Libatkan Saya, sehingga Saya
Dapat Mengerti
Orang yang tidak dikenal dapat
menjadi teman melalui peningkatan keterlibatan yang mantap. Satu-satunya
perbedaan adalah bahwa dia terlibat dengan satu orang dan tidak daengan yang
lain. Kunci untuk memahami tiap kasus adalah keterlibatan, berbagi sesuatu
secara umum. Keterlibatan tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, sebagai akar
kata itu sendiri. akar kata “communis” banyak hubungannya dengan kata common (umum), commune (kelompok hidup),
community (komunitas), communism
(komunis), communion (komuni), communication (komunikasi). Komunikasi berarti mencoba untuk membangun
“keawaman” dengan seseorang.
Seluruh kesempatan dalam komunikasi,
secara konstan meluaskan keterlibatan bahwa mencari dan membangun dengan lebih
dan lebih lagi “keawaman”, dalam area untuk berbagi (sharing). Berbagi, dalam cara Kristiani yang populer, sayangnya
mempunyai kenyataan komunikasi yang sedikit. Ini sering juga hanya mengatakan
kepada orang lain keterangan milikmu, tanpa mendengarkan bahwa hal itu akan
membuat berbagi (sharing) yang benar.
Ini merupakan pembicaraan tanpa keterlibatan dan dengan demikian bukan
komunikasi yang sejati. Berbagi (sharing)
yang benar adalah bentuk komunikasi yang terbaik. Ini adalah orang-orang yang
bergerak bersama menuju daerah perluasan dari kegembiraan yang umum, masalah,
dan jawaban. Ini berbagi (sharing)
yang benar dalam mematangkan komuni, tentang perseorangan, Tuhan, dan
bersama-sama dengan Tuhan.
Keterlibatan ini bukan dalam hal program-program,
tetapi keterlibatan dengan orang-orang. Program tidak dapat digantikan untuk
keterlibatan perorangan. Karena hal tersebut lebih sering mereka menyerap
banyak usaha dalam administrasi, produksi, dan keuangan; sehingga tidak ada
waktu yang tersisa untuk melibatkan orang itu sendiri. Hal yang tidak kalah penting juga adalah
mengenali pendengar itu sendiri, baik kebutuhannya, kepentingannya, dan cara
untuk mengekspresikan keprihatinan mereka; kemudian mengatakan dengan cara lain
pesan yang disampaikan dalam kelemahan mereka – setelah itu, pesan akan menjadi
penting bahwa mereka harus dibuat untuk mendengarnya. Tetapi, ini bukan sekadar
transmisi (pengiriman pesan). Formula untuk mengirimkan pesan yang benar adalah
dengan berterus-terang: menemukan area dari daya tarik umum dan memanfaatkan
mereka untuk mencapai obyek nyatamu.
Seringkali orang-orang Kristen
terlalu sibuk dengan program gereja, kepintaran pendeta untuk memberikan
seremoni yang baik, dan rencana visitasi. Tetapi, tidak ada waktu untuk pergi
menginjili tetangga yang non-Kristen, untuk menjadi aktif dalam asosiasi
sekolah guru para orang tua atau setidaknya hanya menjadi teman. Di mana kamu
memulai keterlibatan? Ketika “mengikat” diri dengan situasi dan orang yang baru
sebagai permulaan, keterlibatan harus berlanjut untuk berkembang. Paling tidak
ada empat tahap yang saling terkait, yaitu: mengembangkan penggunaan bahasa
yang umumnya dipakai, berbagi pengalaman, turut berpartisipasi dalam budaya
yang umum, dan memahami asumsi dasar orang-orang tersebut tentang kehidupan.
Komunikasi adalah keterlibatan. Satu
hal yang harus dimiliki adalah disiplin untuk memastikan bahwa pencarian kepada
Kristus menjadi sebuah keterlibatan dengan seseorang yang akan
mengkomunikasikan Kristus secara berulang-ulang – baik di kedai kopi, kunjungan
di rumah, dan di lapangan atau pabrik di mana kehidupan itu tinggal.
Proposition 2
Hubungan dalam Rangkaian yang
Panjang
Komunikasi adalah proses berkelanjutan, bagian yang
saling melengkapi dalam perkembangannya. Banyak laporan yang menunjukkan
peristiwa dalam rangkaian panjang komunikasi yang serupa dengan itu yang
menjangkaunya melalui setiap kehidupan. Proses komunikasi melalui kata-kata,
gerak-gerik, tindakan, karunia, dan pertukaran adalah menyusup kepada ikatan
kelompok orang bersama-sama, membuat mereka menjadi satu masyarakat. Tindakan
komunikasi yang terisolasi kurang penting untuk memahami dari keseluruhan
proses yang kita menjadi bagiannya.
Pada
bagian satu, kita ditunjukkan bahwa komunikasi itu membangun keterlibatan
secara umum. Pada bagian ini, kita melihat lagi bahwa “keawaman” itu merupakan
sebuah proses, seringkali proses yang panjang, terutama ketika dalam perbedaan
yang berganda. Batas-batas dalam lintas budaya terlibat lebih banyak dari pada
waktu dan usaha, bahkan ketika melewati rintangan perbedaan antara laki-laki
dan perempuan. Membangun di dalam pengalaman yang ada dan asosiasi memerlukan
interaksi berkelanjutan. Hanya mengenali bahwa komunikasi itu adalah sebuah
proses yang meluas dalam masa lalu dan masa depan akan menolong. Dalam artian
bahwa memberikan mahasiswa kebutuhan untuk memperhatikan latar belakang mereka,
tujuan terakhir dalam latihan mereka dan di mana itu akan digunakan sama
baiknya dengan penyesuaian langsung.
Ketika
keseluruhan proses komunikasi ada yang terlewatkan, mahasiswa dapat ditolong
hanya dengan menyesuaikan kepada sekumpulan budaya, patut mendapatkan gelar,
dan mengembangkan kemampuan. Tujuan
untuk menolong mahasiswa sukses sekarang, konselor dan anggota fakultas sering
melupakan pengalaman masa lalu dan menggunakan masa depan untuk latihan.
Perhatian harus diberikan untuk merelasikan penggunaan pengalaman masa lalu
dan masa depan di dalam budaya setempat
pada ide dunia baru dari sekumpulan besar budaya. Tanpa itu, kerja sama antar
bangsa sangat ditinggalkan namun tidak diperlengkapi untuk memenuhi sasaran
hidup mereka – karena proses komunikasinya tidak dimengerti.
Mereka
mungkin mendengar, tetapi apakah mereka mengerti? Pemahaman bukan hanya
mencapai dasar “satu tembakan” saja. Ini hasil dari proses waktu yang panjang.
Untuk mengevaluasi kampanye penginjilan pada dasarnya ialah berapa banyak yang
menyatakan menerima Kristus atau berapa banyak yang menghadiri dengan
mengabaikan keseluruhan pekerjaan Allah melewati proses komunikasi. Peristiwa
nasional, bencana alam, tren sosial seperti migrasi dan perubahan gaya hidup – kebanyakan
adalah seperti bagian dari respon sebagai kampanye itu sendiri.
Komunikasi
terkadang menggambarkan sebagai poin-poin sederhana untuk memberi dan menerima
pesan. Dalam pandangan umum, komunikasi diimpikan sebagai garis lurus. Di
antara pembawa pesan dan halangan penerima pesan – kebisingan mungkin dapat
membingungkan pesan atau hambatan kultural. Tetapi, jika penguatan pesan ditingkatkan,
maka sinyal atau isyarat dengan segera melewati kepada penerima pesan.
Pandangan sederhana ini sungguh tidak mencukupi bahwa ini menyesatkan. Bagaimana
Allah akan membangun komunikasi dengan mereka yang keras menolak Dia? Dengan
membajak hati mereka, “memisahkan tanah yang tandus”. Allah mulai memisahkan
hati di mana benih kebenaran dapat ditaburkan. Tetapi, tanpa ditaburkan –rusak
– firman Allah dalam hati tidak mempunyai tempat untuk tumbuh dan berbuah.
Allah
memberikan benih Injil, mengatakan kepada kita untuk menanamkan benih tersebut
kepada semua orang. Dia memperingatkan juga bahwa tidak semua yang akan menyediakan hati atau mau menerimanya.
Proposition 3
Kau Tahu Apa yang Saya Maksud!
Kita berbicara, menggunakan gerakan,
menggambar, menyentuh sesuatu, dan menggunakan makanandan obyek untuk
mengirimkan isyarat atau sinyal kepada orang lain. Kita tahu bahwa sinyal itu
dapat diterima oleh panca indera: mendengar, melihat, menyentuh, merasa, dan
membau. Bagaimanapun juga artinya adalah perkembangan dari mencampuradukkan
sinyal-sinyal itu. Ketika yang berarti dikembangkan adalah serupa dengan arti
yang dimaksud, kita mencapai paling tidak tindakan untuk berkomunikasi. Tetapi,
beberapa waktu kelihatannya menjadi “tidak ada komunikasi”, meskipun kita sudah
mengusahakan yang terbaik. Arti yang dikembangkan adalah sama sekali tidak
dengan arti yang dimaksud.
