Pages

About

Selasa, 30 Oktober 2012

TEMA BEE GENERATION GEREJA ISA ALMASIH KOPO PERMAI BANDUNG



TEMA BEE GENERATION YOUTH GEREJA ISA ALMASIH KOPO PERMAI BANDUNG


JANUARI - DESEMBER 2012


Januari
A New Creation:
Minggu 1: The New Beginning
Minggu 2: Tampil Beda / Making A Different
Minggu 3: Kunci Untuk Melakukan Perubahan
Minggu 4: Gabung Umum
Minggu 5: Become A New Creation
Februari
LOVE:
Minggu 1: The Power of Love
Minggu 2: Bahasa Kasih
Minggu 3: Giving My Best
Minggu 4: Gabung Umum
Maret
Relationship:
Minggu 1: Acceptance
Minggu 2: FAMILY ( Father, Mother, I Love You )
Minggu 3: Brother & Sister
Minggu 4: Gabung Umum
April
Easter Moment:
Minggu 1: Passion Of Christ ( Pekerjaan & perbuatan Yesus di dunia )
Minggu 2: Paskah Gabung Umum
Minggu 3: What’s Next?!
Minggu 4: Gabung Umum
Minggu 5: I Know Who I Am ( Peneguhan à Roh Kudus )
Mei
Holy Spirit:
Minggu 1: Walking In The Spirit
Minggu 2: “The Gift” ( Karunia )
Minggu 3: Keep On Fire (Berbuah dan Berdampak )
Minggu 4: Gabung Umum
Juni
Intimacy With God:
Minggu 1: “Doa,Penting Getoh??!”
Minggu 2: In God’s Willing
Minggu 3: Can You Still Love Them?! ( Berdoa untuk orang lain )
Minggu 4: Gabung Umum
Juli
Moving Forward To The Next Level:
Minggu 1: Promosi Lewat Tantangan
Minggu 2: Exellent Spirit
Minggu 3: The Power of Failure
Minggu 4: Gabung Umum
Minggu 5: Increase Your Capacity
Agustus
Worship:
Minggu 1: Heart Of Worship
Minggu 2: The Power Of Worship
Minggu 3: Worship Generation ( Penyemabhan yang memerdekakan)
Minggu 4: Gabung Umum
September
Your Ministry in God:
Minggu 1: Apa Seh Pelayanan? ( Sikap Hati )
Minggu 2: My Life My Ministry
Minggu 3: Pelayanan Yang Berdampak
Minggu 4: Gabung Umum
Minggu 5: Pelayan Yang Dinamis
Oktober
God’s Mission:
Minggu 1: I Don’t Care
Minggu 2: Get Out Now, Go, & Report On!
Minggu 3: Shining The World
Minggu 4: Gabung Umum
November
Secret Magic:
Minggu 1: Dewi Fortuna ( Horoskop, Tarot, Good Number, Shio, Hari Baik, dll )
Minggu 2: Dunia Lain (Okultisme, Secret Magic, dll )
Minggu 3: New Age
Minggu 4: Gabung Umum
Desember
Minggu 1:
Minggu2:
Minggu 3:
Minggu 4:


Tugas Teologi PL "Kitab Bilangan"

