Pages

About

Kamis, 17 Mei 2012

Terjemahan buku Creating Understanding: A handbook for Christian Communication Across Cultural Landscape (Prof. Dr. Donald K. Smith)


Proposition 1
Libatkan Saya, sehingga Saya Dapat Mengerti
            Orang yang tidak dikenal dapat menjadi teman melalui peningkatan keterlibatan yang mantap. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa dia terlibat dengan satu orang dan tidak daengan yang lain. Kunci untuk memahami tiap kasus adalah keterlibatan, berbagi sesuatu secara umum. Keterlibatan tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, sebagai akar kata itu sendiri. akar kata “communis” banyak hubungannya dengan kata common (umum), commune (kelompok hidup), community (komunitas), communism (komunis), communion (komuni), communication (komunikasi).  Komunikasi berarti mencoba untuk membangun “keawaman” dengan seseorang.
            Seluruh kesempatan dalam komunikasi, secara konstan meluaskan keterlibatan bahwa mencari dan membangun dengan lebih dan lebih lagi “keawaman”, dalam area untuk berbagi (sharing). Berbagi, dalam cara Kristiani yang populer, sayangnya mempunyai kenyataan komunikasi yang sedikit. Ini sering juga hanya mengatakan kepada orang lain keterangan milikmu, tanpa mendengarkan bahwa hal itu akan membuat berbagi (sharing) yang benar. Ini merupakan pembicaraan tanpa keterlibatan dan dengan demikian bukan komunikasi yang sejati. Berbagi (sharing) yang benar adalah bentuk komunikasi yang terbaik. Ini adalah orang-orang yang bergerak bersama menuju daerah perluasan dari kegembiraan yang umum, masalah, dan jawaban. Ini berbagi (sharing) yang benar dalam mematangkan komuni, tentang perseorangan, Tuhan, dan bersama-sama dengan Tuhan.
            Keterlibatan ini bukan dalam hal program-program, tetapi keterlibatan dengan orang-orang. Program tidak dapat digantikan untuk keterlibatan perorangan. Karena hal tersebut lebih sering mereka menyerap banyak usaha dalam administrasi, produksi, dan keuangan; sehingga tidak ada waktu yang tersisa untuk melibatkan orang itu sendiri.  Hal yang tidak kalah penting juga adalah mengenali pendengar itu sendiri, baik kebutuhannya, kepentingannya, dan cara untuk mengekspresikan keprihatinan mereka; kemudian mengatakan dengan cara lain pesan yang disampaikan dalam kelemahan mereka – setelah itu, pesan akan menjadi penting bahwa mereka harus dibuat untuk mendengarnya. Tetapi, ini bukan sekadar transmisi (pengiriman pesan). Formula untuk mengirimkan pesan yang benar adalah dengan berterus-terang: menemukan area dari daya tarik umum dan memanfaatkan mereka untuk mencapai obyek nyatamu.
            Seringkali orang-orang Kristen terlalu sibuk dengan program gereja, kepintaran pendeta untuk memberikan seremoni yang baik, dan rencana visitasi. Tetapi, tidak ada waktu untuk pergi menginjili tetangga yang non-Kristen, untuk menjadi aktif dalam asosiasi sekolah guru para orang tua atau setidaknya hanya menjadi teman. Di mana kamu memulai keterlibatan? Ketika “mengikat” diri dengan situasi dan orang yang baru sebagai permulaan, keterlibatan harus berlanjut untuk berkembang. Paling tidak ada empat tahap yang saling terkait, yaitu: mengembangkan penggunaan bahasa yang umumnya dipakai, berbagi pengalaman, turut berpartisipasi dalam budaya yang umum, dan memahami asumsi dasar orang-orang tersebut tentang kehidupan.
            Komunikasi adalah keterlibatan. Satu hal yang harus dimiliki adalah disiplin untuk memastikan bahwa pencarian kepada Kristus menjadi sebuah keterlibatan dengan seseorang yang akan mengkomunikasikan Kristus secara berulang-ulang – baik di kedai kopi, kunjungan di rumah, dan di lapangan atau pabrik di mana kehidupan itu tinggal.  

Proposition 2
Hubungan dalam Rangkaian yang Panjang
            Komunikasi adalah proses berkelanjutan, bagian yang saling melengkapi dalam perkembangannya. Banyak laporan yang menunjukkan peristiwa dalam rangkaian panjang komunikasi yang serupa dengan itu yang menjangkaunya melalui setiap kehidupan. Proses komunikasi melalui kata-kata, gerak-gerik, tindakan, karunia, dan pertukaran adalah menyusup kepada ikatan kelompok orang bersama-sama, membuat mereka menjadi satu masyarakat. Tindakan komunikasi yang terisolasi kurang penting untuk memahami dari keseluruhan proses yang kita menjadi bagiannya.  
Pada bagian satu, kita ditunjukkan bahwa komunikasi itu membangun keterlibatan secara umum. Pada bagian ini, kita melihat lagi bahwa “keawaman” itu merupakan sebuah proses, seringkali proses yang panjang, terutama ketika dalam perbedaan yang berganda. Batas-batas dalam lintas budaya terlibat lebih banyak dari pada waktu dan usaha, bahkan ketika melewati rintangan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Membangun di dalam pengalaman yang ada dan asosiasi memerlukan interaksi berkelanjutan. Hanya mengenali bahwa komunikasi itu adalah sebuah proses yang meluas dalam masa lalu dan masa depan akan menolong. Dalam artian bahwa memberikan mahasiswa kebutuhan untuk memperhatikan latar belakang mereka, tujuan terakhir dalam latihan mereka dan di mana itu akan digunakan sama baiknya dengan penyesuaian langsung.
Ketika keseluruhan proses komunikasi ada yang terlewatkan, mahasiswa dapat ditolong hanya dengan menyesuaikan kepada sekumpulan budaya, patut mendapatkan gelar, dan mengembangkan kemampuan.  Tujuan untuk menolong mahasiswa sukses sekarang, konselor dan anggota fakultas sering melupakan pengalaman masa lalu dan menggunakan masa depan untuk latihan. Perhatian harus diberikan untuk merelasikan penggunaan pengalaman masa lalu dan  masa depan di dalam budaya setempat pada ide dunia baru dari sekumpulan besar budaya. Tanpa itu, kerja sama antar bangsa sangat ditinggalkan namun tidak diperlengkapi untuk memenuhi sasaran hidup mereka – karena proses komunikasinya tidak dimengerti.
Mereka mungkin mendengar, tetapi apakah mereka mengerti? Pemahaman bukan hanya mencapai dasar “satu tembakan” saja. Ini hasil dari proses waktu yang panjang. Untuk mengevaluasi kampanye penginjilan pada dasarnya ialah berapa banyak yang menyatakan menerima Kristus atau berapa banyak yang menghadiri dengan mengabaikan keseluruhan pekerjaan Allah melewati proses komunikasi. Peristiwa nasional, bencana alam, tren sosial seperti migrasi dan perubahan gaya hidup – kebanyakan adalah seperti bagian dari respon sebagai kampanye itu sendiri.   
Komunikasi terkadang menggambarkan sebagai poin-poin sederhana untuk memberi dan menerima pesan. Dalam pandangan umum, komunikasi diimpikan sebagai garis lurus. Di antara pembawa pesan dan halangan penerima pesan – kebisingan mungkin dapat membingungkan pesan atau hambatan kultural. Tetapi, jika penguatan pesan ditingkatkan, maka sinyal atau isyarat dengan segera melewati kepada penerima pesan. Pandangan sederhana ini sungguh tidak mencukupi bahwa ini menyesatkan. Bagaimana Allah akan membangun komunikasi dengan mereka yang keras menolak Dia? Dengan membajak hati mereka, “memisahkan tanah yang tandus”. Allah mulai memisahkan hati di mana benih kebenaran dapat ditaburkan. Tetapi, tanpa ditaburkan –rusak – firman Allah dalam hati tidak mempunyai tempat untuk tumbuh dan berbuah.
Allah memberikan benih Injil, mengatakan kepada kita untuk menanamkan benih tersebut kepada semua orang. Dia memperingatkan juga bahwa tidak semua yang akan  menyediakan hati atau mau menerimanya.