Kita memulai pandangan dari proses
itu dengan sinyal (1). Yang mungkin
sebuah kata, gerakan tubuh, atau apapun yang berpotensi untuk menyampaikan
informasi. Sinyal itu menunjukkan sebuah obyek atau ide, itu adalah penunjukkan (2). Pengalaman (3) digambarkan pada saat untuk menginterpretasikan
sinyal tersebut: apakah sinyal itu ditunjuk pada masa lalu, dan baik atau
buruknya diasosiakan dengan sinyal memori komunikator. Sekarang kebutuhan (4) juga mempengaruhi
pengamatan sinyal. Seseorang yang lapar akan memiliki respon yang berbeda untuk
menggambarkan makan besar dari orang yang sakit dengan masalah pencernaan. Lingkungan (5) di mana komunikasi
terjadi juga membentuk interpretasi dari sinyal tersebut. Seluruh faktor
tersebut mempengaruhi arti yang muncul dalam keduanya antara komunikator dan
pendengar.
“Mental model” adalah seperti
interpreter (penterjemah/penafsir), mengambil sinyal yang tak diketahui dan
“menerjemahkannya”, menerima sinyal yang signifikan kepada pendengar.
Signifikansi yang diberikan pada sinyal membuat mereka setuju, “menjadi masuk
akal”, dengan model yang kelihatannya tepat dan sesuai.
Sadar untuk berpikir muncul dari
penterjemah, memimpin kepada satu respon keluar, yang disampaikan oleh beberapa
tipe sinyal. Ini hanya melalui sinyal yang keluar di mana kita mampu
menentukan bagaimana dekatnya pengertian
adalah ke apa kita mula-mula berniat untuk mengembangkannya kepada pendengar
kita. Kesulitan dimulai ketika kita mencoba membagikan arti tersebut kepada
orang lain. Yang terbaik kita dapat mencapai perkiraan yang dekat dengan yang
aslinya. Komunikasi manusia tidak bekerja sama dengan mesin fotokopi.
Namun, kita dapat mengembangkan
maksud itu dengan perkiraan yang sama di antara dua individu. Untuk
melakukannya perlu mengikuti (1) konteks asli dan (2) konteks penerima, dan
juga (3) konsentrasi dan menyampaikan cukup informasi. Informasi adalah istilah
yang digunakan dalam komunikasi, secara kasar sepadan dengan fakta. Ketika
fakta yang cukup diterima, maksud tersebut dikembangkan kira-kira mendekati
arti yang dimaksud.
Konsentrasi pada ketiga kunci yang
memberikan pertolongan hebat dalam
mengembangkan komunikasi yang efektif:
·
Memahami
model yang memegang pikiran orang-orang.
·
Memahami
bagaimana informasi disampaikan dalam kultur yang spesifik dan situasi di mana kita melihat untuk
pelayanan.
·
Menyampaikan
cukup informasi sehingga penerima dapat merekonstruksi pengertian mendekati arti yang dimaksud.
Proposition 4
Apakah Saya Mendengar dengan
Benar?
Komunikasi adalah apa yang didengar, tidak hanya apa
yang dikatakan. Bagaimana kita dapat mengajarkan kebenaran itu akan dimengerti
oleh para pendengar? Misionari bekerja menjadi tidak efesien ketika pertanyaan
ini diabaikan bahwa ini adalah hampir tak bermakna. Jika kita tidak pernah
pasti akan kebenaran yang didengar, bagaimana dapat dipenuhi untuk mengerjakan
misi lintas-budaya?
Pada bagian ini berubah focus
komunikasi dari pembicara kepada pembicara dan pendengar. Ini adalah hubungan
tanggung jawab untuk komunikasi yang efektif; pendengar dan pembicara
membagikan proses untuk mengembangkan pemahaman. Pembicara tidak akan pernah
hanya menyalahkan pendengar bila pesan itu tidak dimengerti. Ataupun pendengar
yang menyalahkan pembicara. Keduanya harus masuk dalam proses komunikasi
mengingat perbedaan tersebut dapat mempengaruhi pengertian. Perkembangan
pengertian adalah usaha bersama.
Komunikasi adalah sebuah transaksi
di mana reaksi bersama untuk memberikan dan menerima. Pesan dimodifikasi bahkan
sebagai yang dikomunikasikan. Hal yang paling penting adalah hanya untuk
memperhatikan. Daripada mendengar setengah sementara pikiranmu sedang mengejar
hal-hal lain, focus pada kata-kata, mencoba untuk mengidentifikasikan tujuan
dari pesan tersebut dan membedakan konteks dari mana pesan itu datang. Tahan
reaksimu secara langsung sampai kamu dapat mengerti dengan pasti apa yang
dimaksudkan dari bagian dasar pesan tersebut. Mendengar secara sabar dan
mencoba untuk mengalami apa yang orang lain sedang bicarakan.
Bagaimana untuk mendengar dengan
baik, diringkas oleh David Augsburger dalam Sepuluh Hukum untuk Mendengar:
·
Pertama,
aku akan memahami dan menilai.
·
Aku
tidak akan mengisikan celah dengan ide-ideku.
·
Aku
tidak akan berasumsi bahwa yang dimaksud dan dampaknya bagiku adalah satu dan
sama.
·
Aku
akan mengikuti kata-katamu.
·
Aku
akan mendengar keseluruhan pesanmu.
·
Aku
akan menghindari keinginan untuk mendengar.
·
Aku
akan menguji maksudmu dan pengertianku sampai keduanya bertemu.
·
Aku
akan mendengar penuh pernyataanmu tanpa menggunakan waktumu untuk menghaluskan
responku atau menyiapkan argumenku.
·
Aku
tidak akan takut untuk mendengar, belajar, berubahm dan bertumbuh.
·
Aku
akan menghargai hakmu untuk sama-sama mendengar.
Cara menolong orang
untuk mendengarkanmu: sadarlah akan dunia mereka, gunakan kata-kata dan isyarat
yang tepat/akurat, gunakan kata-kata yang benar, konteks merupakan bagian dari
komunikasi.
Proposition 5
Mengetahui Apa yang Kamu Lakukan
Klarifikasi tujuan dapat meningkatkan kemungkinan
komunikasi yang efektif.
Orang-orang yang
tidak tahu ke mana mereka pergi akan hampir bisa dipastikan mencari sebuah
tujuan, tetapi mereka tidak tahu kapan mereka melakukannya.
Sasaran/tujuan memperjelas pekerjaan
kita. Ini tidak terlalu sulit untuk menyatakan
sasaran yang luas: “untuk mengkhotbahkan Kristus,” “untuk mengijili dan
membangun gereja.” Tetapi, bagaimana kamu dapat tahu apa yang akan kamu lakukan
setiap hari atau bahkan setiap minggu? Ingatlah, bahwa sasaran yang tidak jelas
akan memimpin kepada metode dan kesuksesan yang tidak jelas pula. Ketika kita
gagal untuk membuat sasaran komunikasi, kita beresiko hanya untuk menjawab
keinginan yang samar-samar. Sasaran sangat penting. Itu adalah sebagai kemudi
pada kapal atau sebagai jalur untuk seseorang dapat berjalan melalui
semak-semak.
Obyektif menunjukkan kepada kita
bagaimana mencapai sasaran. semua pengerja Kristen memulai dengan ideal yang
sangat tinggi, tetapi kita perlu obyektif untuk menolong tugas harian ke dalam
harmoni dengan ideal tersebut dan kemudian mencapainya. Obyektif dapat
mengangkat kita keluar dari ketidak pastian yang membingungkan dengan menolong
untuk melihat apa yang kita lakukan selanjutnya, tidak hanya dalam jangka
panjang.
Sasaran memberitahukan kepada kita
kemana kita perlu untuk pergi; obyektif menunjukkan tahapan yang lengkap dalam
jalan menuju sasaran tersebut. Bagaimana untuk mengembangkan sasaran yang
memadai, adalah sebuah proses secara langsung. Pertama, nyatakan maksud/niat
pokokmu. Kedua, uraikan pernyataan misi-mu. Ketiga, catat dalam frase dan
kalimat pendek kinerja tersebut, bila tercapai, akan membuatmu merasa sasaran
tersebut sedang tercapai. Keempat, urutkan catatan yang telah dibuat pada
langkah ketiga. Kelima, tulis dengan pernyataan lengkap setiap kinerja bahwa
itu dapat digunakan sebagai tanda kemajuan.
Bagaimana mengembangkan obyektif yang
baik, adalah dengan mengingat-ingat lima kualitas obyektif yang baik:
·
Obyektif
harus relevan dengan sasaran yang lebih besar.
·
Kemajuan,
atau kemunduran harus dapat diukur.
·
Obyektif
harus memerlukan usaha yang berpengaruh nyata.
·
Periode
waktu harus dinyatakan untuk mencapai setiap obyektif.
·
Obyektif
harus dapat dikendalikan oleh sumber yang diberikan bahwa itu akan mungkin jadi
seperti yang tersedia.
Proposition 6
Beritahukan Saya Apa yang Kamu
Tahu!