Pendahuluan :
  • Kitab ini disebut kitab Bilangan (ditulis oleh Musa) karena dalam kitab ini banyak sekali terdapat persoalan di sekitar masalah angka atau bilangan dikarenakan adanya sensus (sebanyak 2x) bagi kaum pria Israel untuk mengetahui jumlah mereka saat itu (Bil 1:1-54 dan Bil 26:1-65).
  • Kitab ini juga mengisahkan pengalaman-pengalaman Israel selama mengembara “di padang gurun”; oleh karena itu di dalam Alkitab PL berbahasa Ibrani kitab ini dikenal dengan nama “Di Padang Gurun.”
Tema Teologis :
  1.  SENSUS
    • Tujuan diadakannya sensus :
      • Memastikan dan merekrut tenaga untuk berperang (Bil 1:3)
      • Pembagian tugas dalam mengatur penyembahan (Bil 3:4)
      • Sebagai dasar untuk pengaturan sumbangan/pajak (uang pendamaian) bagi kemah suci (Kel 30:11-16)
      • Sensus/perhitungan ini ditujukan kepada setiap laki-laki yang berumur 20 tahun ke atas.
      • Jumlahnya sebanyak 603.550 (Bil 1:45-46). Karena perhitungan ini tidak termasuk perempuan, anak2 dan laki-laki di bawah 20 tahun maka jumlah ini kira-kira ¼ dari jumlah keseluruhan bangsa Israel. Dengan demikian diperkirakan jumlah seluruh bangsa Israel di padang gurun waktu itu adalah + 2-2,5 juta orang.
      • Ini tentu sebuah jumlah yang besar untuk ukuran padang gurun. Mungkin karena jumlah yang banyak seperti inilah maka Firaun di Mesir mengalami ketakutan sehingga menindas Israel (Kel 1:9-10).
    Penerapan : Ini merupakan teladan dalam sistem pengorganisasian pelayanan. Betapa pentingnya setiap organisasi Kristen untuk mengetahui perkembangan organisasi mereka baik dari segi kualitas maupun kuantitas demi efektifitas pelayanan.
  2. KELUHAN, PEMBERONTAKAN & DOSA
    • Kitab Bilangan dikenal juga sebagai “Kitab Keluhan” karena berkali-kali dicatat tentang keluhan dan ketidakpuasan orang Israel terhadap Allah dan perlakuan-Nya terhadap mereka :
      • ada keluhan tentang nasib buruk mereka (Bil 11:1-3)
      • ada keluhan tentang masalah makanan atau daging (Bil 11:4-6 lihat juga doa Musa 11:11-15)
      • Akibat dari pengeluhan2 ini adalah murka dan hukuman Tuhan (11:1,3, 33-35).
      Penerapan : Menghadapi berbagai pergumulan hidup ini, kita jangan mengeluh atau seolah-olah mempersalahkan Tuhan dan menyesali iman/pengiringan kita kepada Dia sebab itu membangkitkan murka dan hukuman Tuhan. Sebaiknya belajarlah untuk mengucap syukur kepada Dia
    • Kitab Bilangan juga mencatat adanya pemberontakan2 :
      • Pemberontakan Miryam dan Harun (Bil 12)
      • Pemberontakan umat Israel (Bil 14)
      • Pemberontakan Korah, Datan dan Abiram (Bil 16)
      Penerapan :
      • Pemberontakan2 itu mendatangkan hukuman Tuhan
      • Memberontak atau memfitnah hamba Tuhan = memberontak/memfitnah Tuhan (Bandingkan dengan Kis 9:4) dan Tuhan akan membela hamba-Nya yang benar (Bil 12:8-9)
      • Berhati-hati supaya kita tidak sampai memberontak, menjelek-jelekkan, memfitnah atau menghina hamba Tuhan. (bandingkan dengan 1 Sam 26:9).
    • Kitab Bilangan juga mencatat sebuah dosa Nasional di mana di Baal Peor orang Israel berzinah dengan perempuan2 Moab dan menyembah dewa mereka. (Bil 25).
      • Persoalan lebih gawat lagi karena Simri membawa seorang perempuan Moab kedalam perkemahan padahal sepanjang ini mereka hanya berzinah di luar perkemahan.
      • Akibatnya adalah 24.000 orang mati dihukum gantung oleh bangsanya sendiri. (lihat Ul 21:22-23).
  3. RAMALAN-RAMALAN BILEAM
    • Kemenangan Israel atas orang Amori membuat Balak (raja Moab) memanggil Bileam seorang nabi dari daerah sungai efrat untuk bernubuat/mengutuk bangsa Israel (Bil 22-24).
    • Allah bekerja sedemikian rupa sehingga justru bangsa Moab dan Balak yang dikutuk dan bangsa Israel diberkati. (Bil 23-24)
    Penerapan : Tuhan sanggup memakai siapa saja atau apa saja untuk melaksanakan kehendak-Nya. Kutukan dapat diubah menjadi berkat demikian pula sebaliknya.
  4. PENYATAAN ALLAH DALAM KEBUDAYAAN MANUSIA
    Hukum-hukum yang diberikan Allah kepada Israel adalah hukum-hukum yang melawan kebudayaan manusia yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan :
    • Aturan tentang kota-kota perlindungan dengan tujuan untuk melindungi pembunuh sebenarnya untuk melawan kebudayaan “pembalasan darah” yang berkembang dan merupakan tradisi waktu itu. (Bil 35:9-34)
    • Adanya aturan bagi perempuan untuk menerima hak waris (Bil 36) sebenarnya melawan kebudayaan saat itu di mana perempuan tidak mendapat bagian apa-apa dalam masalah warisan.
    Penerapan : Kita harus lebih taat terhadap Firman Tuhan daripada segala macam kebudayaan yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Renungan Pembinaan Guru-Guru Sekolah Minggu GIA Kopo Permai Bandung


Matius 18:6
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut."

"Kalaupun harus melayani, saya lebih memilih jadi guru Sekolah Minggu saja.. cuma anak-anak yang dihadapi, kan gampang.." kata teman saya pada suatu ketik dengan ringan. Benarkah mengurus anak-anak itu lebih ringan dibanding orang dewasa? Tidak juga, malah bisa lebih berat. Guru Sekolah Minggu dituntut bisa ekstra sabar dan mengerti dunia anak-anak. Mereka harus mampu menangkap perhatian anak dan membawakan pelajaran dengan cara bisa dimengerti anak-anak, tidak jarang mereka harus memberi contoh-contoh sederhana dengan cara-cara yang menyenangkan seperti bermain, bernyanyi dan sebagainya. Jika teman saya berpikir bahwa menjadi guru Sekolah Minggu itu cuma tugas ringan, kenyataannya banyak gereja yang justru kesulitan mencari kandidat yang terbaik. Apa yang sulit adalah mencari orang-orang yang benar-benar terpanggil, benar-benar takut akan Tuhan dan mau mendedikasikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap anak-anak kecil yang polos dan lugu ini.Tugas atau panggilan untuk membimbing anak-anak untuk mengenal Tuhan sejak dini sesungguhnya merupakan tugas yang sangat penting dan mulia. Dan Tuhan sendiri menganggap ini sangat penting, bahkan tanggung jawabnya pun ternyata dikatakan jauh lebih berat ketimbang mengajar orang-orang dewasa yang sudah memiliki nalar sendiri.