Proposition 3
Kau Tahu Apa yang Saya Maksud!
            Kita berbicara, menggunakan gerakan, menggambar, menyentuh sesuatu, dan menggunakan makanandan obyek untuk mengirimkan isyarat atau sinyal kepada orang lain. Kita tahu bahwa sinyal itu dapat diterima oleh panca indera: mendengar, melihat, menyentuh, merasa, dan membau. Bagaimanapun juga artinya adalah perkembangan dari mencampuradukkan sinyal-sinyal itu. Ketika yang berarti dikembangkan adalah serupa dengan arti yang dimaksud, kita mencapai paling tidak tindakan untuk berkomunikasi. Tetapi, beberapa waktu kelihatannya menjadi “tidak ada komunikasi”, meskipun kita sudah mengusahakan yang terbaik. Arti yang dikembangkan adalah sama sekali tidak dengan arti yang dimaksud.
            Kita memulai pandangan dari proses itu dengan sinyal (1). Yang mungkin sebuah kata, gerakan tubuh, atau apapun yang berpotensi untuk menyampaikan informasi. Sinyal itu menunjukkan sebuah obyek atau ide, itu adalah penunjukkan (2). Pengalaman (3) digambarkan pada saat untuk menginterpretasikan sinyal tersebut: apakah sinyal itu ditunjuk pada masa lalu, dan baik atau buruknya diasosiakan dengan sinyal memori komunikator. Sekarang kebutuhan (4) juga mempengaruhi pengamatan sinyal. Seseorang yang lapar akan memiliki respon yang berbeda untuk menggambarkan makan besar dari orang yang sakit dengan masalah pencernaan. Lingkungan (5) di mana komunikasi terjadi juga membentuk interpretasi dari sinyal tersebut. Seluruh faktor tersebut mempengaruhi arti yang muncul dalam keduanya antara komunikator dan pendengar.
            “Mental model” adalah seperti interpreter (penterjemah/penafsir), mengambil sinyal yang tak diketahui dan “menerjemahkannya”, menerima sinyal yang signifikan kepada pendengar. Signifikansi yang diberikan pada sinyal membuat mereka setuju, “menjadi masuk akal”, dengan model yang kelihatannya tepat dan sesuai.
            Sadar untuk berpikir muncul dari penterjemah, memimpin kepada satu respon keluar, yang disampaikan oleh beberapa tipe sinyal. Ini hanya melalui sinyal yang keluar di mana kita mampu menentukan  bagaimana dekatnya pengertian adalah ke apa kita mula-mula berniat untuk mengembangkannya kepada pendengar kita. Kesulitan dimulai ketika kita mencoba membagikan arti tersebut kepada orang lain. Yang terbaik kita dapat mencapai perkiraan yang dekat dengan yang aslinya. Komunikasi manusia tidak bekerja sama dengan mesin fotokopi.
            Namun, kita dapat mengembangkan maksud itu dengan perkiraan yang sama di antara dua individu. Untuk melakukannya perlu mengikuti (1) konteks asli dan (2) konteks penerima, dan juga (3) konsentrasi dan menyampaikan cukup informasi. Informasi adalah istilah yang digunakan dalam komunikasi, secara kasar sepadan dengan fakta. Ketika fakta yang cukup diterima, maksud tersebut dikembangkan kira-kira mendekati arti yang dimaksud.
            Konsentrasi pada ketiga kunci yang memberikan  pertolongan hebat dalam mengembangkan komunikasi yang efektif:
·         Memahami model yang memegang pikiran orang-orang.
·         Memahami bagaimana informasi disampaikan dalam kultur yang spesifik  dan situasi di mana kita melihat untuk pelayanan.
·         Menyampaikan cukup informasi sehingga penerima dapat merekonstruksi pengertian  mendekati arti yang dimaksud.

Proposition 4
Apakah Saya Mendengar dengan Benar?
            Komunikasi adalah apa yang didengar, tidak hanya apa yang dikatakan. Bagaimana kita dapat mengajarkan kebenaran itu akan dimengerti oleh para pendengar? Misionari bekerja menjadi tidak efesien ketika pertanyaan ini diabaikan bahwa ini adalah hampir tak bermakna. Jika kita tidak pernah pasti akan kebenaran yang didengar, bagaimana dapat dipenuhi untuk mengerjakan misi lintas-budaya?
            Pada bagian ini berubah focus komunikasi dari pembicara kepada pembicara dan pendengar. Ini adalah hubungan tanggung jawab untuk komunikasi yang efektif; pendengar dan pembicara membagikan proses untuk mengembangkan pemahaman. Pembicara tidak akan pernah hanya menyalahkan pendengar bila pesan itu tidak dimengerti. Ataupun pendengar yang menyalahkan pembicara. Keduanya harus masuk dalam proses komunikasi mengingat perbedaan tersebut dapat mempengaruhi pengertian. Perkembangan pengertian adalah usaha bersama.
            Komunikasi adalah sebuah transaksi di mana reaksi bersama untuk memberikan dan menerima. Pesan dimodifikasi bahkan sebagai yang dikomunikasikan. Hal yang paling penting adalah hanya untuk memperhatikan. Daripada mendengar setengah sementara pikiranmu sedang mengejar hal-hal lain, focus pada kata-kata, mencoba untuk mengidentifikasikan tujuan dari pesan tersebut dan membedakan konteks dari mana pesan itu datang. Tahan reaksimu secara langsung sampai kamu dapat mengerti dengan pasti apa yang dimaksudkan dari bagian dasar pesan tersebut. Mendengar secara sabar dan mencoba untuk mengalami apa yang orang lain sedang bicarakan.
            Bagaimana untuk mendengar dengan baik, diringkas oleh David Augsburger dalam Sepuluh Hukum untuk Mendengar:
·         Pertama, aku akan memahami dan menilai.
·         Aku tidak akan mengisikan celah dengan ide-ideku.
·         Aku tidak akan berasumsi bahwa yang dimaksud dan dampaknya bagiku adalah satu dan sama.
·         Aku akan mengikuti kata-katamu.
·         Aku akan mendengar keseluruhan pesanmu.
·         Aku akan menghindari keinginan untuk mendengar.
·         Aku akan menguji maksudmu dan pengertianku sampai keduanya bertemu.
·         Aku akan mendengar penuh pernyataanmu tanpa menggunakan waktumu untuk menghaluskan responku atau menyiapkan argumenku.
·         Aku tidak akan takut untuk mendengar, belajar, berubahm dan bertumbuh.
·         Aku akan menghargai hakmu untuk sama-sama mendengar.
Cara menolong orang untuk mendengarkanmu: sadarlah akan dunia mereka, gunakan kata-kata dan isyarat yang tepat/akurat, gunakan kata-kata yang benar, konteks merupakan bagian dari komunikasi.

Proposition 5
Mengetahui Apa yang Kamu Lakukan
            Klarifikasi tujuan dapat meningkatkan kemungkinan komunikasi yang efektif.
Orang-orang yang tidak tahu ke mana mereka pergi akan hampir bisa dipastikan mencari sebuah tujuan, tetapi mereka tidak tahu kapan mereka melakukannya.
            Sasaran/tujuan memperjelas pekerjaan kita. Ini tidak terlalu sulit untuk menyatakan  sasaran yang luas: “untuk mengkhotbahkan Kristus,” “untuk mengijili dan membangun gereja.” Tetapi, bagaimana kamu dapat tahu apa yang akan kamu lakukan setiap hari atau bahkan setiap minggu? Ingatlah, bahwa sasaran yang tidak jelas akan memimpin kepada metode dan kesuksesan yang tidak jelas pula. Ketika kita gagal untuk membuat sasaran komunikasi, kita beresiko hanya untuk menjawab keinginan yang samar-samar. Sasaran sangat penting. Itu adalah sebagai kemudi pada kapal atau sebagai jalur untuk seseorang dapat berjalan melalui semak-semak.
            Obyektif menunjukkan kepada kita bagaimana mencapai sasaran. semua pengerja Kristen memulai dengan ideal yang sangat tinggi, tetapi kita perlu obyektif untuk menolong tugas harian ke dalam harmoni dengan ideal tersebut dan kemudian mencapainya. Obyektif dapat mengangkat kita keluar dari ketidak pastian yang membingungkan dengan menolong untuk melihat apa yang kita lakukan selanjutnya, tidak hanya dalam jangka panjang.
            Sasaran memberitahukan kepada kita kemana kita perlu untuk pergi; obyektif menunjukkan tahapan yang lengkap dalam jalan menuju sasaran tersebut. Bagaimana untuk mengembangkan sasaran yang memadai, adalah sebuah proses secara langsung. Pertama, nyatakan maksud/niat pokokmu. Kedua, uraikan pernyataan misi-mu. Ketiga, catat dalam frase dan kalimat pendek kinerja tersebut, bila tercapai, akan membuatmu merasa sasaran tersebut sedang tercapai. Keempat, urutkan catatan yang telah dibuat pada langkah ketiga. Kelima, tulis dengan pernyataan lengkap setiap kinerja bahwa itu dapat digunakan sebagai tanda kemajuan.
            Bagaimana mengembangkan obyektif yang baik, adalah dengan mengingat-ingat lima kualitas obyektif yang baik:
·         Obyektif harus relevan dengan sasaran yang lebih besar.
·         Kemajuan, atau kemunduran harus dapat diukur.
·         Obyektif harus memerlukan usaha yang berpengaruh nyata.
·         Periode waktu harus dinyatakan untuk mencapai setiap obyektif.
·         Obyektif harus dapat dikendalikan oleh sumber yang diberikan bahwa itu akan mungkin jadi seperti yang tersedia.


