belum memandang anak tidak sebagaimana mestinya. Pada abad 17 Yohan Amos Comenius yang pertama kali memandang anak sebagai anak didik yang mempunyai sifat-sifat tertentu, yang tidak boleh dipandang sebagai orang dewasa.”[3]

  Pdt. Dr. Stephen Tong dan Marry Setiawani menegaskan hal yang serupa bahwa “sebelum membentuk karakter anak yang kita didik, kita perlu mengenal siapa mereka dan menerima sebagaimana keadaan mereka.”[4]  Karena itu, hendaknya para pendidik mengenal karakteristik psikologis anak dari usia bayi sampai kepada usia anak pratama. Dengan memahami kondisi psikologis anak, maka para pendidik akan dengan mudah membawa anak untuk mengenal Kristus.

Kapan anak mulai bisa menerima Kristus dalam hatinya?
            Seperti penjelasan di atas, hal utama untuk membawa anak kepada pengenalan sampai kepada menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka terlebih dahulu para pendidik memahami kondisi psikologis anak.  Dengan memahami hal tersebut, maka kita dapat membuat suatu kesimpulan pada usia berapakah anak dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya?
            Drs. Paulus Lilik Kristianto menjelaskan bahwa  “PAK dimulai dari anak-anak. Lima kelompok usia anak-anak adalah 0-1, 2-3, 4-5, 6-8, 9-11. Sasaran utamanya adalah mengenal dan menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadinya.”[5]  Dengan pembagian usia tersebut, kita dapat melihat kapan usia anak dapat menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
              Penulis mengutip penjelasan dari Paulus Lilik dalam bukunya “Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen”  mengenai psikologis anak usia 0-11 tahun, dibagikan menurut kebutuhan spiritualnya yaitu:
“Usia 0-1 tahun secara spiritual, bayi perlu mendapat pengajaran rohani melalui     apa yang dilihatnya. Mereka mempunyai iman yang sederhana melalui keyakinan dan keteladanan orangtuanya. Misalnya bayi dapat melihat kedua telapak tangannya meskipun dia belum mengerti implikasi teologi dari doa tersebut . . . . Usia 2-3 tahun secara spiritual, mereka mempunyai iman yang sederhana. Untuk mengembangkan kerohaniannya, mereka diajar dengan contoh, sikap, dan tindakan. Misalnya, mereka diajar berdoa dengan cara melipat tangannya, memejamkan matanya dan menundukkan kepalanya. Pengajaran rohani harus dilakukan secara pribadi. . . . Usia 4-5 tahun secara spiritual, mereka akan berkembang bila diajari kebenaran dan pengetahuan Alkitab. Pengajaran rohani harus dilakukan secara konkret, literal dan dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Mereka perlu diajarkan tentang Tuhan Yesus yang mengasihinya, doa-doa yang sederhana. . . . Usia 6-8 tahun secara spiritual, dengan cara sederhana, mereka siap menerima pengajaran tentang keselamatan. Orang tua dan guru dapat berperan menjadi model melalui aktivitas mereka di gereja. Dalam bimbingan orang tua dan guru, mereka bertumbuh, bahkan bersaksi bagi Tuhan. . . . Usia 9-11 tahun secara spiritual, mereka siap diajari ajaran keselamatan dengan lebih lengkap. Dengan bimbingan yang benar, mereka mampu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab. Mereka dapat mengambil keputusan menerima Tuhan Yesus Kristus dan mempersembahkan diri mereka untuk melayani Tuhan Yesus.”[6]