Mari kita lihat kata-kata Yesus sendiri akan hal ini. "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut." (Matius 18:6). Lihatlah betapa berat konsekuensinya. Adalah lebih baik, kata Yesus, untuk mengikat batu penggilingan saja di leher dan kemudian menenggelamkan diri ke laut ketimbang mengajar asal-asalan sehingga bisa menyesatkan anak-anak. Apalagi jika membuat mereka berbuat dosa. (ay 7). Menurut Tuhan, justru tidak sembarang orang bisa mengerjakan hal ini, gereja tidak boleh sembarangan dalam merekrut pekerja. Ada panggilan mulia yang dinilai sangat penting oleh Tuhan sendiri disertai dengan konsekuensi yang sangat berat pula. 

Anak-anak sangatlah dinilai berharga di mata Tuhan. Lihatlah perikop pembuka Matius 18 ini. Ketika itu para murid bertanya "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" (ay 1). Dan Yesus menjawab dengan memanggil seorang anak kecil sebagai peraga langsung di hadapan mereka, lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (ay 3). Yesus kemudian melanjutkan "Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." (ay 4-5). Dalam kesempatan lain Yesus juga pernah berkata: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."(Markus 10:15, Lukas 18:17). Bayangkan jika anak-anak kecil ini justru rusak di tangan kita. Dunia yang akan mereka isi setelah mereka dewasa adalah dunia yang jahat, kejam lengkap dengan segala penyesatan di dalamnya. Mereka harus dibekali dengan baik sedini mungkin agar memiliki cukup kekuatan dan iman untuk tetap hidup lurus di dalamnya. Tidaklah mengherankan apabila Tuhan memberi konsekuensi yang sangat berat apabila kerusakan ternyata berasal dari kita. Begitu besar arti anak kecil di mata Tuhan. Oleh karena itu kita tidak boleh membiarkan mereka menjadi rusak sejak kecil. Kita harus membimbing mereka, mengenalkan mereka kepada Kristus sejak dini agar mereka bisa bertumbuh dengan pengenalan yang baik dan rasa takut atau hormat akan Tuhan. 

Pesan ini bukan hanya berlaku untuk para guru Sekolah Minggu, tetapi juga bagi para orang tua. Ada banyak orang tua yang hanya mementingkan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan dan pendidikan anak-anaknya tetapi kemudian mengabaikan pentingnya pengajaran akan firman Tuhan atau memperkenalkan pribadi Kristus secara benar kepada anak-anaknya. Atau mungkin mereka sudah mengajar, tetapi mereka sama sekali tidak memberikan keteladanan lewat contoh nyata dari sikap atau gaya hidup mereka sendiri. Anak kecil sama seperti buku tulis yang kosong, dan orang tua sangatlah berperan untuk menentukan tulisan-tulisan seperti apa yang akan mengisi buku itu. Anak kecil cenderung mencontoh perilaku orang tuanya, itu malah lebih mereka perhatikan dan tiru ketimbang berbagai pengajaran secara teori saja. Mereka cuma anak kecil, tidak tahu apa-apa? Pandangan seperti ini sebaiknya kita ubah mulai sekarang, karena Tuhan tegas mengatakan bahwa kita tidak boleh menganggap remeh atau rendah anak-anak kecil. "Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga." (Matius 18:10). Jika pandangan  yang menganggap anak-anak kecil itu tidak apa-apa diabaikan dan diremehkan, maka sekali lagi, lebih baik mengikat batu kilangan di leher dan meenggelamkan diri ke laut daripada melakukan itu, karena konsekuensi penyesatan anak-anak ini sesungguhnya sangatlah berat. 

Mengajar atau memperkenalkan Kristus kepada anak-anak kecil bukanlah tugas yang ringan. Mereka tidak akan mengerti hanya dengan mendengarkan satu kali saja. Kita harus berulang-ulang menjelaskan kepada mereka agar mereka bisa menangkap dengan baik apa yang menjadi kerinduan Tuhan bagi mereka. Dan Alkitab sudah mengingatkan hal itu. "Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun."(Ulangan 6:6-7). Mengajarkan berulang-ulang itu penting, tetapi itu tidak akan ada gunanya apabila tidak disertai dengan contoh teladan yang baik pula dari kita sendiri. Kembali Firman Tuhan pun menyatakan hal itu. "Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." (ay 8-9). 

Menjadi pengajar atau pekerja-pekerja yang terlibat dalam kegiatan Sekolah Minggu memerlukan keseriusan dan komitmen yang tinggi, bukan sekedar asal-asalan saja. Menjadi orang tua dari anak-anak kita pun demikian juga. Hari ini saya secara khusus memberi hormat kepada para guru Sekolah Minggu dan para orang tua yang sudah memegang komitmen mulia ini. Di tangan anda-lah terletak masa depan dari calon-calon pahlawan dan pemenang di masa depan ini. Apa yang anda berikan dan contohkan akan mengisi tiap lembar buku mereka. Saya juga mau mengingatkan, jika teman-teman ada yang terbeban untuk melayani anak-anak kecil ini, mengertilah dengan sungguh-sungguh betapa berharganya kepercayaan yang telah Tuhan berikan kepada anda. Mendidik dan membimbing anak kecil bukanlah urusan sepele dan tidak boleh dianggap remeh. Bagaimana mereka kelak di masa depan akan sangat tergantung dari bagaimana anda menyeriusinya hari ini. 