Proposition 6
Beritahukan Saya Apa yang Kamu Tahu!
            Kamu tidak dapat memberitahukan kepada seseorang apa yang kamu sendiri tidak ketahui. Itu adalah sedikit nilai untuk belajar teknik jika kamu tidak memiliki pembelajaran secara menyeluruh apa yang ingin kamu komunikasikan. Dalam setiap situasi komunikasi, komunikator yang memadai akan mengetahui materi secara seksama sehingga dia dapat mengubah cara presentasi, untuk menggunakan peluang yang tak terduga dan pertanyaan yang mengembangkan niat/kepentingan pendengar. Keuntungan komunikasi secara langsung melalui merekam adalah kemampuan untuk beradaptasi kepada respon pendengar – bila satu orang memiliki konten pengetahuan secara seksama untuk dikomunikasikan.
            Penguasaan konten adalah fondasi yang penting untuk keefektifan komunikasi. Sebelum mengajar, seorang guru harus menguasai apa yang dia ajarkan. Di sini terdapat paling tidak tiga alasan bahwa komunikasi yang efektif dapat berkembang hanya dengan basis keakraban dengan subyek itu sendiri:
·         Kemampuan untuk beradaptasi dengan kosa kata dan ilustrasi yang bersandarkan konten pengetahuan.
·         Konten harus diketahui dengan baik bahwa hal itu dapat dikomunikasikan pada urutan yang berbeda jika perlu, tanpa kebingungan pada kebutuhan apa yang selanjutnya.
·         Kita harus belajar selalu dalam keadaan siap.
Apakah cara pesan itu disampaikan sama pentingnya dengan apa yang dikatakan? Beberapa teori komunikasi berpendapat bahwa medium membawa pesan, konteks di mana diberikan, dan gaya bahasa lebih kuat daripada konten itu sendiri.
Medium itu penting – tetapi lebih pentingkah dari konten? Tanpa konten, komunikasi hanya latihan untuk memanipulasi orang-orang. Tetapi, medium (termasuk konteks dan gaya bahasa) adalah dianggap benar menjadi bagian dari pesan. Konten ditambah medium adalah pesan diterima. Konten menjadi penting sekali, tetapi tidak dapat dianggap sebagai keseluruhan pesan tersebut. Tidak akan mungkin pernah memberikan konten tanpa beberapa efek dari media yang digunakan. Ketepatan konten adalah inti (fundamental), tetapi saluran di mana dipresentasikan (medium) juga berpengaruh dengan nyata.

Proposition 7
Pembawa Pesan dan Pesannya
Untuk memahami pesan, kita perlu untuk sering memahami si pembawa pesan. Apa bentuk pembawa pesan? Faktor apa yang perlu dipertimbangkan untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang pembawa pesan itu? Ada ratusan perbedaan antara individu, tetapi itu berguna untuk mengidentifikasi tiga kelompok dari perbedaan ini (personal, karakter, dan sosial). Karena ketiga itu sama-sama penting dalam membentuk “wadah” individu,  segitiga melingkupi pesan sebagai cara untuk memvisualisasikan tiga kelompok itu.
Kami terlibat dengan orang lain, dan komunikasi adalah cara kita membangun, memelihara, atau menyesuaikan hubungan tersebut. Berbagi informasi - "fakta" - hanya tampaknya menjadi alasan utama untuk berinteraksi. Kebutuhan dasar dan tak terucap untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan ini secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi segala sesuatu yang kita mecoba untuk berkomunikasi.Ini adalah arti sosial dari komunikasi, sesuatu yang ada di luar kata-kata atau tanda-tanda yang digunakan.
Arti sosial lebih mudah terlihat pada komunikasi formal seperti tertulis atau berkhotbah. Karya penulis lain dan pengkhotbah dapat merangsang ide-ide baru, memberikan informasi latar belakang yang diperlukan, dan mempengaruhi cara di mana khotbah diberitakan atau artikel ditulis. Pengaruh sosial dari komunikasi lainnya sering ditampilkan dalam kutipan referensi dan catatan kaki yang diberikan."Pekerjaan bebas", pada kenyataannya, yang dikembangkan dari konteks sosial, sama seperti seorang tukang kayu yang mengembangkan perabot dari potongan kayu. Individu adalah penting tetapi tidak dapat berfungsi selain dari setting sosial.
Sebuah pernyataan yang sangat pribadi, ini mungkin sebuah produk dari masyarakat tertentu dan waktu yang penulis bagiannya. Untuk memahami kecemasan editor sepenuhnya, perlu untuk belajar dari masyarakat di mana ia menulis. Pesan ini pasti dibentuk oleh pengalaman pribadi yang mengkomunikasikan pesanApakah orang-orang ini perlu sesuatu yang istimewa untuk membawa pesan secara efektif? Tidak dan ya. Tidak: Roh Allah menggunakan segala jenis orang dari setiap tempat dan setiap bahasa untuk menunjukkan kebenaran kepada dunia.Tidak ada jenis yang disukai orang. Tapi ya: Karakter orang itu penting.

Proposition 8
Gambaran dan Realitas: Siapa Pendengar Sebenarnya?
Ide-ide Anda adalah penting. Ini bukan realitas penonton yang menentukan bagaimana Anda akan mempersiapkan dan membentuk pesan, tetapi citra pendengar Anda pegang. Raymond Bauer mengatakan dengan baik: "komunikator mengatakan apa yang dia katakan karena gagasan tentang pendengarnya dan harapan mereka dan pemahaman lebih atau kurang benar." Ini harapan yang benar, atau hampir jadi, karena pengalaman dibagi dalam  latar belakang dan budaya yang serupa. Ketika budaya yang tajam berbeda, namun, gambar tersebut tidakakan sangat dekat dengan realitas pendengar. Pesan ini pasti akan dibentuk tidak tepat.
Pendapat Anda tentang pendengar akan mempengaruhi apa, dan bagaimana, Anda berbicara kepada kelompok itu. Jika Anda merasa positif terhadap mereka, pesan Anda juga cenderung positif. Jika Anda berharap pendengar Anda menjadi bermusuhan, Anda akan cenderung defensif. Waspadai jika citra Anda sebagian besar negatif! Sebuah citra yang tidak benar dari para penonton sering menyebabkan reaksi negatif mereka kepada Anda. Pada gilirannya, yang dapat menyebabkan Anda menjadi lebih negatif tentang pendengar. The naik-turunnya hal ini dapat menghancurkan komunikasi yang efektif.
Duta itu berubah karena citranya akan mahasiswa dan reputasi akademis sekolah yang kuat. Baginya, mereka baik-informasi, luar biasa terdidik, dan tertarik pada isu-isu Kristen. Tapi mereka sebenarnya mahasiswa biasa yang tidak terlalu tertarik pada isu-isu Kristen. Mereka lebih tertarik pada teman-teman mereka daripada pertanyaan-pertanyaan intelektual yang utama.
Duta itu gagal menarik minat mahasiswa karena citra rohani tentang pendengar, yang ingin dia capai adalah salah. Citra komunikator memegang peranan sangat penting.Bahkan bila konten utama tidak berubah, dengan cara perubahan presentasi karena citra rohani kita tentang pendengar.  Paling-paling, citra  komunikator  adalah  pendekatan  bayangan realitas, meskipun itu adalah faktor pengendali dalam pemilihan bahan dan persiapan untuk  presentasi. Untuk mempersiapkan secara memadai, kita harus mengenali citra pendengar yang kita pegang.
(1) Apakah kepentingan rohani mereka? (2) Apakah mereka ingin membantu dalam Kerajaan Allah, atau apakah mereka hanya ingin dibantu? (3) Apakah mereka baik-informasi dan dididik? Apakah mereka tertarik pada masalah saat ini? Dunia? Nasional? Masyarakat lokal saja? (4) Apakah Anda menganggap penonton untuk menjadi antagonis atau ramah? (5) Apakah mereka tertarik pada subjek Anda? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memberikan citra atau gambaran yang penuh para pendengar. Mereka hanya membantu untuk mengidentifikasi gambar kita yang tersembunyi internal penonton. Jika gambar-gambar mental adalah kebanyakan negatif, cari hal-hal positif - dan berkonsentrasi pada mereka dalam mempersiapkan komunikasi
Langkah berikutnya adalah belajar bagaimana dekat gambar adalah  realitas yang penonton. Untuk komunikasi yang paling, keterlibatan dengan penonton memberikan pemahaman yang cukup jelas.  Namun jika jangkauan komunikasi merupakan upaya besar, atau jika komunikasiberupaya untuk mencapai kelompok yang asing dan tidak dikenal untukkomunikasi, sebuah studi formal adalah cara yang paling efisien untuk mengembangkan citra yang benar. Sebuah studi etnografi hati-hati atau surveisosiologis menyelidik bisa menjadi bantuan besar dalam melukis gambaran yang lebih akurat dalam pikiran.
Hampir semua komunikasi adalah untuk tujuan menyelesaikan ketegangan, seringdiidentifikasi sebagai kebutuhan yang dirasakan. Komunikasi tidak terjadi begitu saja. Hal ini dirangsang oleh ketegangan pada komunikator, pendengar, atau keduanya. Demikian pula, berusaha untuk berkomunikasi yang tidak terkait untuk mengatasi ketegangan tidak hanya akan gagal, tapi juga bisa menyesatkan orang-orang ke dalam pemikiran beberapa pertolongan sedang diberikan ketika ini bukan. Jelas sangat penting untuk membangun citra yang benar dari kebutuhan pendengar, ketegangan itu yang melibatkan mereka dalam proses komunikasi.
Mengetahui penonton adalah dasar. Tapi pengetahuan itu harus digunakan dengan, dan untuk, pendengar, atau komunikasi menjadi hanya manipulasi. Studi pendengar, sering dikatakan; belajar merasakan kebutuhan mereka, kepentingan, dan cara mengekspresikan keprihatinan mereka. Kemudian membentuk kembali pesan untuk memanfaatkan kepekaan mereka. Rumusnya secara langsung: Temukan bidang kebutuhan yang dirasakan dan kerentanan, kemudian mengeksploitasi mereka untuk mencapai tujuan. Sebuah citra yang benar dari para pendengar adalah kepercayaan, yang akan digunakan dengan hati-hati.