Kamu tidak dapat memberitahukan kepada seseorang apa
yang kamu sendiri tidak ketahui. Itu adalah sedikit nilai untuk belajar teknik
jika kamu tidak memiliki pembelajaran secara menyeluruh apa yang ingin kamu
komunikasikan. Dalam setiap situasi komunikasi, komunikator yang memadai akan
mengetahui materi secara seksama sehingga dia dapat mengubah cara presentasi,
untuk menggunakan peluang yang tak terduga dan pertanyaan yang mengembangkan
niat/kepentingan pendengar. Keuntungan komunikasi secara langsung melalui
merekam adalah kemampuan untuk beradaptasi kepada respon pendengar – bila satu
orang memiliki konten pengetahuan secara seksama untuk dikomunikasikan.
Penguasaan konten adalah fondasi
yang penting untuk keefektifan komunikasi. Sebelum mengajar, seorang guru harus
menguasai apa yang dia ajarkan. Di sini terdapat paling tidak tiga alasan bahwa
komunikasi yang efektif dapat berkembang hanya dengan basis keakraban dengan
subyek itu sendiri:
·
Kemampuan
untuk beradaptasi dengan kosa kata dan ilustrasi yang bersandarkan konten
pengetahuan.
·
Konten
harus diketahui dengan baik bahwa hal itu dapat dikomunikasikan pada urutan
yang berbeda jika perlu, tanpa kebingungan pada kebutuhan apa yang selanjutnya.
·
Kita
harus belajar selalu dalam keadaan siap.
Apakah
cara pesan itu disampaikan sama pentingnya dengan apa yang dikatakan? Beberapa
teori komunikasi berpendapat bahwa medium membawa pesan, konteks di mana
diberikan, dan gaya bahasa lebih kuat daripada konten itu sendiri.
Medium
itu penting – tetapi lebih pentingkah dari konten? Tanpa konten, komunikasi
hanya latihan untuk memanipulasi orang-orang. Tetapi, medium (termasuk konteks
dan gaya bahasa) adalah dianggap benar menjadi bagian dari pesan. Konten
ditambah medium adalah pesan diterima. Konten menjadi penting sekali, tetapi
tidak dapat dianggap sebagai keseluruhan pesan tersebut. Tidak akan mungkin
pernah memberikan konten tanpa beberapa efek dari media yang digunakan. Ketepatan
konten adalah inti (fundamental), tetapi saluran di mana dipresentasikan
(medium) juga berpengaruh dengan nyata.
Proposition 7
Pembawa Pesan dan Pesannya
Untuk
memahami pesan, kita perlu untuk sering
memahami si pembawa pesan. Apa bentuk pembawa pesan? Faktor apa
yang
perlu dipertimbangkan untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang pembawa pesan itu? Ada ratusan perbedaan antara individu, tetapi itu berguna
untuk mengidentifikasi tiga kelompok dari perbedaan ini
(personal, karakter, dan sosial). Karena ketiga itu
sama-sama
penting dalam membentuk “wadah”
individu,
segitiga melingkupi pesan sebagai cara untuk
memvisualisasikan tiga kelompok itu.
Kami
terlibat dengan orang lain, dan komunikasi adalah cara kita membangun,
memelihara, atau menyesuaikan hubungan
tersebut. Berbagi informasi - "fakta"
- hanya tampaknya menjadi alasan utama untuk berinteraksi. Kebutuhan dasar
dan tak
terucap untuk berhubungan dengan orang lain. Hubungan ini secara langsung
dan tidak langsung mempengaruhi segala sesuatu
yang kita mecoba untuk berkomunikasi.Ini
adalah arti sosial dari
komunikasi,
sesuatu yang ada di luar kata-kata atau tanda-tanda yang digunakan.
Arti sosial lebih mudah terlihat pada komunikasi formal seperti tertulis atau berkhotbah. Karya penulis lain dan pengkhotbah dapat
merangsang ide-ide baru,
memberikan informasi latar
belakang yang diperlukan, dan mempengaruhi cara di mana khotbah diberitakan atau artikel ditulis. Pengaruh sosial dari komunikasi
lainnya sering ditampilkan dalam kutipan referensi dan catatan kaki yang diberikan."Pekerjaan bebas",
pada kenyataannya, yang dikembangkan dari konteks sosial,
sama seperti seorang tukang
kayu yang mengembangkan perabot dari potongan kayu. Individu adalah penting tetapi tidak
dapat berfungsi selain dari setting
sosial.
Sebuah
pernyataan yang sangat pribadi, ini mungkin sebuah produk dari masyarakat
tertentu dan waktu yang penulis bagiannya. Untuk
memahami kecemasan editor sepenuhnya, perlu untuk
belajar dari masyarakat di mana ia menulis. Pesan
ini pasti dibentuk oleh pengalaman pribadi yang mengkomunikasikan pesan. Apakah orang-orang ini perlu sesuatu yang
istimewa untuk membawa pesan secara
efektif? Tidak dan ya. Tidak: Roh Allah menggunakan segala jenis orang dari setiap
tempat dan setiap bahasa untuk menunjukkan kebenaran kepada dunia.Tidak ada jenis yang disukai orang. Tapi ya: Karakter orang itu penting.
Proposition 8
Gambaran dan Realitas: Siapa
Pendengar Sebenarnya?
Ide-ide Anda adalah
penting. Ini bukan realitas penonton yang menentukan bagaimana
Anda akan mempersiapkan dan membentuk pesan, tetapi citra pendengar Anda
pegang. Raymond Bauer mengatakan dengan baik:
"komunikator mengatakan apa yang dia katakan karena gagasan tentang pendengarnya dan harapan
mereka dan pemahaman lebih atau kurang benar."
Ini harapan yang benar, atau hampir jadi, karena
pengalaman dibagi dalam latar belakang dan budaya
yang serupa. Ketika budaya yang tajam berbeda,
namun, gambar tersebut tidakakan sangat dekat dengan realitas pendengar. Pesan ini
pasti akan dibentuk tidak
tepat.
Pendapat
Anda tentang pendengar akan mempengaruhi apa, dan
bagaimana, Anda berbicara kepada kelompok itu. Jika Anda merasa positif terhadap mereka, pesan
Anda juga cenderung positif. Jika Anda
berharap pendengar Anda menjadi bermusuhan,
Anda akan cenderung defensif. Waspadai jika citra Anda sebagian
besar negatif! Sebuah citra yang tidak benar dari para
penonton sering menyebabkan reaksi negatif mereka kepada
Anda. Pada gilirannya, yang dapat
menyebabkan Anda menjadi
lebih negatif tentang pendengar. The naik-turunnya hal
ini dapat menghancurkan komunikasi yang
efektif.
Duta
itu berubah karena citranya akan
mahasiswa dan reputasi akademis sekolah yang
kuat. Baginya,
mereka baik-informasi,
luar biasa terdidik, dan tertarik pada
isu-isu Kristen. Tapi mereka sebenarnya mahasiswa biasa yang tidak terlalu tertarik
pada isu-isu Kristen. Mereka lebih tertarik
pada teman-teman mereka daripada pertanyaan-pertanyaan
intelektual yang
utama.
Duta
itu gagal menarik minat mahasiswa karena citra rohani tentang pendengar, yang
ingin dia capai adalah salah. Citra komunikator memegang peranan
sangat
penting.Bahkan bila konten utama
tidak
berubah, dengan cara perubahan presentasi karena citra rohani kita tentang pendengar. Paling-paling, citra
komunikator
adalah
pendekatan
bayangan realitas, meskipun itu adalah faktor pengendali dalam pemilihan bahan dan persiapan
untuk presentasi. Untuk
mempersiapkan secara memadai,
kita harus mengenali citra pendengar
yang kita pegang.
(1) Apakah kepentingan rohani mereka? (2) Apakah mereka ingin membantu dalam Kerajaan Allah, atau apakah
mereka hanya ingin dibantu? (3) Apakah mereka baik-informasi dan dididik? Apakah mereka tertarik pada
masalah saat ini? Dunia? Nasional? Masyarakat lokal saja? (4) Apakah Anda
menganggap penonton untuk menjadi antagonis atau ramah? (5) Apakah mereka tertarik pada subjek
Anda? Pertanyaan-pertanyaan
ini tidak memberikan citra
atau gambaran yang penuh para pendengar. Mereka hanya membantu untuk
mengidentifikasi gambar kita yang
tersembunyi internal penonton. Jika gambar-gambar mental adalah kebanyakan
negatif, cari hal-hal positif - dan berkonsentrasi
pada mereka dalam
mempersiapkan komunikasi
Langkah
berikutnya adalah belajar
bagaimana dekat gambar adalah
realitas yang penonton. Untuk komunikasi yang
paling,
keterlibatan dengan penonton memberikan pemahaman yang cukup jelas.
Namun
jika jangkauan komunikasi merupakan upaya besar,
atau jika komunikasiberupaya
untuk mencapai kelompok yang asing dan tidak dikenal untukkomunikasi,
sebuah studi formal adalah cara yang paling
efisien untuk mengembangkan citra yang benar. Sebuah studi etnografi hati-hati atau surveisosiologis menyelidik bisa menjadi bantuan besar dalam melukis gambaran yang
lebih akurat dalam pikiran.