              Dengan demikian, jika diperhatikan dari penjelasan diatas, diketahui bahwa untuk mengenal Kristus sebagai Juruselamat dapat dikatakan ketika anak usia 6-8 tahun, namun untuk mengambil keputusan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, usia yang efektif adalah 9-11 tahun.  Karena pada usia 6-8 tahun, anak mulai memahami keselamatan, sedangkan untuk mengambil sebuah keputusan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat ialah pada usia 9-11 tahun.
            B. Samuel Sidjabat dalam bukunya “Strategi Pendidikan Kristen” mengutip pernyataan Anna Mow, bahwa:
 “Pernyataan Anna Mow dalam tulisannya, Your Child From Birth to Rebirth  (1963), kiranya dapat menjadi dasar pemahaman bagi kita mengenai usia pengambilan keputusan untuk percaya. Beliau menulis: pada usia berapa pun anak anda tertarik menjadi milik Tuhan, itulah masa yang tepat. Langkag yang diambil anak itu dimateraikan Roh Kudus yang lembut, yang kasih-Nya bagi anak tak dapat kita pahami secara sempurna. Bagian kita sebagai orang tua dan guru adalah menolong anak itu serta mempersiapkannya bagi pengambilan keputusan ini.”[7]
           
            Dari pernyataan B. Samuel Sidjabat dan Paulus Lilik, penulis mengambil kesimpulan bahwa, jika kita melihat dari sisi psikologis usia yang tepat bagi anak untuk mengambil keputusan dalam menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat ialah usia 9-11 tahun. Namun jika ditinjau dari sisi rohani, penerimaan keputusan tidak di dasari dari berapa usia anak tersebut, namun atas kuasa Roh Kudus yang memateraikan anak tersebut untuk mengambil keputusan. Artinya bisa saja anak pada usia 6-8 tahun mengambil keputusan untuk menerima Kristus.

Bagaimana cara anak untuk menerima Kristus pada usia tersebut?
Setelah kita memahami mengenai kapan anak dapat mengambil sebuah keputusan untuk menerima Kristus, maka selanjutnya ialah bagaimana cara anak tersebut dapat mengambil keputusan untuk bertobat dan menerima Kristus?  Ketika anak usia 9-11 tahun, pola pikir mereka sudah mulai bisa menerima hal-hal yang dapat mereka yakini. “Dengan bimbingan yang benar, mereka mampu menyelidiki dan mencari sendiri kebenaran-kebenaran yang dinyatakan dalam Alkitab.”[8]
Selain itu juga pada usia tersebut mereka sudah mulai terbuka untuk Injil dan mulai mengerti kebenaran firman Tuhan.  Dengan demikian cara anak mengambil keputusan untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, tidak terlepas juga dari peran orang tua dan guru sekolah maupun sekolah minggu.  B. Samuel Sidjabat memberikan penjelasan mengenai hal ini, yaitu:
“Bagian kita sebagai orang tua dan guru adalah menolong anak itu serta mempersiapkannya untuk pengambilan sebuah keputusan. Jika demikian, peranan orang tua dan gurulah untuk menceritakan Injil secara sederhana, dalam bahasa yang dapat dimengerti, tentang kasih Allah. Jika anak itu diperhadapkan dengan kasih akan fakta dosa dan kasih Allah dalam Yesus Kristus, senantiasa akan ada harapan yang kita berikan untuk mengambil keputusan percaya.”[9]

Hal senada pun dipaparkan oleh Dr. Marry Go Setiawani bagaimana cara mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pada usia 9-11 tahun, yaitu: “Untuk usia 9-11 tahun ialah berikan bahan-bahan yang ada, agar membimbing mereka untuk lebih mengerti bahwa orang berdosa perlu Tuhan Yesus.” [10]  artinya bahan-bahan dipersiapkan untuk pembentukan matang iman percaya mereka kepada Kristus.  Dimana pada usia 6-8 tahun, anak sudah mulai mengenal dasar-dasar iman kepada Kristus, maka pada usia 9-11 tahun anak mulai di bawa untuk mengambil keputusan menerima Kristus sebagai Juruselamat.
BAB III
KESIMPULAN
            Dari penjabaran diatas, dapat diketahui bahwa pelayanan dalam dunia anak sangatlah penting.  Anak-anak adalah generasi penerus kerajaan Allah di dunia melalui gereja-gereja Tuhan.  Dengan mengetahui terlebih dahulu kebutuhan anak, maka akan dengan mudah kita dapat membawa anak tersebut untuk mengambil keputusan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka.  Setelah ditelusuri usia berapakah yang paling efektif pada anak untuk mengambil keputusan menerima Kristus, maka dapat disimpulkan bahwa usia 9-11 tahun, anak dapat percaya dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya.
            Kemudian bagaimana cara anak tersebut dapat bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya, ialah anak pada usia tersebut mulai dapat mencari dan menyelidiki keyakinan iman percayanya.  Dengan bimbingan orang tua serta guru untuk membawa anak tersebut mengambil sebuah keputusan, maka anak pada usia tersebut dapat merespon dengan cepat. 