Proposition 9
Berapa Banyak Pendengar?
Kumalo secara sadar membahas setidaknya tiga pendengar - Tuhan, jemaat, dan wanita muda yang pernah tinggal dengan anaknya. Allah adalah pendengar utama, tetapi imam juga sangat sensitif terhadap orang-orang di gerejanya. Hampir selalu ada beberapa pendengar seperti dalam komunikasi. Kadang-kadang mereka "tak terlihat" karena mereka hadir hanya di memori, atau karena mereka akan mendengarkan rekaman atau mendengar apa yang dikatakan dari mereka yang hadir. Di lain waktu mereka terlihat dan ada tapi tidak terlibat langsung dalam komunikasi. Namun, kehadiran mereka dapat mempengaruhi, bahkan mengintimidasi, mereka yang berkomunikasi.
Target utama adalah terlihat, atau menyatakan, pendengar, target utama jelas dari pertukaran pesan. Para pendengar sekunder adalah individu atau kelompok lain yang mendengarkan atau melihat pesan meskipun tidak terutama ditujukan bagi mereka.
Pendengar kedua ini sering tidak sadar ketika diidentifikasikan sebagai pendengar. Namun demikian, pendengar sekunder mungkin memiliki pengaruh lebih besar pada isi pesan dan presentasi daripada pendengar utama. Hal ini penting untuk mengidentifikasi pendengar sekunder dan untuk menyadari pengaruh potensial mereka. Jika hal ini tidak dilakukan, mereka bisa mendesak untuk memakai proses komunikasi yang menyebabkan itu sebagian atau seluruhnya untuk melewatkan pendengar utama. Target utama harus diidentifikasi secara jelas dan penonton kedua diakui, serta pengaruh yang masing-masing memiliki pada proses secara keseluruhan. Adalah jauh lebih mudah untuk mengontrol pengaruh yang diketahui daripada mempertahankan tujuan yang dan tidak diketahui atau desakan tak terduga.
Pendengar primer dan kedua harus diidentifikasi secara jelas dan pengaruh mereka dalam membentuk pesan diakui. Ketika itu tidak dilakukan, sasaran komunikasi dapat diabaikan atau secara tidak sadar berubah, dan konten juga dapat menjadi terdistorsi. Menjawab beberapa pertanyaan dasar terlebih dahulu membantu memperjelas situasi komunikasi formal: (1) Apa pendengar akan menyadari komunikasi? (2) Seperti apakah  setiap pendengar? (3) Bagaimana masing-masing pendengar mempengaruhi  presentasi? Apakah salah satu kelompok memiliki kontrol langsung atau tidak langsung?
Gaya budaya dan pemahaman dari pemuda dan para pendukung pelayanan cukup berbeda. Kedua kelompok adalah penting, tetapi pemuda dipilih sebagai pendengar utama. Para pendengar kedua awalnya diabaikan - tapi kemudian terbukti menjadi pendengar kritis. Para pendengar kedua juga memiliki kekuatan utama. Untuk meringkas, membatasi ketegangan dan distorsi akibat konflik kepentingan antara pendengar membutuhkan: (1) Mengidentifikasi dan menggambarkan setiap pendengaryang terlibat dalam komunikasi. (2) Menetapkan tujuan dan prioritas untuk komunikasi itu. (3) Menginformasikan pendengar kedua berpengaruh dari penggunaan dan metode dalam mencapai pendengar utama. (4) Memodifikasi metode ( konsisten dengan tujuan) untuk menghindari ketegangan yang tidak perlu dengan kelompok sekunder. (5) Mengevaluasi usaha (jika ketegangan berlanjut) untuk memutuskan penonton yang harus hilang - kelompok primer atau kedua berpengaruh.

Proposition 10
Membujuk Dirimu Sendiri
Pemimpin tidak lagi suatu gangguan tapi merupakan aset dalam kelompok. Dia terus memperkenalkan ide-ide baru dan sering bertanggung jawab untuk membawa mereka keluar. Semakin ia dikomunikasikan dalam kelompok, semakin ia berkomitmen untuk tanggung jawabnya.
Komitmen dimulai sebagai keputusan mental. Seperti yang bertindak keluar dan dikomunikasikan, emosional, identifikasi dengan komitmen yang berkembang. Jadi baik dimensi rasional dan emosional sekarang mendukung posisi yang baru.
Hal ini tidak hanya dengan cara-cara positif yang memerankan perasaan atau keyakinan yang membuat perasaan itu lebih panjang. Hal yang sama terjadi dalam memberikan ekspresi bebas untuk sikap negatif dan merusak.
Bagian lain dari menghargai Kitab Suci, dan komando, mengontrol lidah dan tindakan disiplin bukannya memberikan kendali bebas untuk rangsangan dan reaksi yang menyakitkan. Bukti eksperimental menegaskan kebijaksanaan ini: Konsentrasi pada piembicaraan positif dan perilaku internal yang memperkuat sikap positif dan keyakinan.
Pengakuan yang benar atas dosa adalah pengakuan apa yang salah dan keinginan untuk bebas dari dosa itu. Jadi pengakuan dosa, penamaan dan kebencian dari kesalahan,adalah penguatan keyakinan dalam standar Allah tentang kebenaran. Ini adalah perjanjian bahwa hal tersebut harus dilakukan jauh dalam kehidupan seseorang. Pengakuan asli bukan hanya ekspresi menceritakan dosa tetapi mencakup dari keinginan untuk berpaling darinya. Jijikuntuk berbuat dosa dan keinginan untuk meninggalkannya diperkuat, terutama karena tekad baru yang dinyatakan secara terbuka kepada teman-teman.
Semua orang memiliki dorongan akan konsistensi dalam diri mereka, konsistensi antara tindakan, perasaan, dan keyakinan. Inkonsistensi antara apa yang diyakini, apa yang dipraktekkan, dan apa yang dirasakan dapat menyebabkan ketegangan internal yang parah. Menyelesaikan ketegangan ini diperlukan kesehatan mental yang baik.
Ketika perilaku bertindak keluar dari keyakinan, itu seperti mesin yang menarik keyakinan terhadap dirinya sendiri, mengurangi jarak atau ketegangan antara keduanya. Perilaku lebih dekat pada kepercayaan, ketegangan berkurang dalam batin seseorang. Mengetahui bahwa Allah memberitahu kita untuk mengendalikan lidah kita (seperti dalam Yak. 1: 26), namun berulang kali meledak dengan kata-kata pahit dari kemarahan yang menciptakan perselisihan kognitif. Apa yang diyakini dan dihargai bertentangan dalam perilaku.
Insentif yang terlibat juga penting, bukan hanya fakta kesesuaian verbal dengan posisi. Setidaknya untuk komponen dalam setiap individu yang terlibat dalam mengkomunikasikan  perasaan, tindakan, pengetahuan, dan keyakinan. Secara sadar berpikir tentang apa yang baik adalah sebuah tindakan yang dapat mengubah sikap. Pada akhirnya paparan perubahan sikap terhadap tindakan tidak bermoral, setidaknya membuat mereka alternatif yang bisa diterima.
Diskusi menghasilkan perubahan besar dalam kepercayaan, preferensi, dan sikap dibanding memberikan kuliah, presentasi film dokumenter, atau paparan pasif yang lain untuk informasi. Mempertanyakan untuk merangsang diskusi mengembangkan partisipasi aktif, kunci untuk perubahan sikap. Mendorong seseorang untuk kepercayaan publik tidak hanya akan memperkuat keyakinan tetapi juga merangsang konsistensi yang lebih besar antara keyakinan dan perilaku.
dan dengan demikian mengakui kecenderungan mereka sendiri terhadap prasangka dan bias.
Perilaku tumbuh dari sikap. Proposisi ini menekankan bahwa sikap dapat diubah dengan mengubah perilaku komunikasi. Dalam Lukas 6:45 dan Matius 15:10, kedua ajaran ini menunjukkan bahwa sikap (perasaan + pengetahuan + keyakinan) mengambil prioritas di atas perilaku. Perilaku memang tumbuh dari sikap. Mendorong perubahan perilaku dapat membawa perubahan sikap, bahkan membuka jalan bagi perubahan fundamental dalam sikap seperti mengubah komitmen seseorang yang terdalam dari diri kepada Kristus. Dengan sikap baru, perilaku akan berubah, dan pergeseran pada gilirannya akan memperkuat perubahan sikap berikutnya.  Pengetahuan dan keyakinan dapat mengubah kehidupan melalui bertindak awal  dari pengetahuan itu.