Hampir semua komunikasi adalah untuk
tujuan menyelesaikan ketegangan,
seringdiidentifikasi
sebagai kebutuhan yang dirasakan. Komunikasi tidak terjadi
begitu saja. Hal ini dirangsang oleh ketegangan pada komunikator,
pendengar, atau keduanya. Demikian pula, berusaha untuk
berkomunikasi yang tidak
terkait untuk mengatasi ketegangan tidak hanya akan gagal, tapi juga bisa menyesatkan orang-orang ke dalam
pemikiran beberapa pertolongan sedang diberikan ketika ini bukan. Jelas sangat penting untuk membangun citra yang benar dari kebutuhan pendengar, ketegangan itu yang melibatkan mereka dalam proses komunikasi.
Mengetahui penonton adalah dasar. Tapi pengetahuan itu
harus digunakan dengan, dan untuk,
pendengar, atau komunikasi
menjadi hanya manipulasi. Studi pendengar, sering dikatakan;
belajar merasakan kebutuhan mereka, kepentingan, dan cara mengekspresikan keprihatinan
mereka. Kemudian membentuk kembali pesan untuk
memanfaatkan kepekaan mereka. Rumusnya secara
langsung: Temukan bidang
kebutuhan yang dirasakan dan kerentanan, kemudian mengeksploitasi
mereka untuk mencapai tujuan. Sebuah citra yang benar
dari para pendengar adalah kepercayaan, yang akan
digunakan dengan hati-hati.
Proposition 9
Berapa Banyak Pendengar?
Kumalo secara sadar membahas setidaknya tiga pendengar - Tuhan, jemaat,
dan wanita muda yang pernah
tinggal dengan anaknya. Allah adalah pendengar utama,
tetapi imam juga sangat sensitif
terhadap orang-orang di gerejanya. Hampir
selalu ada beberapa pendengar seperti dalam komunikasi. Kadang-kadang
mereka "tak terlihat"
karena mereka hadir hanya di memori,
atau karena mereka akan mendengarkan
rekaman atau mendengar apa yang
dikatakan dari mereka yang hadir. Di lain waktu mereka terlihat dan ada tapi tidak terlibat
langsung dalam komunikasi. Namun, kehadiran mereka dapat
mempengaruhi, bahkan mengintimidasi,
mereka yang berkomunikasi.
Target
utama adalah terlihat, atau menyatakan,
pendengar, target utama jelas dari pertukaran pesan. Para pendengar sekunder adalah individu atau kelompok
lain yang mendengarkan atau melihat pesan meskipun tidak terutama
ditujukan bagi mereka.
Pendengar
kedua ini sering tidak sadar ketika diidentifikasikan
sebagai pendengar. Namun demikian,
pendengar sekunder mungkin memiliki pengaruh lebih
besar pada isi pesan dan presentasi daripada pendengar utama. Hal ini penting
untuk mengidentifikasi pendengar sekunder dan untuk menyadari pengaruh potensial mereka. Jika hal ini tidak
dilakukan, mereka bisa mendesak untuk
memakai proses komunikasi yang menyebabkan
itu sebagian atau seluruhnya untuk melewatkan
pendengar utama. Target utama harus
diidentifikasi secara jelas dan penonton kedua diakui,
serta pengaruh yang masing-masing
memiliki pada proses secara
keseluruhan. Adalah jauh lebih
mudah untuk mengontrol pengaruh yang diketahui daripada
mempertahankan tujuan yang dan tidak
diketahui atau desakan tak terduga.
Pendengar primer dan kedua harus
diidentifikasi secara jelas dan pengaruh
mereka dalam membentuk pesan diakui. Ketika itu tidak dilakukan, sasaran
komunikasi
dapat diabaikan atau secara
tidak
sadar berubah, dan konten juga dapat menjadi terdistorsi. Menjawab beberapa
pertanyaan dasar terlebih dahulu membantu
memperjelas situasi komunikasi formal:
(1) Apa pendengar akan menyadari komunikasi? (2) Seperti apakah
setiap pendengar? (3) Bagaimana masing-masing pendengar mempengaruhi
presentasi? Apakah salah satu kelompok memiliki kontrol langsung atau
tidak langsung?
Gaya budaya dan pemahaman dari pemuda dan para pendukung pelayanan cukup berbeda. Kedua kelompok
adalah penting, tetapi pemuda dipilih sebagai pendengar utama. Para pendengar kedua awalnya diabaikan - tapi kemudian terbukti
menjadi pendengar kritis. Para pendengar kedua juga
memiliki
kekuatan utama. Untuk meringkas,
membatasi ketegangan dan distorsi akibat konflik kepentingan
antara pendengar membutuhkan: (1) Mengidentifikasi
dan menggambarkan setiap pendengaryang
terlibat dalam komunikasi. (2) Menetapkan tujuan dan prioritas untuk komunikasi itu. (3) Menginformasikan pendengar kedua berpengaruh dari
penggunaan dan metode dalam mencapai pendengar utama. (4) Memodifikasi metode (
konsisten dengan tujuan) untuk menghindari ketegangan yang
tidak perlu dengan kelompok sekunder. (5) Mengevaluasi usaha (jika ketegangan berlanjut) untuk memutuskan penonton yang harus hilang - kelompok primer atau kedua berpengaruh.
Proposition 10
Membujuk Dirimu Sendiri
Pemimpin tidak lagi suatu gangguan tapi merupakan
aset
dalam kelompok. Dia terus memperkenalkan ide-ide
baru dan sering bertanggung jawab
untuk membawa mereka keluar. Semakin ia dikomunikasikan dalam kelompok,
semakin ia berkomitmen untuk
tanggung jawabnya.
Komitmen dimulai sebagai keputusan mental. Seperti yang bertindak keluar dan
dikomunikasikan, emosional, identifikasi dengan komitmen yang
berkembang. Jadi baik dimensi rasional dan
emosional sekarang
mendukung posisi yang baru.
Hal
ini tidak hanya dengan cara-cara positif yang memerankan perasaan atau keyakinan yang membuat perasaan itu lebih panjang. Hal yang sama
terjadi dalam memberikan ekspresi bebas untuk sikap negatif dan merusak.
Bagian
lain dari menghargai Kitab Suci,
dan komando, mengontrol lidah dan tindakan
disiplin bukannya
memberikan kendali bebas
untuk rangsangan dan reaksi yang menyakitkan. Bukti
eksperimental menegaskan kebijaksanaan ini: Konsentrasi pada piembicaraan positif dan perilaku internal yang
memperkuat sikap positif dan keyakinan.
Pengakuan
yang benar atas dosa adalah pengakuan apa yang salah
dan keinginan untuk bebas dari dosa itu. Jadi pengakuan dosa, penamaan dan kebencian dari kesalahan,adalah penguatan keyakinan dalam standar Allah tentang kebenaran. Ini adalah perjanjian bahwa hal tersebut harus dilakukan jauh
dalam kehidupan seseorang. Pengakuan asli bukan hanya ekspresi menceritakan dosa tetapi mencakup dari keinginan
untuk berpaling darinya. Jijikuntuk
berbuat dosa
dan keinginan untuk meninggalkannya diperkuat,
terutama karena tekad baru yang
dinyatakan
secara terbuka kepada teman-teman.
Semua
orang memiliki dorongan akan konsistensi dalam diri mereka,
konsistensi antara
tindakan, perasaan, dan keyakinan. Inkonsistensi
antara apa yang diyakini,
apa yang dipraktekkan,
dan apa yang dirasakan dapat menyebabkan ketegangan
internal yang parah. Menyelesaikan ketegangan ini diperlukan
kesehatan mental yang baik.
Ketika perilaku bertindak keluar dari
keyakinan,
itu seperti mesin yang
menarik keyakinan terhadap dirinya sendiri,
mengurangi jarak atau ketegangan antara keduanya. Perilaku lebih dekat pada kepercayaan,
ketegangan berkurang dalam
batin
seseorang. Mengetahui bahwa Allah memberitahu kita untuk
mengendalikan lidah kita (seperti dalam Yak. 1:
26), namun berulang kali meledak dengan kata-kata pahit dari kemarahan yang
menciptakan perselisihan kognitif. Apa yang diyakini dan dihargai bertentangan dalam perilaku.
Insentif
yang terlibat juga penting,
bukan hanya fakta kesesuaian verbal dengan posisi. Setidaknya untuk komponen dalam setiap individu yang terlibat dalam mengkomunikasikan – perasaan, tindakan, pengetahuan, dan keyakinan. Secara
sadar berpikir tentang apa yang
baik adalah sebuah tindakan yang dapat mengubah sikap. Pada akhirnya paparan perubahan sikap terhadap tindakan tidak bermoral, setidaknya membuat mereka alternatif yang
bisa diterima.
Diskusi menghasilkan perubahan besar dalam kepercayaan, preferensi, dan sikap
dibanding memberikan kuliah, presentasi film dokumenter,
atau paparan pasif yang
lain
untuk informasi. Mempertanyakan untuk merangsang
diskusi mengembangkan partisipasi aktif,
kunci untuk perubahan sikap. Mendorong seseorang untuk kepercayaan publik tidak
hanya akan memperkuat keyakinan tetapi juga merangsang konsistensi yang
lebih besar antara keyakinan dan perilaku.
dan dengan demikian mengakui kecenderungan mereka
sendiri terhadap prasangka dan bias.