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo.  Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2004

Setiawani, Marry Go.  Menerobos Dunia Anak. Bandung: Kalam Hidup, 2004.
Sidjabat, B. Samuel.  Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-Filosofis.
Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994.

Siswanto, Igrea.  Membuat Panggung Boneka untuk Sekolah Minggu. Yogyakarta: Andi, 2005

Tong, Stephen  dan Setiawani, Marry Go.  Seni Membentuk Karakter Kristen: Hikmat Guru
dan Ayah Bunda.  Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995.




             [1]Dr. Marry Go Setiawani, Menerobos Dunia Anak (Bandung: Kalam Hidup, 2004), hlm. 16.
                    [2]Igrea Siswanto, Membuat Panggung Boneka untuk Sekolah Minggu (Yogyakarta: Andi, 2005), hlm. 16.
  [3]Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 45

  [4]Pdt. Dr. Stephen Tong dan Dr. Marry Setiawani, Seni Membentuk Karakter Kristen: Hikmat Guru dan Ayah Bunda (Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995), hlm. 3.
  [5]Drs. Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen: Penuntun Bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan Gereja, Guru Agama, dan Keluarga Kristen (Bandung: Andi, 2006), hlm. 87.

  [6]Ibid, hlm. 88-93

  [7]B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen: Suatu Tinjauan Teologis-Filosofis (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994), hlm. 99-100.
  [8] Paulus Lilik, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, hlm. 92.

  [9]B. Samuel Sidjabat, Strategi Pendidikan Kristen, hlm. 100.

 [10]Marry Go Setiawan, Menerobos Dunia Anak, hlm. 190.

RINGKASAN BAGAN KEBUTUHAN ANAK "Buku Psikologi Perkembangan"

                                            RINGKASAN BAGAN KEBUTUHAN ANAK 
"Buku Psikologi Perkembangan"
Tugas : PAK Anak 

Usia
Jasmani
Sosial
Mental
Rohani
0-1
·         Berat badan bertmbah dua kali lipat
·         Otot dan urat belum berkembang
·         Gigi mulai tumbuh
·         Perkembangan saraf
·         Banyak bergerak
·         Suka tersenyum
·         Belajar bicara
·         Belajar merangkak
·         Rasa ingin tahu tinggi
·         Senang bermain dengan mainan yang mengeluarkan suara
·         Tidak bisa jauh dari orang tua
·         Senang diajak komunikasi oleh orang tua (ayah-ibu)
·          
·         Situasi yang asing dari lingkungan atau orang-orang sekita dapat menimbulkan rasa takut
·         Membedakan teman dan musuh dengan tersenyum dan tidak tersenyum
·         Suka bermain dengan teman-teman yang seumuran
·         Melihat perlakuan orang tua yang memperhatikan dan mengasihinya
·         Tidak memahami kebenaran dan tidak merasakan
·         Tidak tahu mengucap syukur tetapi senang diajari orang tua berdoa.