Proposition 11 and 12
Isyarat yang Kita Pergunakan
            Komunikasi sosial adalah apa yang kita periksa, tapi itu bukan komunikasi hanya dengan yang kita prihatin sebagai pekerja Kristen. Komunikasi kita dengan Allahadalah dasar semua upaya lain untuk menciptakan pemahaman dia. Tuhan tahu hati kita, dia tahu pikiran kita, dia tahu kita sama sekali. Tuhan mampu memahami apa yang kita ingin berkomunikasi dengan dia ketika kata-kata dan semua sinyal lain gagal kami. Hati kita menangis kepada Tuhan dengan kata-kata yang bukan kata-kata sama sekali. Dan ia mampu berbicara kepada kita dengan cara yang kita tidak bisa mengungkapkan, terbatas seperti kita ke sinyal sendiri: "Roh itu berdoa untuk kita dengan keluhan bahwa kata-kata tidak bisa mengekspresikan" (Rm. 8:26).
Tapi di sini kita melihat komunikasi antar manusia, bukan komunikasi antara manusia dan Allah. Tugas terlihat dan pelayanan terutama berkaitan dengan komunikasi kepada orang lain. Pada tiap-tiap area komunikasi ini jadi sama. Hingga kamu mengetahui apa yang kamu dengar, kamu mungkin tidak akan mendengar ini. Kalau kita mengetahui tujuan pesan, ini mudah untuk “ mendengar ” satu komunikasi. Tapi ketika kita tidak mengetahui tujuan pengirim, bagaimana kita meneliti pesan untuk menentukan konten ini dan tujuannya?
Dua belas sistem sinyal yang disarankan di sini memberikan cara yang berguna untuk memahami dan menganalisis pesan, bahkan yang melibatkan budaya lain di mana sinyal yang digunakan berbeda dari orang-orang dalam budaya sendiri.
Dua modus komunikasi sering diakui - verbal dan nonverbal. Karena sistematisasi komunikasi menurut dua belas sistem sinyal lebih spesifik, ia menawarkan cara yang berguna untuk menganalisis isi informasi dalam pesan. Dua belas sistem adalah:lisan, tulisan, numerik, bergambar, artifaktual, audio, kinesik, optik, taktil, spasial, temporal, penciuman.
Verbal/lisan. Sistem sinyal paling umum dikenal, tentu saja, berbicara - sistem verbal.Terlalu sering, berbicara di depan adalah batas sadar untuk komunikasi formal kita.Allah telah berbicara terdengar dengan manusia, tapi ini ternyata sistem yang digunakan paling tidak tercatat dalam Alkitab.
Tulisan. Sistem ditulis tumbuh dari verbal, sehingga masyarakat dapat mengiriminformasi tanpa batasan waktu dan ruang. Beberapa sistem penulisanmengekspresikan ide tanpa hubungan dengan bunyi kata.
Numerik. Sistem numerik menggunakan nomor individu untuk membawa makna,serta hubungan mengekspresikan melalui nomor dalam matematika. Matematikamengungkapkan hubungan melalui nomor dan, dalam beberapa kasus, simbol-simbol yang mewakili kuantitas atau kualitas.
Bergambar. Sistem bergambar adalah daerah khusus seniman, mencerminkan persepsi budayanya atau lingkungannya. Gambar tidak hanya mengungkapkan budaya, tetapi juga sering membawa pesan tertentu. Dengan menggunakan simbol, filsafat ini dinyatakan, respon emosional yang dibangun, dan pesan khusus dilakukan – untuk mereka yang tahu simbolisme budaya asal.
Artifaktual. Ketika dimensi ketiga ditambahkan ke dalam gambar, sistem artifaktual diperkenalkan. Beberapa benda seni - ukiran, patung, ponsel - yang digunakan untuk komunikasi yang disengaja. Banyak  "hal yang saya suka" meskipun demikian tetap menunjukkan banyak tentang gaya hidup dan nilai-nilai. Beberapa artefak tersebut lebih sering terjadi pada Alkitab seperti air, minyak, lampu, kaki dian, ikan, roti, tabernakel, dan kemudian kuil.
Audio. Sebuah batas kabur terletak di antara beberapa sistem sinyal, seperti antara tertulis dan bergambar. Sistem audio sering tumpang tindih dengan lisan. Dalam pidatonya, nada sering memainkan bagian penting dalam informasi yang dilakukan. Penggunaan suara memiliki dua subsistem: penggunaan terstruktur dalam musik dan suara-simbol seperti peluit dan sirene. Selain itu, diam  tidak adanya suara – dapat menjadi sinyal sangat kuat, dan dengan demikian dikelompokkan dengan sistem audio.
Kinesik. Kinesik, gerak tubuh, berbicara lantang bahkan ketika tidak ada kata-kata yang diucapkan. Orang jarang menyadari apa yang mereka katakan dengan gerakan mereka karena gerak digunakan secara tidak sadar. Tangan gerakan, ekspresi wajah, dan postur tubuh jelas memberikan informasi, tetapi di sini juga, informasi yang diberikan oleh sinyal yang sama berbeda dari budaya antar budaya yang lain.
Optik. Optikal  adalah penggunaan cahaya dan warna. Kegelapan dan cahaya keduanya merupakan informasi komunikasi, dengan arti yang berbeda melekat dalam budaya yang berbeda. Alkitabiah, warna dan cahaya itu sendiri seringkali merupakan mode komunikasi.
Taktil. Penggunaan sentuhan. Seorang pria bergandengan tangan dengan pria lain adalah tanda persahabatan di beberapa budaya, sementara di lain hal, itu merupakan indikasi dari homoseksualitas. Tamparan, pukulan, dengan kepalan tangan untuk mengungkapkan amarah, sentuhan dengan hati-hati – semuanya  kegunaan komunikasi  taktil.
Temporal. Penggunaan waktu, sistem temporal, setidaknya memiliki tiga subsistem. Pertama adalah satuan waktu bernama dan digunakan dalam masyarakat - detik, menit, jam, hari, dan sejenisnya. Kedua, bagaimana waktu yang digunakan untuk menyampaikan informasi? Ketiga, orientasi waktu dari suatu budaya harus diamati. Apakah budaya  berfokus pada masa lalu, sibuk dengan sejarahnya sendiri? Atau sabar dengan masa lalu dan terutama tertarik pada apa yang akan atau bisa dilakukan?
Ruang. Ruang pribadi, ruang kerja, dan ruang hidup. Ketidak-ramahan, arogansi, mencoba untuk menjadi lebih dominan dan mendesak, memaksa ide – semua stereotip dapat berkembang karena perbedaan penggunaan sistem sinyal spasial. Semua dari kita memiliki ruang pribadi di sekitar kita yang bervariasi dalam ukuran, tergantung pada budaya dan keadaan tertentu.
Penciuman. Apakah indera penciuman dan rasa, yang sering disebut dalam Kitab Suci - dupa, bau yang menyenangkan dari korban bakaran, dan rempah-rempah.Untuk mengungkapkan kebaikan Tuhan dalam cara yang ampuh, Daud menggunakan bahasa sistem penciuman (Mazmur 34:8).
Untuk pemahaman kami menggunakan sistem ini simbol dasar, kita harus memahami tiga prinsip kunci. Pertama, kita jarang menggunakan satu sistem dalam hal yag asing. Dalam komunikasi interpersonal yang normal kita menggunakan dua atau lebih sistem pada saat yang sama. Setiap sistem biasanya melengkapi dan mendukung sistem yang lain. Kedua, adalah mungkin bagi satu sistem bertentangan dengan sistem lain. Kontradiksi antara sistem simbol adalah penyebab banyak kesalahpahaman dalam komunikasi interpersonal. Salah satu sistem mengatakan satu hal, dan sistem lain mengatakan sesuatu yang lain. Ketiga, dalam semua sistem ada dua tingkat informasi, rasional dan emosional. Beberapa sistem sinyal membawa informasi lebih emosional, sementara yang lain lebih mengarah kepada rasional.

Proposition 13
Memperbanyak dan Memperluas Pesan
            Kemampuan khusus dari media massa adalah untuk memperluas pesan jauh di luar jangkauan kemampuan telanjang manusia - di luar suara pembicaraan atau salah satu organ-organ indera manusia. Media massa memperpanjang pesan tidak hanya secara geografis, namun juga waktu. Hampir tidak ada batasan potensial untuk pendengar  melalui teknologi tersebut. Tentu saja jika tidak ada pesan yang jelas dan dipahami untuk memulainya, menggunakan media tidak akan membuat pesan. Teknologi yang memungkinkan berbagai media massa terlihat kuat juga membatasi cara-cara di mana media ini berkomunikasi. Konteks secara total  memperluas  media komunikasi  berbeda dengan komunikasi tatap muka. Konteks adalah bagian penting dari  membangun pemahaman. Konteks adalah penting juga dalam bagian dari proses komunikatif.  Kurangnya umpan balik segera, atau bahkan umpan balik penuh, juga menyebabkan  distorsi dari proses komunikasi. Tanpa beberapa gagasan tentang bagaimana pesan sedang dimengerti, orang tidak dapat mengirim sinyal perbaikan, dan proses total terhalang. Tidaklah cukup untuk menganggap bahwa jika sinyal yang diterima, pesan akan didengar. Volume tidak menjamin pemahaman.
Meskipun keterbatasan memperluas media, jika digunakan dengan tepat mereka memiliki nilai yang besar. Sayangnya, penekanan antusiasme yang kurang diinformasikan media apa yang dapat lakukan dan dengan demikian dapat mengurangi efektivitas dengan menutupi kelemahan.
Apapun media yang digunakan, sinyal tertentu diperpanjang jauh dan luas. Tapi hidup tidak dapat dikurangi bahkan oleh sinyal media yang diperluas. 
Tidak ada pengganti untuk persekutuan pribadi, untuk berbagi dalam kehidupan Yesus Kristus yang dinyatakan dalam gereja. Empat hal yang memerlukan perhatian khusus dari media massa: (1) Pengaruh utama memperluas media dalam kebanyakan situasi adalah penguatan sikap yang ada, bukan perubahan sikap. (2) Ketika media yang diperluas  membawa perubahan, seringkali perubahan sosial yang luas yang tak ada hubungannya dengan spesifik dari isi media. (3) Semakin besar daerah yang dicakup oleh media yang diperluas, semakin besar kemungkinan bahwa pendengar hanya akan mendengarkan secara pasif tanpa keterlibatan atau reaksi pribadi untuk pesan.  (4) Cakupan besar media yang diperluas dapat menyebabkan pengabaian perbedaan budaya dalam pendengar, perbedaan yang sangat mempengaruhi pemahaman dasar tentang konten yang kita usahakan untuk berbagi.
Salah satu yang terbaik-membangun fakta tentang massa komunikasi adalah penguatan atau efek polarisasi. Dalam kebanyakan kasus, karena banyak yang awalnya setuju dengan pesan persuasif mengubah pendapat mereka yang tidak setuju sebagai mereka yang berubah dari tidak sepakat menjadi sepakat.
Media sangat meningkatkan arus informasi, sehingga masyarakat yang terisolasi ke dalam aliran arus nasional dan dunia. Peningkatan aliran dari hasil informasi dalam kesadaran yang lebih besar dari alternatif untuk keyakinan ini dan cara hidup. Paparan pesan media menjadi lebih selektif, dengan probabilitas yang jauh lebih besar bahwa hanya pesan-pesan yang dipilih yang sesuai dengan keyakinan yang ada. Perubahan utama kita inginkan tidak perubahan sosial, namun perubahandalam hubungan orang dengan Allah. Penggunaan konvensional komunikasi massa dapat merangsang hanya perubahan sosial, membuat hati tersentuh dan diketahui Kristus.
Komunikasi Kristen adalah menuntut keterlibatan proses, reaksi pribadi kepada pribadi Yesus Kristus. Tidaklah cukup untuk menyampaikan seperangkat fakta dari satu pikiran kepada yang lain. Kami berusaha untuk merangsang di lain hati yang mengalami Allah di dalam Kristus. Komunikasi massa, tanpa berpikir yang digunakan, hanyamengirimkan fakta yang menuntut tidak terlibat, tidak ada reaksi.
Ketika orang dalam berkomunikasi budaya yang sama, biasanya berhasil, karena mereka memiliki kerangka budaya yang umum. Tetapi ketika orang-orang yang telah diturunkan maknanya dari pengalaman budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, kesalahpahaman sering terjadi.  Perbedaan lebih ada dalam pendengar, kemungkinan kurang ada keberhasilan dalam komunikasi.  Pendengar besar mungkin, pada kenyataannya, menjadi fatamorgana.
Di negara lain, orang menjadi tidak puas. Kita dapat menggunakan komunikasi massa untuk membangun kesadaran akan nilai-nilai Kristen, untuk mengembangkan keterbukaan kepada pesan tertinggi akan perubahan, yaitu Injil. Tapi media harus digunakan dengan tepat. Mereka harus digunakan untuk mendapatkan  keterlibatan  bukan  penerimaan kata-kata pasif. Dan media harus memperpanjang saksi pribadi yang penting  daripada digunakan sebagai pengganti dalam hubungan pribadi.