Perilaku tumbuh
dari sikap. Proposisi ini menekankan bahwa sikap
dapat diubah dengan mengubah perilaku komunikasi. Dalam
Lukas 6:45 dan Matius 15:10, kedua ajaran ini
menunjukkan bahwa sikap
(perasaan + pengetahuan + keyakinan) mengambil prioritas di
atas perilaku. Perilaku memang tumbuh dari sikap. Mendorong perubahan
perilaku dapat membawa perubahan sikap, bahkan
membuka jalan bagi perubahan fundamental dalam
sikap seperti mengubah komitmen seseorang yang terdalam dari
diri kepada Kristus. Dengan sikap baru, perilaku akan
berubah, dan pergeseran pada gilirannya akan memperkuat perubahan sikap berikutnya. Pengetahuan dan
keyakinan dapat mengubah kehidupan melalui bertindak awal dari pengetahuan
itu.
Proposition 11 and 12
Isyarat yang Kita Pergunakan
Komunikasi sosial adalah apa yang
kita periksa, tapi itu bukan komunikasi hanya
dengan yang kita prihatin sebagai
pekerja Kristen. Komunikasi kita dengan Allahadalah
dasar semua upaya lain untuk menciptakan pemahaman dia. Tuhan
tahu hati kita, dia tahu pikiran kita, dia tahu kita sama
sekali. Tuhan mampu memahami apa yang kita ingin berkomunikasi
dengan dia ketika kata-kata dan semua sinyal lain
gagal kami. Hati kita menangis kepada Tuhan dengan kata-kata
yang bukan kata-kata sama sekali. Dan ia
mampu berbicara kepada kita dengan cara yang kita tidak bisa
mengungkapkan, terbatas seperti kita ke
sinyal sendiri: "Roh itu berdoa untuk
kita dengan keluhan bahwa kata-kata tidak
bisa mengekspresikan" (Rm. 8:26).
Tapi
di sini kita melihat komunikasi antar manusia,
bukan komunikasi antara manusia dan Allah. Tugas terlihat dan pelayanan terutama
berkaitan dengan komunikasi kepada orang
lain. Pada
tiap-tiap area komunikasi ini jadi sama. Hingga kamu mengetahui apa yang kamu
dengar, kamu mungkin tidak akan mendengar ini. Kalau kita mengetahui tujuan
pesan, ini mudah untuk “ mendengar ” satu komunikasi. Tapi ketika kita tidak
mengetahui tujuan pengirim, bagaimana kita meneliti pesan untuk menentukan
konten ini dan tujuannya?
Dua
belas sistem sinyal yang disarankan
di sini memberikan cara yang berguna
untuk memahami dan menganalisis pesan, bahkan yang melibatkan budaya lain di mana sinyal yang digunakan berbeda dari orang-orang dalam budaya
sendiri.
Dua modus komunikasi sering diakui - verbal
dan nonverbal. Karena sistematisasi
komunikasi menurut dua
belas sistem sinyal lebih spesifik, ia menawarkan cara
yang berguna untuk menganalisis isi informasi dalam
pesan. Dua belas sistem adalah:lisan, tulisan, numerik, bergambar, artifaktual,
audio, kinesik, optik, taktil, spasial,
temporal, penciuman.
Verbal/lisan. Sistem sinyal paling umum
dikenal, tentu saja, berbicara - sistem verbal.Terlalu
sering,
berbicara di depan adalah batas sadar untuk komunikasi formal kita.Allah telah
berbicara terdengar dengan manusia,
tapi ini ternyata sistem yang
digunakan paling tidak tercatat dalam Alkitab.
Tulisan. Sistem ditulis tumbuh dari verbal, sehingga
masyarakat dapat mengiriminformasi
tanpa batasan waktu dan ruang. Beberapa sistem penulisanmengekspresikan ide tanpa hubungan dengan bunyi kata.
Numerik. Sistem numerik menggunakan nomor individu untuk membawa makna,serta
hubungan mengekspresikan melalui nomor dalam matematika. Matematikamengungkapkan hubungan melalui nomor dan, dalam beberapa
kasus, simbol-simbol yang mewakili kuantitas atau kualitas.
Bergambar. Sistem bergambar adalah daerah khusus seniman,
mencerminkan persepsi budayanya
atau lingkungannya. Gambar tidak hanya mengungkapkan budaya, tetapi juga
sering membawa pesan tertentu. Dengan
menggunakan simbol, filsafat ini dinyatakan,
respon emosional yang dibangun, dan pesan khusus dilakukan – untuk mereka
yang tahu simbolisme budaya asal.
Artifaktual. Ketika dimensi ketiga ditambahkan ke dalam gambar,
sistem artifaktual diperkenalkan. Beberapa benda seni - ukiran, patung, ponsel - yang digunakan untuk komunikasi yang disengaja. Banyak "hal
yang saya suka" meskipun
demikian tetap
menunjukkan banyak tentang gaya hidup dan nilai-nilai. Beberapa artefak tersebut lebih sering
terjadi pada Alkitab seperti air, minyak,
lampu, kaki dian,
ikan, roti, tabernakel, dan kemudian kuil.
Audio. Sebuah batas kabur terletak di
antara beberapa sistem sinyal, seperti antara tertulis
dan bergambar. Sistem audio sering tumpang tindih dengan lisan. Dalam pidatonya,
nada sering memainkan bagian penting dalam informasi yang
dilakukan. Penggunaan suara memiliki dua subsistem: penggunaan terstruktur dalam musik dan
suara-simbol
seperti peluit dan sirene. Selain itu,
diam – tidak adanya suara – dapat menjadi
sinyal sangat kuat, dan dengan
demikian dikelompokkan dengan sistem
audio.
Kinesik. Kinesik, gerak tubuh, berbicara
lantang bahkan ketika tidak ada kata-kata yang
diucapkan. Orang jarang
menyadari apa yang mereka katakan dengan gerakan
mereka
karena gerak digunakan secara tidak
sadar. Tangan gerakan, ekspresi wajah, dan
postur tubuh jelas memberikan informasi, tetapi di
sini juga, informasi yang diberikan oleh sinyal yang
sama berbeda dari budaya antar budaya yang lain.
Optik. Optikal adalah penggunaan cahaya dan warna. Kegelapan dan
cahaya keduanya merupakan informasi komunikasi, dengan arti yang berbeda melekat dalam budaya yang
berbeda. Alkitabiah,
warna dan cahaya itu
sendiri seringkali
merupakan mode
komunikasi.
Taktil. Penggunaan sentuhan. Seorang pria bergandengan
tangan dengan pria lain adalah tanda
persahabatan di beberapa
budaya,
sementara di lain hal, itu merupakan
indikasi dari homoseksualitas. Tamparan, pukulan,
dengan kepalan tangan untuk
mengungkapkan amarah, sentuhan dengan
hati-hati
– semuanya kegunaan komunikasi
taktil.
Temporal. Penggunaan waktu,
sistem temporal, setidaknya
memiliki tiga subsistem. Pertama adalah satuan waktu bernama dan digunakan
dalam masyarakat - detik, menit,
jam, hari, dan sejenisnya. Kedua, bagaimana waktu yang
digunakan untuk
menyampaikan informasi? Ketiga, orientasi waktu dari suatu budaya harus diamati. Apakah budaya
berfokus
pada masa lalu, sibuk dengan sejarahnya
sendiri? Atau sabar dengan masa lalu dan terutama tertarik pada apa
yang akan atau bisa dilakukan?
Ruang. Ruang
pribadi, ruang kerja, dan ruang hidup. Ketidak-ramahan,
arogansi, mencoba
untuk menjadi lebih dominan dan mendesak,
memaksa ide – semua stereotip dapat berkembang karena perbedaan penggunaan sistem sinyal spasial. Semua dari kita
memiliki ruang pribadi di sekitar kita yang bervariasi
dalam ukuran, tergantung pada budaya dan keadaan tertentu.
Penciuman. Apakah indera penciuman dan rasa, yang sering disebut dalam Kitab Suci - dupa, bau yang
menyenangkan dari korban bakaran,
dan rempah-rempah.Untuk mengungkapkan kebaikan Tuhan dalam cara yang ampuh, Daud
menggunakan
bahasa sistem penciuman (Mazmur 34:8).
Untuk pemahaman kami menggunakan sistem ini simbol dasar, kita harus memahami tiga prinsip kunci. Pertama, kita jarang
menggunakan satu sistem dalam hal yag
asing. Dalam komunikasi
interpersonal yang normal kita menggunakan dua
atau lebih sistem pada saat yang
sama. Setiap sistem biasanya melengkapi dan mendukung sistem yang lain. Kedua, adalah mungkin
bagi satu sistem bertentangan
dengan sistem lain. Kontradiksi antara sistem simbol adalah penyebab banyak
kesalahpahaman dalam komunikasi interpersonal. Salah satu sistem mengatakan satu
hal,
dan sistem lain mengatakan sesuatu yang
lain. Ketiga,
dalam semua sistem ada dua tingkat informasi, rasional dan emosional. Beberapa sistem sinyal membawa
informasi lebih emosional, sementara yang
lain lebih mengarah kepada rasional.