Ajarkan dan berikan keteladanan kepada anak-anak kita, karena mereka sangatlah berharga di mata Tuhan

Kelas Persiapan KAA GIA Kopo Permai Minggu ke 4


KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-1 (November)
TEMA : “Berikan dukunganmu”                                                               (Kejadian 13:1-8)
Tujuan : “Agar Anak Sekolah Minggu tetap memberi dukungan di saat sulit”

Penjelasan Tokoh:
Siapakah Abraham:
ABRAHAM adalah keturunan Sem dan putra Terah. Leluhur bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain. Imannya sangat teguh dan ia dikenal sebagai sahabat Allah. Dalam bahasa Oriental kuno, nama Abraham berarti "yang berasal dari seberang sungai", dalam bahasa Ibrani berarti "bapak dari jumlah manusia yang besar".
Asal Abraham:
Abraham berasal dari Ur, sebuah wilayah Kaldea atau Kasdim (Kej. 11:28,31; 15:7; neh. 9:7), di Mesopotamia (Kis. 7:2), terletak di tepi barat Sungai Efrat. Daerah ini juga disebut Hur oleh penduduk lokal, namun dalam monumen-monumen peninggalannya, lebih dikenal dengan sebutan Ur. Ur sebagai bangsa penyembah bulan dari kata kamar artinya “bulan”. Kata “Ur” sendiri berarti “api”, karena itu, Talmud menceritakan Abraham adalah seorang yang lolos dari nyala api saat hendak dicobloskan oleh Nimrod atau pemberi hukuman lainnya.
Siapakah Sarai:
Sarai atau Sara (sejak Kej 17:15 namanya diganti menjadi Sara) pertama kali diperkenalkan oleh penulis Kejadian pada pasal 11 (11:29) sebagai isteri Abaraham. Sarai adalah anak dari istri dari Terah (Bapaknya Abraham).

Siapakah Lot:
Lot adalah anak dari Haran, berarti keponakan Abraham.

Ayat:
13:1 Maka pergilah Abram dari Mesir ke Tanah Negeb dengan isterinya dan segala kepunyaannya, dan Lotpun bersama-sama dengan dia.  13:2 Adapun Abram sangat kaya, banyak ternak, perak dan emasnya. 13:2 Ia berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, dari Tanah Negeb sampai dekat Betel, di mana kemahnya mula-mula berdiri, antara Betel dan Ai, 13:4 ke tempat mezbah yang dibuatnya dahulu di sana; di situlah Abram memanggil nama TUHAN.  13:5 Juga Lot, yang ikutbersama-sama dengan Abram, mempunyai domba dan lembu dan kemah.13:6 Tetapi negeri itu tidak cukup luas bagi mereka untuk diam bersama-sama, sebab harta milik mereka amat banyak, sehingga mereka tidak dapat diam bersama-sama.  13:7 Karena itu terjadilah perkelahian antara para gembala Abram dan para gembala Lot. Waktu itu orang Kanaan dan orang Ferisdiam di negeri itu. 13:8 Maka berkatalah Abram kepada Lot: "Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat.

Latar Belakang cerita Kejadian 13:1-8
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah ,berasal dari Ur-Kasdim.  Ia dan istrinya Sarai, Lot  (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua pengikutnya, kemudian pergi ke Kanaan. TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang  akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang besar. Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem dan menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun sebuah Mezbah untuk memperingatiperjanjian ini, ia pergi dan memasang kemah di antara Betel dan Ai. di mana ia membangun sebuah  mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."
Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, sampai ketika ada perselisihan antara gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot.  Abram mengusulkan pada  Lot bahwa  mereka berpisah,dan mengijinkan keponakannya untuk memilih lebih dahulu.  Lot  memilih tanah yang subur disebelah timur sungai Yordan. sementara Abram, setelah menerima janji lagi dari  TUHAN, pergi ke Mamre dekat Hebron dan  mendirikan mezbah lagi bagi TUHAN

Aplikasi Apakah yang dapat diambil dari Kisah Kejadian 13:1-8:
1.      Abraham memiliki sikap yang tidak terbawa oleh suasana. Artinya, Abraham tahu bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik dalam hidupnya sesuai dengan janji Allah. Sehingga ketika para ketika terjadi perseteruan dengan Lot, keponakan Abraham, ia tidak terbawa emosi dan menyelesaikan masalahnya dengan bijaksana yaitu meminta Lot untuk memilih bagian yang dia sukai. Lot memilih yang terlihat gembur dan subur.
2.       

Kelas Persiapan KAA GIA Kopo Permai Minggu Ke 3


KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-3 (Oktober)
TEMA : “Tetaplah Berusaha”                                                                    (Yosua 14:6-15)
Tujuan : “Agar Anak Sekolah Minggu tidak mudah menyerah”

Penjelasan Tokoh:
Siapakah Kaleb : Pemimpin Bani Yehuda (Kel 14:6); 1 dari 12 pengintai (Bil 13:6);  Anak dari Yefune, Orang KENAS (Kel 14:6).
Siapakah Kenas itu? Kej 36:1 Inilah keturunan Esau, yaitu Edom. Kej 36:10  Nama anak-anaknya ialah: Elifas, anak Ada isteri Esau; Rehuel, anak Basmat isteri Esau. Kej 36:11 Anak-anak Elifas ialah Teman, Omar, Zefo, Gaetam dan Kenas. jadi Kaleb bukan orang Yahudi, ia adalah orang Edom. Orang Edom adalah orang2 di luar perjanjian. Karena kasih karunia Tuhan, Kaleb masuk ke dalam perjanjian.