Proposition 14
Bila lebih sedikit lebih baik
Efektivitas komunikasi yang mampu menjangkau banyak orang, baik dalam satu masyarakat maupun banyak orang di dunia. Dalam bab ini diungkapkan jika seandainya komunikasi dapat dimanfaatkan dengan baik, maka peran pelayanan misi akan berdampak luas bagi semua bangsa. Seandainya komunikasi ini dimanfaatkan menjadi suatu stasiun radio Kristen yang memiliki kekuatan serta ditempatkan di satu pulau yang berada di Asia. Dan penempatan itu berada di setiap negara, baik di seluruh India, Pakistan, Banglades ,Myanmar, Negeri Nepal, Sri Lanka, Thailand, Kamboja, Malaysia, Singapura, Afghanistan, provinsi-provinsi selatan dari Negeri China, dan beberapa negara-negara kecil lainnya  di Asia, dan menjadi bentuk jangkauan siaran, maka sebanyak sepertiga populasi dunia akan menjadi cakupan siaran tersebut.
Namun ketika hal itu sudah terlaksana, maka selanjutnya membuat suatu program-program seperti apa yang dapat digunakan dengan baik untuk menjangkau masyarakat tersebut. Dan dalam penjangkauan ini perlu diperhatikan beberapa petunjuk, misalnya: jenis bahasa apa yang akan digunakan, kepercayaan-kepercayaan yang ada di masyarakat itu, bagaimana tingkatan ekonomi masyarakat di lingkungan itu. Dengan demikian kita akan mampu merancang sebuah program penting yang dapat di dengar oleh masyarakat.
Penggunaan media komunikasi ini baik melalui televisi, radio dan media komunikasi lainnya dapat menjadi salah satu target dari tujuan misi Kristen. Semakin besar pendengar yang memiliki keanekaragaman dari suatu masyarakat tersebut dapat menjadi efektif ketika mampu melakukan keseragaman antara si pengirim kepada si penerima. Memang akan sangat sulit untuk mencapai keseragaman tersebut, karena akan lebih mudah dua orang yang memliki perbedaan untuk berbagi pemahaman dibandingkan dengan dua ratus orang bahkan dua ribu orang dengan keanekaragaman yang berbeda. Karena itu diperlukan banyak orang yang mau terlibat dalam hal ini untuk mengurangi masalah tersebut.
Dan untuk mengantisipasi kelemahan tersebut untuk mejadi lebih efektif, maka penyampaian komunikasi tersebut  dikurangi hanya pada suatu daerah tertentu. Artinya strategi yang efisen dalam penyampaian komunikasi tersebut dilakukan dengan  melokalisasi kepada setiap daerah, dengan tujuan dapat menjangkau pendengar yang lebih kecil dengan jelas maksud dan sasaran dari komunikasi yang disampaikan. Dengan kata lain, penjangkauan komunikasi ini atau mini komunikasi dapat lebih efektif dan memberikan pengaruh yang besar dibandingkan dengan komunikasi yang bersifat massal atau banyak.

Proposition 15
Apa yang menentukan pengaruh media massa?
Pada bab ini dipaparkan mengenai sebuah pengaruh besar dari penggunaan media massa. Sebenarnya efektivitas sebuah pesan media massa biasanya akan ditentukan oleh faktor-faktor baik isi pesan tersebut dan media yang membawa pesan itu. Sehingga sebuah pesan yang disampaikan melalui media-media tersebut  dapat langsung dipahami oleh orang yang menerima pesan itu, dikarenakan pesan itu disampaikan dengan jelas dan baik. Media massa tidak hanya memberikan informasi aktif saja didalam media tersebut, namun membawa sebuah informasi kepada kelompok pendengar yang pasif, yang kemudian menanggapi informasi tersebut sebagai bentuk timbal balik dari komunikasi yang diterimanya.
Karena itu, media tersebut menjadi pengaruh didalam sebuah komunitas masyarakat yang ada. Dimulai dari satu individu yang menerima informasi dari sebuah media, lalu disampaikan kepada sekumpulan kelompok sosial secara aktif, kemudian pesan tersebut akan dipilih bahkan menolak pesan itu. Dalam penyampaian sebuah media, ada yang disebut dengan penonton aktif. Penonton aktif adalah individu yang langsung menerima isi pesan dan ia adalah sebagai pengaruh pertama dari penerima pesan itu. Beberapa faktor lain yang menentukan efektivtas media massa, selain dari media itu sendiri, faktor lainnya ialah individu sipendengar itu sendiri yang mungkin tidak jelas memahami isi pesan itu. Kemungkinan besar, ini diakibatkan karena media yang disampaikan tidak sesuai dengan pola komunikasi yang ada pada masyarakat itu. Untuk mengantisipasi hal tersebut seharusnya sebuah media harus melihat beberapa hal bagaimana orang yang menerima nilai pesan itu di dalam kelompok sosial mereka, apakah kelompok tersebut memiliki rasa simpati dengan pesan yang disampaikan. Sehingga pemahaman dan sikap penerima pesan dalam sebuah media itu,  dapat memberikan sebuah pola pemikiran yang baru mengenai sumber pesan yang disampaikan kepada masyarakat. Karena itu, untuk menggunakan media yang memadai, kita harus mengakui bahwa mereka atau sipenerima pesan tersebut adalah satu bagian dari faktor penentu yang akan membawa isi pesan yang disampaikan apakah berpengaruh atau tidak kepada  sekumpulan masyarakat lainnya.

Proposition 16
Mendengarkan melalui telinganya
Pada bab ini memaparkan bahwa sebuah pesan dalam komunikasi harus memiliki sebuah target utama. Target utama yang harus dicapai adalah membentuk sebuah jaringan antarpribadi, bukan massa dari individu yang tidak berhubungan. Artinya bahwa target utama yang sebenarnya dalam penyampaian pesan media ialah membentuk sebuah jaringan antara satu pribadi dengan pribadi lainnya, bukan sekumpulan orang banyak yang tidak saling berhubungan. Pandangan pribadi, sikap dan nilai-nilai yang dibentuk dalam jaringan ini adalah bentuk hasil kebersamaan, tidak sendirian, dan bersifat kontemplasi rasional.  Pengaruh pesan sangat tergantung pada pengamatan dalam jaringan ini. Jaringan tersebut adalah hasil dari campur tangan sumber pesan individu terhadap sekelompok masyarakat dimana pembahasan dan pengamatan pesan tersebut telah terasimilasi melalui pembahasan dan pengambilan keputusan yang dicapai. Ini adalah sebuah bentuk aliran komunikasi yang dimulai dari perseorangan yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya di dalam jaringan tersebut. Ini dinamakan “jaringan komunikasi” yang mengkokohkan sebuah masyarakat secara bersamaan dengan memelihara individu sesuai dengan peran sosialnya, serta menyakinkan  partisipasi sosial dan memperkuat identifikasi dengan nilai-nilai suatu masyarakat tersebut.
Pesan yang disampaikan dalam sebuah jaringan tersebut akan bersama-sama di filter atau disaring. Orang tersebut mendengarkan pesan tersebut, kemudian mempertimbangkan dan mendiskusikan dengan teman-teman yang lain. Individu yang akan bereaksi terhadap pesan tersebut sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan penilaian  dari pesan dalam jaringan antarpribadi. Dalam kebanyakan masyarakat, sebuah keputusan individu terpisah dari kelompok adalah hal yang tidak mungkin. Karena keputusan tersebut akan dilakukan dengan pemikiran kelompok secara bersama-sama, sehingga menjadi sangat banyak link yang mengikat jaringan sehingga menjadi ikatan yang kuat. Satu menyebarkan pesan atau gagasan kepada yang lain tanpa harus menggunakan komunikasi bersifat massa.