Proposition 13
Memperbanyak dan Memperluas Pesan
Kemampuan khusus dari media massa adalah untuk memperluas pesan jauh di luar jangkauan kemampuan telanjang manusia - di luar suara pembicaraan atau salah satu organ-organ
indera manusia. Media massa memperpanjang pesan tidak hanya
secara geografis, namun juga waktu. Hampir tidak ada batasan potensial
untuk pendengar melalui teknologi
tersebut. Tentu saja jika tidak ada pesan yang jelas
dan dipahami untuk memulainya, menggunakan media tidak akan
membuat pesan. Teknologi yang
memungkinkan berbagai media
massa terlihat kuat juga membatasi cara-cara di mana media ini berkomunikasi. Konteks secara
total
memperluas
media komunikasi
berbeda
dengan komunikasi tatap muka. Konteks adalah bagian
penting dari
membangun pemahaman. Konteks adalah penting
juga dalam bagian dari proses komunikatif.
Kurangnya umpan balik
segera, atau bahkan umpan balik penuh, juga menyebabkan
distorsi dari proses
komunikasi. Tanpa beberapa gagasan
tentang bagaimana pesan sedang dimengerti,
orang tidak dapat mengirim sinyal perbaikan, dan proses total terhalang. Tidaklah cukup untuk menganggap
bahwa jika sinyal yang diterima,
pesan akan didengar. Volume tidak menjamin pemahaman.
Meskipun keterbatasan memperluas
media,
jika digunakan dengan tepat mereka memiliki nilai yang besar. Sayangnya, penekanan antusiasme yang
kurang
diinformasikan media apa yang dapat lakukan dan dengan
demikian dapat mengurangi efektivitas
dengan menutupi kelemahan.
Apapun media yang
digunakan, sinyal tertentu diperpanjang jauh dan luas. Tapi hidup tidak dapat
dikurangi bahkan oleh
sinyal media yang diperluas.
Tidak
ada pengganti untuk persekutuan
pribadi, untuk berbagi
dalam kehidupan Yesus Kristus yang dinyatakan
dalam gereja. Empat hal yang memerlukan
perhatian khusus dari media massa:
(1) Pengaruh utama memperluas media dalam kebanyakan
situasi adalah penguatan sikap yang ada, bukan perubahan sikap. (2) Ketika media yang diperluas membawa perubahan,
seringkali perubahan sosial yang luas yang tak ada
hubungannya dengan spesifik
dari isi media. (3) Semakin besar daerah
yang dicakup oleh media yang
diperluas,
semakin besar kemungkinan bahwa
pendengar hanya akan mendengarkan secara pasif tanpa
keterlibatan atau reaksi pribadi
untuk pesan.
(4) Cakupan besar media yang diperluas dapat menyebabkan
pengabaian perbedaan budaya dalam pendengar, perbedaan yang sangat mempengaruhi pemahaman dasar
tentang konten yang
kita
usahakan untuk berbagi.
Salah
satu yang terbaik-membangun fakta tentang massa
komunikasi adalah penguatan atau
efek polarisasi. Dalam kebanyakan
kasus,
karena banyak yang awalnya setuju dengan
pesan persuasif mengubah pendapat mereka yang
tidak
setuju sebagai mereka yang berubah dari tidak sepakat menjadi
sepakat.
Media sangat
meningkatkan arus informasi,
sehingga masyarakat yang terisolasi ke dalam aliran arus nasional dan
dunia. Peningkatan
aliran dari hasil informasi dalam kesadaran yang
lebih besar dari alternatif untuk keyakinan ini dan cara hidup. Paparan pesan media menjadi lebih selektif, dengan
probabilitas yang jauh lebih
besar bahwa hanya pesan-pesan yang dipilih yang sesuai dengan keyakinan yang ada. Perubahan utama kita inginkan tidak perubahan sosial, namun
perubahandalam hubungan orang dengan Allah. Penggunaan
konvensional komunikasi massa dapat
merangsang hanya perubahan sosial,
membuat hati tersentuh dan diketahui Kristus.
Komunikasi
Kristen adalah menuntut keterlibatan proses, reaksi pribadi kepada pribadi
Yesus Kristus. Tidaklah cukup untuk
menyampaikan seperangkat fakta dari satu pikiran kepada yang
lain. Kami berusaha untuk merangsang di lain hati yang mengalami Allah
di dalam Kristus. Komunikasi massa, tanpa berpikir yang digunakan, hanyamengirimkan fakta yang menuntut tidak terlibat, tidak ada reaksi.
Ketika
orang dalam berkomunikasi budaya yang sama,
biasanya berhasil, karena mereka
memiliki kerangka budaya yang
umum. Tetapi ketika orang-orang yang telah diturunkan maknanya dari pengalaman budaya yang
berbeda mencoba untuk berkomunikasi, kesalahpahaman sering terjadi.
Perbedaan lebih ada dalam pendengar, kemungkinan kurang ada keberhasilan dalam komunikasi.
Pendengar
besar mungkin,
pada kenyataannya, menjadi fatamorgana.
Di
negara lain,
orang menjadi tidak puas. Kita dapat
menggunakan komunikasi massa untuk membangun kesadaran akan nilai-nilai
Kristen, untuk mengembangkan keterbukaan kepada pesan tertinggi akan
perubahan,
yaitu Injil. Tapi media harus digunakan dengan
tepat. Mereka harus digunakan untuk
mendapatkan keterlibatan
bukan
penerimaan kata-kata pasif. Dan media harus memperpanjang saksi pribadi yang penting
daripada
digunakan sebagai pengganti dalam
hubungan
pribadi.
Proposition 14
Bila lebih sedikit lebih baik
Efektivitas
komunikasi yang mampu menjangkau banyak orang, baik dalam satu masyarakat
maupun banyak orang di dunia. Dalam bab ini diungkapkan jika seandainya
komunikasi dapat dimanfaatkan dengan baik, maka peran pelayanan misi akan
berdampak luas bagi semua bangsa. Seandainya komunikasi ini dimanfaatkan
menjadi suatu stasiun radio Kristen yang memiliki kekuatan serta ditempatkan di
satu pulau yang berada di Asia. Dan penempatan itu berada di setiap negara,
baik di seluruh India, Pakistan, Banglades ,Myanmar,
Negeri Nepal, Sri Lanka, Thailand, Kamboja, Malaysia, Singapura, Afghanistan,
provinsi-provinsi selatan dari Negeri China, dan beberapa negara-negara kecil
lainnya di Asia, dan menjadi bentuk
jangkauan siaran, maka sebanyak sepertiga populasi dunia akan menjadi cakupan
siaran tersebut.
Namun ketika hal itu sudah terlaksana, maka selanjutnya membuat
suatu program-program seperti apa yang dapat digunakan dengan baik untuk
menjangkau masyarakat tersebut. Dan dalam penjangkauan ini perlu diperhatikan
beberapa petunjuk, misalnya: jenis bahasa apa yang akan digunakan,
kepercayaan-kepercayaan yang ada di masyarakat itu, bagaimana tingkatan ekonomi
masyarakat di lingkungan itu. Dengan demikian kita akan mampu merancang sebuah
program penting yang dapat di dengar oleh masyarakat.
Penggunaan media komunikasi ini baik melalui televisi, radio dan
media komunikasi lainnya dapat menjadi salah satu target dari tujuan misi
Kristen. Semakin besar pendengar yang memiliki keanekaragaman dari suatu
masyarakat tersebut dapat menjadi efektif ketika mampu melakukan keseragaman
antara si pengirim kepada si penerima. Memang akan sangat sulit untuk mencapai
keseragaman tersebut, karena akan lebih mudah dua orang yang memliki perbedaan
untuk berbagi pemahaman dibandingkan dengan dua ratus orang bahkan dua ribu
orang dengan keanekaragaman yang berbeda. Karena itu diperlukan banyak orang
yang mau terlibat dalam hal ini untuk mengurangi masalah tersebut.
Dan untuk mengantisipasi kelemahan tersebut untuk mejadi lebih
efektif, maka penyampaian komunikasi tersebut
dikurangi hanya pada suatu daerah tertentu. Artinya strategi yang efisen
dalam penyampaian komunikasi tersebut dilakukan dengan melokalisasi kepada setiap daerah, dengan
tujuan dapat menjangkau pendengar yang lebih kecil dengan jelas maksud dan
sasaran dari komunikasi yang disampaikan. Dengan kata lain, penjangkauan
komunikasi ini atau mini komunikasi dapat lebih efektif dan memberikan pengaruh
yang besar dibandingkan dengan komunikasi yang bersifat massal atau banyak.
Proposition 15
Apa yang menentukan pengaruh
media massa?
Pada bab ini dipaparkan mengenai sebuah pengaruh besar dari
penggunaan media massa. Sebenarnya efektivitas sebuah pesan media massa
biasanya akan ditentukan oleh faktor-faktor baik isi pesan tersebut dan media
yang membawa pesan itu. Sehingga sebuah pesan yang disampaikan melalui
media-media tersebut dapat langsung
dipahami oleh orang yang menerima pesan itu, dikarenakan pesan itu disampaikan
dengan jelas dan baik. Media massa tidak hanya memberikan informasi aktif saja
didalam media tersebut, namun membawa sebuah informasi kepada kelompok
pendengar yang pasif, yang kemudian menanggapi informasi tersebut sebagai
bentuk timbal balik dari komunikasi yang diterimanya.