Apa yang terjadi 45 tahun yang lalu (Bil 13-14) :
1. Kaleb adalah 1 dari 12 pengintai yang dikirim Musa mengintai negeri Kanaan.10 orang pengintai dan seluruh bangsa tidak percaya dapat memasuki negeri perjanjian karena orang-orang Enak yang tinggal didalamnya. Hanya Kaleb dan Yosua yang tetap percaya 
2. Kaleb menaruh keyakinannya pada Tuhan. Ia percaya pada kekuatan Tuhan, janji Tuhan, kehadiran Tuhan dan perlindungan Tuhan (Bil 14:8-9)
3. Tuhan memperhatikan iman dan kesetiaan Kaleb dan Tuhan berjanji bahwa umur Kaleb akan diperpanjang, Kaleb akan masuk ke tanah perjanjian, dan Kaleb akan mendapatkan Hebron sebagai milik pusakanya. saat itu telah 45 tahun berlalu dari saat Tuhan berjanji. Kaleb telah berumur 85 tahun, dan ia belum mendapatkan apa yang dijanjikan Tuhan padanya. seluruh angkatan 45 tahun lalu yang telah dewasa telah mati di padang gurun, dan bahkan Musa sang pemimpin telah ditolak untuk masuk ke tanah perjanjian.

Bagaimana respon Kaleb saat itu (45 tahun kemudian)? (Yos 14:10-13)
1. Kaleb menyatakan kesetiaan Tuhan dalam memegang janji-Nya
2. kaleb menyatakan imannya dan mengklaim janji Tuhan padanya

Latar Belakang Yosua 14:6-15
Dalam ayat ini dikisahkan mengenai seseorang bernama Kaleb bin Yefune dari suku Yehuda memperoleh Hebron di daerah benama Kiryat Arba, daerah pegunungan. Nama Kaleb muncul pertama kali di kitab Bilangan 13 dalam daftar 12 pengintai yang diutus Musa untuk mengintai Tanah Kanaan. Bersama Yosua, Kaleb melaporkan apa yang mereka lihat dan amati tentang Tanah Perjanjian yang Tuhan berikan kepada mereka.  Kepulangan mereka dari pengintaian membawa perubahan dalam jalan hidup mereka. Saat melaporkan kepada Musa dan segenap orang Israel, 10 orang melaporkan yang membuat bangsa Israel meragukan janji Tuhan dan bersungut-sungut kepada Tuhan dan Musa. Sedangkan Kaleb dan Yosua memilih keputusan untuk tetap mempercayai janji Tuhan dan Tuhan memberikan keduanya hak untuk masuk ke Tanah Perjanjian dan memperoleh tanah sebagaimana yang Tuhan janjikan kepada mereka ( Bilangan 14:30).

Aplikasi yang dapat disampaikan kepada anak:
1. Kehidupan orang percaya dapat diumpamakan seperti kehidupan Kaleb yang sama-sama telah menerima janji Tuhan namun melihat bahwa meraih janji Tuhan berhadapan dengan tantangan dan masalah. Kaleb pun sadar bahwa janji Tuhan untuk dirinya memperoleh tanah yang dijanjikanNya memerlukan perjuangan yang tidak mudah. Hal inilah yang banyak dialami orang Kristen dimana mentalitas mereka menginginkan kemudahan bukan kesukaran, kenyamanan bukan kerja keras. Pertanyaannya:
Realita apakah yang membuatmu ragu akan janji Tuhan? Maukah engkau terus berpegang pada janjinya meskipun realita seolah-olah tak mungkin berubah?

2. Kita selalu mengingat janji Tuhan dalam hidup kita. Yosua 14:6 menulis bagaimana Kaleb selalu mengingat janji Tuhan yang diberikan kepadanya saat peristiwa ia hampir dilempari batu oleh orang Israel karena keteguhannya dalam memegang janji Tuhan. Dengan selalu mengingat janji Tuhan tersebut, Kaleb tidak tergoda untuk mencari hal-hal yang lain dalam hidupnya. Ia menetapkan hatinya untuk menggelorakan semangat hidupnya karena janji Tuhan tersebut. Ia selalu serius dengan apa yang telah Tuhan berikan kepadanya dan ia selalu konsisten dengan apa yang telah Tuhan percayakan kepadanya.
Pertanyaan : masih serius dan konsistenkah kita saat ini di dalam Tuhan ? 

Kelas Persiapan KAA GIA Kopo Permai Minggu ke 2


KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-2 (Oktober)
TEMA : “Aku Percaya akan janji-Mu”                                                                 (Yosua 24:1-25)
Tujuan : “Anak Sekolah Minggu percaya pada janji Tuhan”

Latar Belakang

Pidato perpisahan merupakan sebuah kesempatan terbaik untuk menyampaikan pesan-pesan yang paling penting. Demikian pula pidato perpisahan Yosua dengan umat Israel. Yosua menyadari bahwa waktunya bersama-sama mereka tidaklah lama lagi. Tentu Yosua ingin agar pesan-pesannya kepada mereka dapat memberi dampak penting bagi kehidupan mereka di masa mendatang. Apa yang Yosua pesankan kepada mereka?
Yosua tidak berpesan agar mereka belajar berperang dengan baik sehingga negeri mereka aman dari serangan musuh. Yosua juga tidak berpesan agar mereka belajar bertani atau beternak sehingga mereka hidup dalam kemakmuran. Yosua jutsru mendorong mereka untuk setia beribadah kepada Tuhan. Inilah hal terpenting yang tidak boleh mereka lupakan seumur hidup mereka.