Proposition 17
Patners untuk membentuk komunikasi
Pada bab ini membahas mengenai pola yang membentuk sebuah komunikasi, yang terdiri dari pola kebudayaan suatu masyarakat secara mendasar yang berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang disampaikan. Semua orang akan berbagi kebutuhan dasarnya, seperti kebutuhan untuk makan, tempat tinggal, penerimaan, dan keamanan. Tetapi sebenarnya itu hanya sebuah kebutuhan fisik dan psikologi suatu masyarakat, namun hal yang terpenting ialah bentuk kebutuhan rohani didalam pribadi masyarakat tersebut. Cara yang sangat baik dilakukan oleh setiap kelompok dalam memenuhi kebutuhannya menjadi suatu pola yang dilakukan secara bersama-sama. Mereka memastikan bahwa kelangsungan hidup dan rasa kesejahteraan harus sama rata dalam setiap kelompok. Dengan pola ini menjadi sebuah kelangsungan hidup serta memberikan kenyamanan didalam kelompok untuk terjalinnya struktur kebudayaan.
Setiap kebudayaan memiliki kesempatan unik untuk dipresentasikan pada pesan Kristus. Maksudnya ialah dengan sebuah komunitas yang saling membangun tersebut, akhirnya pesan kabar keselamatan dari Kristus dapat disampaikan dengan baik. Komunikasi yang efektif akan menjadikan jalan keluar untuk mengambil kesempatan itu. Membangun sebuah hubungan dalam kebudayaan masyarakat akan lebih baik dibandingkan dengan mencoba untuk menemukan sebuah pilihan-pilihan yang paling tepat. Karena itu, bentuk komunikasi dengan membangun hubungan dengan kebudayaan masyarakat akan memampukan kita untuk menyampaikan pesan yang baik.
Walaupun isi sebuah pesan tetaplah sama, isi tersebut harus mampu disesuaikan dengan bentuk kebudayaan yang berlaku di masyarakat sehingga memiliki dampak yang sebanding.
Dalam setiap kebudayaan akan dijumpai satu cara yang tepat untuk dapat menganalogikan karya penebusan Kristus dengan sebuah jembatan pemahaman masyarakat tersebut. Sebenarnya kuncinya ialah membangun sebuah hubungan yang baik di dalam komunitas kebudayaan masyarakat itu sendiri. Tanpa disadari, bahwa Allah akan membantu para saksi-Nya melalui pewahyuan, sehingga mereka dapat memahami Kristus. Dengan kesaksian hidup kita yang baik, dapat menjadikan alat kunci agar pesan karya penebusan Kristus dapat diterima di dalam kebudayaan masyarakat. Jika hal ini diabaikan dan pesan yang sederhana tidak dilakukan dengan baik maka peluang yang ada akan hilang dan pesan karya keslamatan Allah tidak dapat sampai kepada masyarakat.

Proposition 18
Kepercayaan: penyaring yang tidak terlihat
Pada bab ini memaparkan mengenai sebuah keyakinan yang ada dan system nilai yang merupakan faktor utama dalam membangun komunikasi. Dalam membangun sebuah komunikasi yang memungkinkan adanya sebuah perbedaan keyakinan diantara masyarakat, diperlukan nilai-nilai yang terdapat pada setiap keyakinan tersebut. karena seorang pendengar akan cepat bereaksi menjadi baik atau sebaliknya tergantung dari pesan yang disampaikan baik terhadap sipenerima maupun sipembuat pesan itu. Masalah pertamanya ialah pemahaman. Para penonton dapat dapat memahami informasi baru hanya dalam kaitannya dengan keyakinan dan nilai-nilai yang ada pada informasi yang disampaikan itu.
Informasi baru akan berkaitan dengan pengetahuan, jika menyampaikan sebuah interpertasi yang benar. Komunikator yang efektif mengetahui apa yang penonton sebelumnya telah kenal dan berkaitan dengan kepercayaan sehingga penonton dapat memberikan makna yang dimaksud dengan pesan berita yang disampaikan. Bila pesan langsung menantang nilai-nilai terdalam pada masyarakat, hasil yang paling mungkin terjadi ialah sebuah tindakan penolakan pada pesan tersebut. Jika pesan tersebut nampak mengancam nilai-nilai terdalam dari penonton, secara otomatis akan menjadi penolakan yang besar. Disisi lain, jika dipahami sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat, maka penerimaan akan lebih mungkin.
Karena itu, kita perlu memahami inti dari sebuah masyarakat. Dan bentuk pemahaman ini adalah modal dasar yang diperlukan untuk menyampaikan sebuah pesan yang efektif. Ketika keyakinan dasar tidak dipahami oleh seorang komunikator, maka tanpa disadari penolakan akan terlebih dahulu terjadi sebelum pesan itu di pahami oleh masyarakat. Memang tidak semua pesan yang disampaikan kadang-kadang tidak mengancam, namun kita harus menyadari sebuah perubahan yang terjadi dalam suatu budaya masyarakat . karena itu, untuk memahami perbedaan ini kita harus mampu melihat perubahan perilaku yang terjadi pada masyarakat itu sendiri baik dalam bentuk tingkat perilaku yang mencakup hal-hal seperti gaya pakaian, jenis rumah yang disukai, permainan yang terdapat pada kebudayaan masyarakat, dan jenis transportasi yang digunakan. Dan bentuk inilah yang dapat terlihat menjadi pola hidup yang berubah dari satu kebudayaan kepada kebudayaan yang lain.
Kemudian kita pun harus memahami tingkat otoritas yang terdapat pada masyarakat tersebut untuk kekuatan keyakinan mereka. Bentuk otoritas dapat menjadi guru sekolah, menteri agama, kepala desa, struktur masyarakat atau otoritas dari sebuah Quran. Keyakinan dan nilai-nilai pada tingkat ini dapat diubah hanya oleh sebuah pengendali otorita tersebut. pengendali otoritas tersebut tergantung dari pemimpin sebuah keyakinan itu, karena masyarakat akan tunduk dibawah otoritasnya.
Dan jika pesan yang disampaikan berbeda dengan nilai dan keyakinan, akan menimbulkan sebuah reaksi yang mengakibatkan kekerasan. Karena pada sebuah masyarakat, keyakinan dan nilai telah ditanamkan dari sejak usia kecil oleh sebuah pengajar yang memberi tekanan kepada keyakinan tersebut. dengan kita terjun dan melihat secara langsung kehidupan sebuah kebudayaan masyarakat dan berpartisipasi dalam perilaku budaya tertentu, kita akan dengan cepat melihat pola-pola yang dilakukan masyarakat itu.
Dengan demikian, kita akan dengan mudah mengupas pola-pola itu dan mengetahui cara mereka hidup dalam pola tersebut. dan biasanya pola yang ada dalam masyarakat adalah sebuah bentuk lapisan sosial dan struktur yang telah dibentuk dibawah otoritas pemimpin kelompok mereka, dan menjadikan pusat inti dalam budaya ialah nilai-nilai serta keyakinannya. Untuk membuat suatu perubahan dalam masyarakat tersebut memang tidak semudah yang dapat dikerjakan. Namun perubahan dapat disampaikan ketika kita mau mempelajari terlebih dahulu sebuah kebudayaan yang terdapat pada masyarakat dan turut mengambil kesempatan untuk terjun bersama mereka. Akan tetapi hal yang paling berdampak ialah kita sendiri harus merespon penuh kelahiran baru dalam diri kita, sehingga Injil akan membuka jalan bagi perubahan seseorang, seperti perubahan mendalam bahwa Kristus yang akan memberikan bentuk kelahiran kembali.

Proposition 19
Medengarkan apa yang harus Anda degar
Pada bab ini memberikan pemahaman bagaimana sebuah pesan yang disampaikan dapat di dengar dan dirasakan oleh sipenyampainya. Karena penafsiran sebuah pesan yang disampaikan berhubungan dengan pengalaman serta kebutuhannya. Pandangan tersebut berfungsi dalam dua tahap yang terdiri dari beberapa struktur yaitu baik secara fisik, sebuah pesan yang diterima langsung oleh panca indera dan pandangan secara fungsional yaitu bentuk interprestasi mental dari pesan itu. Pandangan fungsional biasanyamerupakan unsure penting untuk mencapai komunikasi yang efektif. Pandangan fungsional bertindak seperti penyaring terhadap pesan yang banyak diterima oleh seorang individu. Dengan system ini, semua pesan yang diterima dapat dipilih dan disetujui sedangkan pesan yang tidak sesuai akan di buang. Beberapa diantaranya ditafsirkan kembali untuk dirundingkan dengan harapan sebuah persetujuan yang akurat. Beberapa orang secara akurat merasakan pesan yang baik untuk diterima.
Pesan yang diterima tersebut secara fungsional dipandang serta ditentukan berdasarkan pengalaman, konteks sosial di dalam masyarakat, dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat tersebut. Pandangan funsional juga berusaha mengantisipasi atau mengurangi sebuah perpecahan yang terjadi, sehingga pesan yang disampaikan dapat membantu menyusun pecahan-pecahan tersebut menjadi satu kesatuan serta mengatur agar pesan yang diterima menghubungkan pesan yang sebenarnya atau pesan yang diduga-duga saja. Karena itu, untuk mengantisipasi beberapa pesan yang akan dipandang oleh masyarakat, diperlukan pengetahuan yang penting untuk disampaikan kepada sipendengar baik memahami kondisi sosial, fisik, dan sejarah yang terdapat pada suatu masyarakat itu. Dengan pengetahuan tersebut, pesan dapat disampaikan dengan baik karena adanya pemahaman terlebih dahulu terhadap kondisi yang ada di masyarakat.