2-3
·         Sangat aktif, senang berlari, dan melompat
·         Cepat lelah
·         Otot belum berkembang sempurna, belum dapat mengatur sendian otot-otot
·         Dapat mengendalikan diri dalam membuang air besar maupun air kecil
·         Mudah terserang sakit
·         Pita suara belum berkembang sempurna
·         Sifat ketergantungan, namun ingin menonjilkan kemandirian
·         Egosentris, egoistis
·         Suka berkata: “Tidak”
·         Mudah jemu, konsentrasi pendek
·         Rasa ingin tahu tinggi
·         Belajar melalui panca indra
·         Perbendaharaan kata sangat terbatas
·         Daya ingat kurang
·         Suka menggambar
·         Belajar melalui bermain
·         Meniru tingkah laku orang dewasa
·         Tidak memahami banyak kebenaran, namun dirasakan
·         Tahu mengucap syukur pada Bapa di Surga
·         Suka mendengar cerita Alkitab
·         Dapat memahami Kasih Allah


4-5
·         Pertumbuhan amat cepat, banyak bergerak
·         Otot besar mulai berkembang
·         Otot kecil juga berkembang
·         Pita suara sudah berkembang dengan baik
·         Mulai mencari teman yang disenangi
·         Sering berkelahi dan bertengkar saat bermain
·         Sifat keakuan sangat kuat, sering menyebut “Aku” dalam pembicaraan
·         Daya konsen masih terbatas
·         Perbendaharaan kata juga masih terbatas
·         Daya khayalan cukup kuat, belum dapat membedakan cerita benar dengan dongeng
·         Konsep terhadap “ruang” dan “waktu” terbatas
·         Tidak dapat memahami penjelasan abstrak
·         Dapat mengenal kasih Yesus melalui kasih orang tua
·         Iman dinyatakan melalui rasa percayanya
·         Dapat mengenal Allah melalui ibadah
·         Memiliki kesadaran tertentu akan hal yang salah dan benar
·         Dapat belajar berdoa

6-8
·         Jasmani terus bertumbuh, namun semakin melambat
·         Masih cepat letih
·         Tidak lagi bermain sendirian, menyesuaikan diri dengan kelompok
·         Mudah bergaul
·         Suka mengambil hati orang dewasa
·         Suka bekerjasama, tidak suka kompetisi
·         Hubungan pergaulan cukup baik
·         Suka bertengkar bila berkumpul dengan teman
·         Daya khayalnya sangat kuat
·         Masih berfikir secara harafiah, belum dapat menerima hal-hal yang abstrak
·         Konsep terhadap “ruang” dan “waktu” masih terbatas
·         Kemampuan membaca semakin bertambah
·         Memiliki daya ingat yang sangat baik
·         Kemampuan berfikir secara logis masih terbatas
·         Imannya murni, menaruh minat pada kebenaran
·         Dapat berdoa dengan kata-kata sendiri dengan sopan
·         Mempunyai rasa ingin tahu tentang surga dan neraka
·         Senang sekolah minggu
·         Belajar membedakan kisah nyata dalam Alkitab dengan fable dan mitos
·         Semua pengalaman rohani meneladano tingkah laku orang dewasa

9-11
·         Pada umumnya kesehatan cukup baik
·         Semangatnya berkobar-kobar
·         Mulai mengijak remaja, mudah lapar, selera makan cukup baik
·         Di akhir masa ini anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki

·         Lebih suka bergaul dengan teman sebaya
·         Suka bergaul dengan teman sejenis
·         Setia pada kelompoknya
·         Suka akan aktivitas permainan yang bersaing
·         Suka bergurau
·         Memuji orang yang disukai
·         Suka mengoleksi benda-benda
·         Daya kreativitas tinggi
·         Mulai bisa berfikir secara logis
·         Suka bertanya
·         Memiliki daya ingat yang baik
·         Pengertian akan hal rumit dan abstrak masih terbatas
·         Sudah mulai matang untuk menerima keselamatan
·         Memuja took-toko pahlawan
·         Suka membaca Alkitab dan berdoa
·         Dapat menerima pengajaran Alkitab yang mendalam
·         Memperhatikan keselamatan jiwa orang lain