Tafsiran Konteks
Yosua telah menyelesaikan tugasnya dan telah lanjut usia (Yos 23:1). Sekarang telah tiba waktunya bagi Yosua untuk mengucapkan kata-kata perpisahan dengan umat Israel yang dipimpinnya. Yosua mengumpulkan semua suku Israel, juga para tua-tua dan para kepalanya, para hakim dan para pengatur pasukannya. Pada saat-saat yang sangat penting ini, apa yang akan Yosua sampaikan kepada mereka?
1. Ay. 1-3. Mereka berkumpul dan ”berdiri di hadapan Allah” (ay.1). Menurut Anda, apa artinya? Mengapa Yosua mengingatkan mereka kepada Abraham, nenek moyang mereka?
2. Ay. 14-15. Bagaimana seharusnya mereka beribadah kepada Tuhan? Bagaimana Yosua mendorong mereka agar setia beribadah kepada-Nya? 
3. Ay. 16-18. Komitmen apa yang dibuat oleh orang Israel? Apa yang mendorong mereka mengambil komitmen ini?
4. Ay. 19-23. Menanggapi komitmen mereka, Yosua justru mengungkapkan kesulitan yang akan mereka hadapi. Menurut Anda, mengapa? Bagaimana mereka menanggapi tantangan Yosua ini?
5. Ay. 24-25. Dengan cara apakah mereka meneguhkan komitmen mereka? Mengapa hal tersebut perlu dilakukan?

Aplikasi:
Bagaimanakah cara Yosua mendorong kesetiaan ibadah mereka kepada Tuhan?
1.       Yosua mengingatkan kepada mereka terhadap kesetiaan Tuhan yang telah memanggil Abraham untuk beribadah kepada-Nya dan mengerjakan rencana-Nya.
2.      Yosua menempatkan dirinya dan keluarganya sendiri sebagai contoh nyata bagi mereka.
3.      Yosua menantang mereka mengambil komitmen untuk tetap setia kepada Tuhan. Yosua bahkan mengingatkan bahwa berlaku setia kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah dilakukan.

Kelas Persiapan KAA GIA Kopo Permai Minggu 1


KELAS PERSIAPAN KAA Minggu ke-1 (Oktober)
TEMA : “Tuhan Itu Setia”                                                                          (Ulangan 32:1-14)
Tujuan : “Anak Sekolah Minggu mengetahui bahwa Tuhan itu setia ”

            Nats Ulangan 32:1-14
            Latar Belakang
Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamnya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap masuk ke Kanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat Paskah yang pertama, penyeberangan Laut Merah, atau pemberian Hukum di Gunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian, hukum Taurat, dan kesetiaan Allah, dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan "angkatan keluaran" bangsa Israel yang suka memberontak selama 39 tahun, kitab Ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat di dataran Moab sebelah timur Yerikho dan Sungai Yordan.
Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan, maksud Musa mula-mula ialah untuk menasihati dan mengarahkan angkatan Israel yang baru tentang
  1. perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah,
  2. kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat, dan
  3. perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup di dalam kehendak-Nya, serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan mereka.
Dengan segala kesungguhan yang dimilikinya, Musa mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel terutama melalui tiga amanat yang bersemangat.
  1. Amanat Musa yang pertama membahas kembali sejarah dan kegagalan Israel sejak Gunung Sinai serta menantang angkatan yang baru itu untuk takut akan Allah dan taat kepada-Nya (Ulangan 1:6 - 4:43).
  2. Amanat Musa yang kedua mengulas dan menerapkan banyak hukum perjanjian berhubungan dengan soal-soal seperti melaksanakan Sabat, penyembahan, kaum miskin, hari raya tahunan, warisan, hak milik atas harta benda, kebejatan seks, perlakuan hamba-hamba, dan pelaksanaan kehakiman (Ulangan 4:44 - 26:19).
  3. Amanat Musa yang ketiga bernubuat tentang berkat dan kutukan yang akan menimpa Israel sesuai dengan ketaatan atau ketidaktaatan mereka ( Ulangan 27:1-30:20). Pasal-pasal yang sisa termasuk pengangkatan Yosua oleh Musa sebagai penggantinya serta kesaksian mengenai wafatnya Musa (Ulangan 31: 1 - 34 : 12).
Tafsiran Singkat Ulangan 32: 1-14
Pengajaran Musa itu berkisar pada fakta sikap dan tindakan Allah terhadap Israel dan bagaimana dampaknya terhadap status dan keadaan mereka. Allah telah berlaku begitu penuh anugerah, mengkhususkan mereka dari sekian banyak anak-anak Adam (ayat 8-13), menjadikan mereka harta kesayangan-Nya agar mereka dapat serasi menjadikan Allah harta kemuliaan mereka sebagai bangsa. Hanya umat Allah yang dapat merasakan hubungan anak-bapa dengan Allah, dapat mengalami penghormatan (ayat 10), jaminan pemeliharaan dan kasih mesra Allah yang menyeluruh (ayat 12)..
Allah setia, adil dan benar. Allah tidak pernah dipengaruhi oleh tindakan umat-Nya. Dari sejak mereka di Mesir Allah setia menyertai mereka (ayat 7). Di padang gurun Allah menjaga mereka seperti biji mata-Nya (ayat 10). Sungguh mengagumkan kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah kepada umat-Nya. Kesetiaan Allah berbeda dengan kesetiaan manusia yang bersyarat dan mudah pudar. Saat ini, banyak orang setia kepada Allah dengan syarat mendapat berkat (secara materi). Perikop ini mengajarkan bahwa kesetiaan Allah yang tidak pernah berubah adalah berkat terbesar bagi umat-Nya.
Dalam nyanyian lembut Musa, Allah digambarkan sebagai induk rajawali yang bisa dipercaya oleh anak-anaknya, bahkan dalam pengalaman yang menakutkan seperti belajar terbang. Seekor induk rajawali membangun sarang yang nyaman untuk anak-anaknya, melidungi mereka dengan bulu-bulu dadanya sendiri. Tetapi insting pemberian Allah untuk membangun sarang yang aman pun memaksa rajawali-rajawali muda itu untuk terbang, dan induk rajawali tidak akan melewatkan kewajibannya untuk mengajari anak-anaknya. Karena hanya dengan demikianlah mereka memenuhi kodrat mereka.
Maka suatu hari induk rajawali itu akan mengusik ranting-ranting pada sarang tersebut dan membuatnya jadi tempat yang tidak nyaman. Kemudian ia akan memungut rajawali muda yang kebingungan itu, melambungkannya ke udara, dan menjatuhkannya. Burung kecil itu pun jatuh dengan bebas. Di mana mama sekarang? Ia tidak jauh. Induknya segera menukik ke bawah dan menangkap anak burung itu. Ia akan mengulangi latihan ini sampai setiap anaknya mampu terbang sendiri.