Karena itu, media tersebut menjadi pengaruh didalam sebuah
komunitas masyarakat yang ada. Dimulai dari satu individu yang menerima
informasi dari sebuah media, lalu disampaikan kepada sekumpulan kelompok sosial
secara aktif, kemudian pesan tersebut akan dipilih bahkan menolak pesan itu.
Dalam penyampaian sebuah media, ada yang disebut dengan penonton aktif.
Penonton aktif adalah individu yang langsung menerima isi pesan dan ia adalah
sebagai pengaruh pertama dari penerima pesan itu. Beberapa faktor lain yang
menentukan efektivtas media massa, selain dari media itu sendiri, faktor
lainnya ialah individu sipendengar itu sendiri yang mungkin tidak jelas
memahami isi pesan itu. Kemungkinan besar, ini diakibatkan karena media yang
disampaikan tidak sesuai dengan pola komunikasi yang ada pada masyarakat itu.
Untuk mengantisipasi hal tersebut seharusnya sebuah media harus melihat
beberapa hal bagaimana orang yang menerima nilai pesan itu di dalam kelompok
sosial mereka, apakah kelompok tersebut memiliki rasa simpati dengan pesan yang
disampaikan. Sehingga pemahaman dan sikap penerima pesan dalam sebuah media
itu, dapat memberikan sebuah pola
pemikiran yang baru mengenai sumber pesan yang disampaikan kepada masyarakat.
Karena itu, untuk menggunakan media yang memadai, kita harus mengakui bahwa
mereka atau sipenerima pesan tersebut adalah satu bagian dari faktor penentu
yang akan membawa isi pesan yang disampaikan apakah berpengaruh atau tidak
kepada sekumpulan masyarakat lainnya.
Proposition 16
Mendengarkan melalui telinganya
Pada bab ini memaparkan bahwa sebuah pesan dalam komunikasi harus
memiliki sebuah target utama. Target utama yang harus dicapai adalah membentuk
sebuah jaringan antarpribadi, bukan massa dari individu yang tidak berhubungan.
Artinya bahwa target utama yang sebenarnya dalam penyampaian pesan media ialah
membentuk sebuah jaringan antara satu pribadi dengan pribadi lainnya, bukan
sekumpulan orang banyak yang tidak saling berhubungan. Pandangan pribadi, sikap
dan nilai-nilai yang dibentuk dalam jaringan ini adalah bentuk hasil
kebersamaan, tidak sendirian, dan bersifat kontemplasi rasional. Pengaruh pesan sangat tergantung pada
pengamatan dalam jaringan ini. Jaringan tersebut adalah hasil dari campur
tangan sumber pesan individu terhadap sekelompok masyarakat dimana pembahasan
dan pengamatan pesan tersebut telah terasimilasi melalui pembahasan dan
pengambilan keputusan yang dicapai. Ini adalah sebuah bentuk aliran komunikasi
yang dimulai dari perseorangan yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya
di dalam jaringan tersebut. Ini dinamakan “jaringan komunikasi” yang
mengkokohkan sebuah masyarakat secara bersamaan dengan memelihara individu
sesuai dengan peran sosialnya, serta menyakinkan partisipasi sosial dan memperkuat identifikasi
dengan nilai-nilai suatu masyarakat tersebut.
Pesan yang disampaikan dalam sebuah jaringan tersebut akan
bersama-sama di filter atau disaring. Orang tersebut mendengarkan pesan
tersebut, kemudian mempertimbangkan dan mendiskusikan dengan teman-teman yang
lain. Individu yang akan bereaksi terhadap pesan tersebut sangat dipengaruhi
oleh pemahaman dan penilaian dari pesan
dalam jaringan antarpribadi. Dalam kebanyakan masyarakat, sebuah keputusan
individu terpisah dari kelompok adalah hal yang tidak mungkin. Karena keputusan
tersebut akan dilakukan dengan pemikiran kelompok secara bersama-sama, sehingga
menjadi sangat banyak link yang mengikat jaringan sehingga menjadi ikatan yang
kuat. Satu menyebarkan pesan atau gagasan kepada yang lain tanpa harus
menggunakan komunikasi bersifat massa.
Proposition 17
Patners untuk membentuk
komunikasi
Pada bab ini membahas mengenai pola yang membentuk sebuah
komunikasi, yang terdiri dari pola kebudayaan suatu masyarakat secara mendasar
yang berpengaruh terhadap bentuk komunikasi yang disampaikan. Semua orang akan
berbagi kebutuhan dasarnya, seperti kebutuhan untuk makan, tempat tinggal,
penerimaan, dan keamanan. Tetapi sebenarnya itu hanya sebuah kebutuhan fisik
dan psikologi suatu masyarakat, namun hal yang terpenting ialah bentuk
kebutuhan rohani didalam pribadi masyarakat tersebut. Cara yang sangat baik
dilakukan oleh setiap kelompok dalam memenuhi kebutuhannya menjadi suatu pola
yang dilakukan secara bersama-sama. Mereka memastikan bahwa kelangsungan hidup
dan rasa kesejahteraan harus sama rata dalam setiap kelompok. Dengan pola ini
menjadi sebuah kelangsungan hidup serta memberikan kenyamanan didalam kelompok
untuk terjalinnya struktur kebudayaan.
Setiap kebudayaan memiliki kesempatan unik untuk dipresentasikan
pada pesan Kristus. Maksudnya ialah dengan sebuah komunitas yang saling
membangun tersebut, akhirnya pesan kabar keselamatan dari Kristus dapat
disampaikan dengan baik. Komunikasi yang efektif akan menjadikan jalan keluar
untuk mengambil kesempatan itu. Membangun sebuah hubungan dalam kebudayaan
masyarakat akan lebih baik dibandingkan dengan mencoba untuk menemukan sebuah
pilihan-pilihan yang paling tepat. Karena itu, bentuk komunikasi dengan
membangun hubungan dengan kebudayaan masyarakat akan memampukan kita untuk
menyampaikan pesan yang baik.
Walaupun isi sebuah pesan tetaplah sama, isi tersebut harus mampu
disesuaikan dengan bentuk kebudayaan yang berlaku di masyarakat sehingga
memiliki dampak yang sebanding.
Dalam setiap kebudayaan akan dijumpai satu cara yang tepat untuk
dapat menganalogikan karya penebusan Kristus dengan sebuah jembatan pemahaman
masyarakat tersebut. Sebenarnya kuncinya ialah membangun sebuah hubungan yang
baik di dalam komunitas kebudayaan masyarakat itu sendiri. Tanpa disadari,
bahwa Allah akan membantu para saksi-Nya melalui pewahyuan, sehingga mereka
dapat memahami Kristus. Dengan kesaksian hidup kita yang baik, dapat menjadikan
alat kunci agar pesan karya penebusan Kristus dapat diterima di dalam
kebudayaan masyarakat. Jika hal ini diabaikan dan pesan yang sederhana tidak
dilakukan dengan baik maka peluang yang ada akan hilang dan pesan karya
keslamatan Allah tidak dapat sampai kepada masyarakat.
Proposition 18
Kepercayaan: penyaring yang tidak
terlihat
Pada
bab ini memaparkan mengenai sebuah keyakinan yang ada dan system nilai yang
merupakan faktor utama dalam membangun komunikasi. Dalam membangun sebuah
komunikasi yang memungkinkan adanya sebuah perbedaan keyakinan diantara
masyarakat, diperlukan nilai-nilai yang terdapat pada setiap keyakinan
tersebut. karena seorang pendengar akan cepat bereaksi menjadi baik atau
sebaliknya tergantung dari pesan yang disampaikan baik terhadap sipenerima
maupun sipembuat pesan itu. Masalah pertamanya ialah pemahaman. Para penonton
dapat dapat memahami informasi baru hanya dalam kaitannya dengan keyakinan dan
nilai-nilai yang ada pada informasi yang disampaikan itu.
Informasi
baru akan berkaitan dengan pengetahuan, jika menyampaikan sebuah interpertasi
yang benar. Komunikator yang efektif mengetahui apa yang penonton sebelumnya
telah kenal dan berkaitan dengan kepercayaan sehingga penonton dapat memberikan
makna yang dimaksud dengan pesan berita yang disampaikan. Bila pesan langsung
menantang nilai-nilai terdalam pada masyarakat, hasil yang paling mungkin
terjadi ialah sebuah tindakan penolakan pada pesan tersebut. Jika pesan
tersebut nampak mengancam nilai-nilai terdalam dari penonton, secara otomatis
akan menjadi penolakan yang besar. Disisi lain, jika dipahami sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat, maka penerimaan akan lebih mungkin.