Proposition 20
Karena aku merasakan, aku tahu
Pada bab ini membahas mengenai  sebuah komunikasi yang bersifat rasional dan dapat diterima secara emosional pada seorang individu. Sebenarnya setiap orang berkomunikasi untuk menyampaikan sebuah isi pesan yang bersifat rasional atau hasil pemikiran yang dirasakan oleh panca indera kepada orang lain.  Meskipun banyak perhatian yang diberikan dalam berkomunikasi, hal yang terpenting ialah bagaimana emosi dari sikomunikasi tersebut. sebenarnya emosi adalah bagian yang terbesar dari semua komunikasi manusia. Sekitar 80 persen dari beban informasi yang dikomunikasikan tanpa disadari dilakukan melalui emosi, dan hanya 20 persen saja tidak menggunakan emosi
Kedua elemen tersebut baik isi komunikasi dan emosi hadir pada saat yang sama dalam semua komunikasi yang dilakukan manusia, baik berdasarkan tingkatannya maupun keadaan situasi yang terjadi. Penyembahan yang benar pun melibatkan kedua elemen ini, melalui sebuah kebenaran dan mengorbankan emosi sehingga memenuhi pengertian dari Ibadah sejati kepada Kristus (Yohanes 3:23). Emosi tersebut tidak dapat dialihkan dari satu orang kepada orang lain, namun dirangsang oleh isyarat emosi dalam berkomunikasi. Isyarat ini sebagian besar dari sebuah system pesan nonverbal, meskipun kata-kata dalam berkomunikasi adalah stimulant yang kuat untuk merespon emosional.
Namun orang yang menyampaikan pesan secara emosi pun kadang-kadang sulit untuk memahami kehidupan seseorang, baik pesan yang dibutuhkan pada saat itu, maupun bentuk pesan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ketegangan batin yang menyebabkan kesulitan emosional terlihat dan bentuk konflik dengan orang lain sering muncul dari sebuah respon emosional, Karena itu belajarlah untuk menyampaikan pesan yang netral, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.  Perbedaan budaya pun dapat menjadikan penghalang komunikasi sehingga diperlukan kesadaran yang didasarkan pada pengetahuan memahami budaya lain baik secara pengalaman pribadi maupun tingkatan yang ada dalam budaya tersebut.
Perilaku dapat diubah secara sadar ketika seseorang menerima informasi yang tepat, sehingga kekuatan atau penerimaan otoritas dapat secara sadar berubah. Karena itu, dalam perubahan perilaku dan penerimaan otoritas tersebut, emosi memainkan bagian yang lebih besar dalam pertukaran sebuah informasi. Ketika perubahan yang ditemukan di dalam sebuah kebudayaan terjadi, komunikasi harus tetap bersifat emosi yang menghargai perubahan tersebut. Karena mereka akan berubah secara bertahap, jika emosi yang negatif tidak mempengaruhinya. Karena itu, jika komunikasi kita tidak menggunakan emosi yang terlalu berlebihan, maka pengaruh perubahan tersebut akan terjadi.

Proposition 21
Perubahan bukan sendirian
Pada bab ini memaparkan bahwa sebuah perubahan tidak bisa dilakukan dengan sendirian karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Orang akan bereaksi sebagai bentuk komunikasi sebagai anggota dalam kelompok sosialnya. Kita akan menemukan pengertian bersama didalam kelompok sosial, baik kelengkapan, keamanan serta identitas kita melalui interaksi tersebut. Dengan demikian, kita akan saling memperdulikan dengan apa yang dirasakan oleh rekan-rekan kita dalam kelompok.  Dengan adanya sebuah interaksi dalam kelompok tersebut, maka kita pun akan merasa aman ketika kita memiliki pandangan yang sama dengan kelompok kita. Jika pandangan kita bertentangan dengan anggota-anggota kelompok yang lainnya akan menyebabkan rasa yang tidak aman dan terjadi sebuah perpecahan.
            Seseorang biasanya akan berubah karena adanya perubahan dalam kelompok mereka. Perubahan individu tidak terjadi dalam kesendirian, karena semua individu sebenarnya saling terkait dengan kelompoknya.  Perubahan individu akan menghasilkan sebuah reaksi di dalam kelompok. Jika reaksi yang ditimbulkan bersifat negative dan membuat nilai keanggotaan kelompok berubah kepada hal yang negative, maka dapat dikatakan bahwa perubahan tersebut tidak berhasil. Pandangan ini merupakan hal-hal mendasar dari nilai-nilai dan keyakinan seseorang  yang harus kita pahami .
            Pemahaman dasar tersebut adalah inti dari bentuk perkembangan kelompok-kelompok yang akan mempengaruhi setiap anggota mereka. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi saluran untuk mengubah seorang individu yang pada akhirnya akan merubah secara keseluruhan didalam kelompok tersebut. Biasanya kelompok tersebut harus bersedia untuk berubah sebelum merubah setiap pribadi individu didalam kelompok tersebut. Gerakan kelompok memungkinkan untuk membantu perubahan suatu masyarakat yang pada akhirnya mereka akan membuka pintu bagi orang lain untuk dapat menerima Kristus secara pribadi. Dan pengaruh perubahan dalam setiap individu inilah yang akhirnya membawa setiap kelompok dapat berubah, dan penerapan ini adalah strategi yang efektif untuk dikembangkan.

Proposition 22
Komunikasi untuk perubahan
Menciptakan suatu perubahan dalam berkomunikasi adalah hal yang sangat penting. Dan perubahan dalam komunikasi ini diperlukan sebuah keputusan yang harus dilakukan dengan mengubah hasil dari sebuah gabungan media public atau massa dan janringan antarpribadi. Dalam hal ini dikemukakan beberapa keputusan-keputusan yang harus diproses, yaitu kesadaran alternative untuk memahami sebuah keyakinan, penggunaan cara yang lebih dari satu, pertimbangan yang lain apakah seseorang mampu memberikan daya tarik atau pengaruh sehingga menciptakan perubahan yang bermanfaat, kemudian mencari alternative mana untuk diikuti atau jika terjadi penolakan terhadap alternatif itu, melakukan penyesuaian terhadap pola perilaku, teman, dan bahkan gaya hidup dari kebudayaan masyarakat sehingga terciptanya sebuah keputusan yang akan dibuat.
Proses perubahan ini seharusnya menjadi acuan yang paling baik, dimana akan terlihat kegerakan timbal balik yang dirasakan oleh orang lain.  Perubahan adalah proses yang berkesinambungan yang tumbuh dari ketidakpuasan dengan kondisi sekarang yang menciptakan suatu perbedaan dari semula.  Sebenarnya dengan sebuah komunikasi dapat merangsang perubahan tersebut. Jenis komunikasi yang paling berpengaruh dapat dikembangkan melalui penggunaan media televisi, pertemuan-pertemuan, demonstrasi, parade, radio dan juga pers. Dan penggunaan media komunikasi ini sangat efektif untuk membangkitkan keinginan seseorang untuk mengalami perubahan. 
Namun tidak hanya melalui media massa saja, hal yang sangat membantu dalam proses berjalannya komunikasi media massa yaitu pertimbangan dalam menggunakan sebuah jaringan antar pribadi yang sangat berpengaruh pada saat ini dalam sebuah perubahan. Baik media dan jaringan interpersonal yang digunaan tersebut dapat membimbing pelaksanaan dan membantu penyesuaian yang diperlukan sebagai akibat dari sebuah perubahan. Dengan demikian, strategi komunikasi tersebut dapat menjadi alat yang memadai bagi perkembangan kekristenan, dengan menggunakan kedua metode tersebut baik dengan media dan membentuk jaringan interpersonal yang akan melengkapi satu dengan lainnya.

Proposition 23
Menanggapi respon
Proses komunikasi tidak akan lengkap, jika tidak ada reaksi dari si penerima terhadap pesan yang disampaikan tersebut. Karena komunikasi adalah tindakan yang menciptakan pemahaman yang melibatkan dua pihak atau lebih. Komunikasi tidak akan lengkap, jika tidak ada pemahaman yang di interaksikan. Dalam komunikasi interpersonal, respon akan lebih cepat dan langsung memiliki efek yang baik kepada si penerima pesan.  Umpan balik yang diberikan akan lebih cepat dibandingkan dengan media massa yang sangat lambat untuk menerima umpan balik. Dalam berkomunikasi, umpan balik yang akurat sangat penting untuk semua jenis komunikasi. Umpan balik dibagi menjadi dua, yaitu: umpan balik secara formal dan umpan balik secara informal.
            Umpan balik informal biasanya sangat meluas dan sering tidak langsung diakui atau ditanggapi. Sedangkan umpan balik formal adalah upaya yang disengaja untuk menentukan respon secara langsung. Biasanya umpan balik formal ini dilakukan dalam bentuk kampanye partai-partai yang langsung merespon satu sama lainnya sehingga dengan mudah langsung dipahami dan mendapatkan umpan balik yang akurat.