Refleksi:
1.      Musa menegaskan kepada bangsa Israel, sebagai bangsa pilihan yaitu meskipun manusia berlaku tidak setia, namun Allah tetap setia mencurahkan kasih-Nya kepada manusia. Bentuk kasih-Nya ialah mendidik kita agar kita kembali kepada jalur yang Tuhan tetapkan. Dengan berbagai macam proses yang akan dihadapi manusia agar kembali kepada jalur yang Tuhan tetapkan, Allah tetap setia menyertai dan menolong (I Yohanes 1:9)
2.      Seharusnya kita sadar, ketika kesetiaan Allah teruji kepada kita, hendaknya kita pun mau belajar setia kepada Allah. Misalnya: setia dalam pelayanan, setia dalam doa (membangun hubungan dengan Allah) dan setia beribadah kepada-Nya.



Senin, 01 Oktober 2012

UNDERSTANDING TEACHING


Mengevaluasi Cara Kita Mengajar


Evaluasi adalah proses penentuan seberapa jauh kita telah mencapai tujuan-tujuan kita. Untuk mengevaluasi, pertama kita harus menganggap bahwa kita telah menentukan tujuan-tujuan. Dan kedua, kita harus mengakui bahwa ada beberapa tujuan yang tidak dapat diukur secara objektif. Tujuan-tujuan ini sebagian besar adalah tujuan-tujuan yang sebenarnya dari pertumbuhan rohani dan perilaku.
Saran yang baik untuk evaluasi mengajar terdapat di buku yang ditulis oleh Rozell, "Talks in Sunday School Teaching". Dia menyarankan para guru untuk bertanya pada diri mereka sendiri.
  1. Apakah kelas tersebut bertumbuh dalam kehadirannya?
  2. Apakah murid-murid bertumbuh dalam berpartisipasi pada saat diajar?
  3. Apakah antusiasme kelas tersebut bertumbuh saat mempelajari Alkitab?
  4. Apakah anggota kelas tersebut bertumbuh dalam membuat pilihan- pilihan yang baik dalam keyakinan Kristiani mereka?
  5. Apakah murid-murid mengubah murid yang lainnya daripada diubah oleh murid lainnya?
Perhatikan bahwa prinsip umum yang terlibat dalam pertanyaan- pertanyaan ini adalah masalah pertumbuhan dan perubahan.
Ada tiga jenis evaluasi yang seharusnya dipertimbangkan oleh guru- guru Kristen: tes tertulis, pengamatan (observasi), dan dokumen/ riwayat.
EVALUASI MELALUI TES TERTULIS
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi adalah pengukuran melalui tes/ujian. Tes memberikan informasi kepada guru tentang seberapa baiknya murid-murid telah mendapatkan pengetahuan melalui pengajaran yang diberikan. Tes adalah alat untuk mengevaluasi murid yang memiliki berbagai bentuk dasar.
Jenis-Jenis Tes Tertulis
  1. Tes Pilihan Ganda
    Tes pilihan ganda adalah tes di mana murid-murid membaca pertanyaan dan kemudian memilih jawaban mereka dari daftar pilihan (biasanya empat) yang disediakan oleh guru dalam pertanyaan tersebut.
  2. Tes Melengkapi
    Tes ini berbentuk pernyataan, namun tanpa menyertakan bagian yang penting, dan mengganti bagian tersebut dengan titik-titik atau spasi kosong. Tugas murid adalah mengisi kalimat atau kata yang tidak ada.
  3. Tes Benar-Salah
    Tes Benar-Salah adalah tes di mana terdapat sebuah pernyataan dan murid-murid menunjukkan dengan memberi tanda bahwa pernyataan tersebut benar atau salah.
  4. Tes Menjodohkan
    Seperti tes pilihan ganda, tes menjodohkan memberikan materi tes secara lengkap. Tugas murid adalah menjodohkan/mencocokkan/ memasangkan kata-kata atau pernyataan-pernyataan yang ada dengan kata-kata atau pernyataan-pernyataan yang berhubungan.
Dalam menggunakan tes menjodohkan ini, guru harus memerhatikan peraturan-peraturan berikut ini.
    • Setiap daftar harus berorientasi hanya pada satu subjek. Contohnya, daftar tersebut berhubungan dengan nama-nama orang atau informasi mengenai tanggal, namun bukan kombinasi tanggal dan nama dalam satu rangkaian.
    • Batasi jumlah kata-kata yang dijodohkan dalam satu rangkaian sehingga kurang dari sepuluh kata.
    • Jumlah jawaban yang disediakan harus lebih banyak dari jumlah kata atau pernyataan dasar.
    • Berikan definisi dasar dengan jelas pada jawaban yang akan dianggap benar.
Essay/Uraian
Dalam tes uraian, murid-murid memberikan respons atas pertanyaan dengan menuliskan jawaban yang menggunakan kata-kata mereka sendiri. Tes ini memberi kebebasan bagi murid untuk menunjukkan pengetahuan pribadi mereka tentang subjek pertanyaan. Proses penilaian subjektif semata dan membutuhkan waktu yang lebih banyak daripada waktu rata-rata pada tes objektif. Berikut ini contoh pertanyaan uraian.
Tulislah dalam satu paragraf yang menjelaskan bagaimana seseorang menjadi seorang Kristen. Pertegas jawabanmu dengan ayat-ayat dalam Alkitab. (Kalian boleh menggunakan Alkitab dalam menjawab pertanyaan ini.)
Dalam menyiapkan sebuah tes uraian, perhatikan panduan-panduan berikut ini.
    • Buatlah pertanyaan sespesifik mungkin sehingga jawaban murid- murid dapat dievaluasi secara khusus.
    • Sediakan waktu yang cukup bagi murid untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan yang ada.
EVALUASI MELALUI OBSERVASI/PENGAMATAN/PERHATIAN
Seperti yang sudah diindikasikan, evaluasi lebih dari sekadar pengukuran dalam bentuk tes tertulis. Jika belajar adalah untuk menghasilkan perubahan, maka perubahan yang terlihat dalam kehidupan murid tersebut adalah salah satu indikasi komunikasi yang efektif dari guru kepada murid.
Sebagian besar evaluasi melalui observasi berhubungan dengan pengaruh subjektif yang diterima oleh guru ketika dia ada bersama- sama dengan seorang murid. Pengaruh ini menyangkut sikap dan perilaku, demikian pula pengaruh yang disamaratakan menyangkut pengetahuan dan pemahaman.
Ada juga suatu pendekatan yang lebih formal terhadap observasi. Dalam pendekatan ini, guru membuat perkembangan atau perubahan. Dia akan lebih senang melihat dan kemudian mencari, untuk mengamati murid-murid dalam situasi di mana perubahan seperti itu mungkin dipakai untuk menunjukkan dirinya sendiri.
EVALUASI MELALUI RIWAYAT/DOKUMEN
Guru yang memerhatikan kemajuan murid-muridnya akan merasakan pentingnya sistem dokumen/riwayat. Dokumen/riwayat yang baik menyangkut lebih dari sekadar kehadiran. Dokumen/riwayat ini menyertakan hal-hal seperti apa saja yang sudah dicapai oleh murid- murid di kelas itu, minat pribadi, dan indikasi-indikasi pertumbuhan rohani. Beberapa informasi dapat diterjemahkan ke dalam bentuk grafik dan perkembangan murid digrafikkan menurut satu periode waktu.
Dokumen harus praktis.
Kepraktisan menyangkut penentuan standar sistem dokumen yang mudah dipahami dan memudahkan siapa saja yang menggunakannya. Bentuk dokumen itu bisa saja sederhana, namun harus menyediakan informasi yang diinginkan dengan cara yang mudah dibaca. Untuk dokumen pribadi guru, disarankan berupa sebuah buku catatan atau kartu indeks. Beberapa penerbit buku-buku sekolah minggu menyediakan buku catatan atau kartu indeks ini.
Dokumen harus selalu memberikan informasi terbaru.
Jika suatu dokumen itu banyak yang kosong, akan sangat sulit untuk memasukkan data-data yang terlewatkan. Cara yang terbaik adalah memasukkan data secara teratur, segera setelah kelas selesai.
Dokumen harus mudah didapatkan.
Dokumen akan memiliki nilai guna yang kecil bila hanya disimpan dan tidak digunakan. Buatlah agar dokumen mudah didapatkan sehingga dapat mendukung penggunaanya. Hal ini berkenaan dengan dokumen sekolah minggu secara umum maupun dokumen guru.

Sumber:
Understanding Teaching, Kenneth O. Gangel, Ph.D, , BabEvaluating Our Teaching, halaman 87-92, Evangelical Training Association, Illionis, 1968.