Karena
itu, kita perlu memahami inti dari sebuah masyarakat. Dan bentuk pemahaman ini
adalah modal dasar yang diperlukan untuk menyampaikan sebuah pesan yang
efektif. Ketika keyakinan dasar tidak dipahami oleh seorang komunikator, maka
tanpa disadari penolakan akan terlebih dahulu terjadi sebelum pesan itu di
pahami oleh masyarakat. Memang tidak semua pesan yang disampaikan kadang-kadang
tidak mengancam, namun kita harus menyadari sebuah perubahan yang terjadi dalam
suatu budaya masyarakat . karena itu, untuk memahami perbedaan ini kita harus
mampu melihat perubahan perilaku yang terjadi pada masyarakat itu sendiri baik
dalam bentuk tingkat perilaku yang mencakup hal-hal seperti gaya pakaian, jenis
rumah yang disukai, permainan yang terdapat pada kebudayaan masyarakat, dan
jenis transportasi yang digunakan. Dan bentuk inilah yang dapat terlihat
menjadi pola hidup yang berubah dari satu kebudayaan kepada kebudayaan yang
lain.
Kemudian
kita pun harus memahami tingkat otoritas yang terdapat pada masyarakat tersebut
untuk kekuatan keyakinan mereka. Bentuk otoritas dapat menjadi guru sekolah,
menteri agama, kepala desa, struktur masyarakat atau otoritas dari sebuah
Quran. Keyakinan dan nilai-nilai pada tingkat ini dapat diubah hanya oleh
sebuah pengendali otorita tersebut. pengendali otoritas tersebut tergantung
dari pemimpin sebuah keyakinan itu, karena masyarakat akan tunduk dibawah
otoritasnya.
Dan
jika pesan yang disampaikan berbeda dengan nilai dan keyakinan, akan
menimbulkan sebuah reaksi yang mengakibatkan kekerasan. Karena pada sebuah
masyarakat, keyakinan dan nilai telah ditanamkan dari sejak usia kecil oleh
sebuah pengajar yang memberi tekanan kepada keyakinan tersebut. dengan kita terjun
dan melihat secara langsung kehidupan sebuah kebudayaan masyarakat dan
berpartisipasi dalam perilaku budaya tertentu, kita akan dengan cepat melihat
pola-pola yang dilakukan masyarakat itu.
Dengan
demikian, kita akan dengan mudah mengupas pola-pola itu dan mengetahui cara
mereka hidup dalam pola tersebut. dan biasanya pola yang ada dalam masyarakat
adalah sebuah bentuk lapisan sosial dan struktur yang telah dibentuk dibawah
otoritas pemimpin kelompok mereka, dan menjadikan pusat inti dalam budaya ialah
nilai-nilai serta keyakinannya. Untuk membuat suatu perubahan dalam masyarakat
tersebut memang tidak semudah yang dapat dikerjakan. Namun perubahan dapat
disampaikan ketika kita mau mempelajari terlebih dahulu sebuah kebudayaan yang
terdapat pada masyarakat dan turut mengambil kesempatan untuk terjun bersama
mereka. Akan tetapi hal yang paling berdampak ialah kita sendiri harus merespon
penuh kelahiran baru dalam diri kita, sehingga Injil akan membuka jalan bagi
perubahan seseorang, seperti perubahan mendalam bahwa Kristus yang akan
memberikan bentuk kelahiran kembali.
Proposition 19
Medengarkan apa yang harus Anda
degar
Pada
bab ini memberikan pemahaman bagaimana sebuah pesan yang disampaikan dapat di
dengar dan dirasakan oleh sipenyampainya. Karena penafsiran sebuah pesan yang
disampaikan berhubungan dengan pengalaman serta kebutuhannya. Pandangan
tersebut berfungsi dalam dua tahap yang terdiri dari beberapa struktur yaitu
baik secara fisik, sebuah pesan yang diterima langsung oleh panca indera dan
pandangan secara fungsional yaitu bentuk interprestasi mental dari pesan itu.
Pandangan fungsional biasanyamerupakan unsure penting untuk mencapai komunikasi
yang efektif. Pandangan fungsional bertindak seperti penyaring terhadap pesan
yang banyak diterima oleh seorang individu. Dengan system ini, semua pesan yang
diterima dapat dipilih dan disetujui sedangkan pesan yang tidak sesuai akan di
buang. Beberapa diantaranya ditafsirkan kembali untuk dirundingkan dengan
harapan sebuah persetujuan yang akurat. Beberapa orang secara akurat merasakan
pesan yang baik untuk diterima.
Pesan
yang diterima tersebut secara fungsional dipandang serta ditentukan berdasarkan
pengalaman, konteks sosial di dalam masyarakat, dan kebutuhan yang dirasakan
oleh masyarakat tersebut. Pandangan funsional juga berusaha mengantisipasi atau
mengurangi sebuah perpecahan yang terjadi, sehingga pesan yang disampaikan
dapat membantu menyusun pecahan-pecahan tersebut menjadi satu kesatuan serta
mengatur agar pesan yang diterima menghubungkan pesan yang sebenarnya atau
pesan yang diduga-duga saja. Karena itu, untuk mengantisipasi beberapa pesan
yang akan dipandang oleh masyarakat, diperlukan pengetahuan yang penting untuk
disampaikan kepada sipendengar baik memahami kondisi sosial, fisik, dan sejarah
yang terdapat pada suatu masyarakat itu. Dengan pengetahuan tersebut, pesan
dapat disampaikan dengan baik karena adanya pemahaman terlebih dahulu terhadap
kondisi yang ada di masyarakat.
Proposition 20
Karena aku merasakan, aku tahu
Pada
bab ini membahas mengenai sebuah
komunikasi yang bersifat rasional dan dapat diterima secara emosional pada
seorang individu. Sebenarnya setiap orang berkomunikasi untuk menyampaikan
sebuah isi pesan yang bersifat rasional atau hasil pemikiran yang dirasakan
oleh panca indera kepada orang lain.
Meskipun banyak perhatian yang diberikan dalam berkomunikasi, hal yang
terpenting ialah bagaimana emosi dari sikomunikasi tersebut. sebenarnya emosi
adalah bagian yang terbesar dari semua komunikasi manusia. Sekitar 80 persen
dari beban informasi yang dikomunikasikan tanpa disadari dilakukan melalui
emosi, dan hanya 20 persen saja tidak menggunakan emosi
Kedua
elemen tersebut baik isi komunikasi dan emosi hadir pada saat yang sama dalam
semua komunikasi yang dilakukan manusia, baik berdasarkan tingkatannya maupun
keadaan situasi yang terjadi. Penyembahan yang benar pun melibatkan kedua
elemen ini, melalui sebuah kebenaran dan mengorbankan emosi sehingga memenuhi
pengertian dari Ibadah sejati kepada Kristus (Yohanes 3:23). Emosi tersebut
tidak dapat dialihkan dari satu orang kepada orang lain, namun dirangsang oleh
isyarat emosi dalam berkomunikasi. Isyarat ini sebagian besar dari sebuah
system pesan nonverbal, meskipun kata-kata dalam berkomunikasi adalah stimulant
yang kuat untuk merespon emosional.
Namun
orang yang menyampaikan pesan secara emosi pun kadang-kadang sulit untuk
memahami kehidupan seseorang, baik pesan yang dibutuhkan pada saat itu, maupun
bentuk pesan yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Ketegangan batin yang menyebabkan
kesulitan emosional terlihat dan bentuk konflik dengan orang lain sering muncul
dari sebuah respon emosional, Karena itu belajarlah untuk menyampaikan pesan
yang netral, dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Perbedaan budaya pun dapat menjadikan penghalang
komunikasi sehingga diperlukan kesadaran yang didasarkan pada pengetahuan
memahami budaya lain baik secara pengalaman pribadi maupun tingkatan yang ada
dalam budaya tersebut.
Perilaku
dapat diubah secara sadar ketika seseorang menerima informasi yang tepat,
sehingga kekuatan atau penerimaan otoritas dapat secara sadar berubah. Karena
itu, dalam perubahan perilaku dan penerimaan otoritas tersebut, emosi memainkan
bagian yang lebih besar dalam pertukaran sebuah informasi. Ketika perubahan
yang ditemukan di dalam sebuah kebudayaan terjadi, komunikasi harus tetap
bersifat emosi yang menghargai perubahan tersebut. Karena mereka akan berubah
secara bertahap, jika emosi yang negatif tidak mempengaruhinya. Karena itu,
jika komunikasi kita tidak menggunakan emosi yang terlalu berlebihan, maka
pengaruh perubahan tersebut akan terjadi.
Proposition 21
Perubahan bukan sendirian
Pada bab ini
memaparkan bahwa sebuah perubahan tidak bisa dilakukan dengan sendirian karena
pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Orang akan bereaksi sebagai bentuk
komunikasi sebagai anggota dalam kelompok sosialnya. Kita akan menemukan
pengertian bersama didalam kelompok sosial, baik kelengkapan, keamanan serta
identitas kita melalui interaksi tersebut. Dengan demikian, kita akan saling
memperdulikan dengan apa yang dirasakan oleh rekan-rekan kita dalam
kelompok. Dengan adanya sebuah interaksi
dalam kelompok tersebut, maka kita pun akan merasa aman ketika kita memiliki
pandangan yang sama dengan kelompok kita. Jika pandangan kita bertentangan
dengan anggota-anggota kelompok yang lainnya akan menyebabkan rasa yang tidak
aman dan terjadi sebuah perpecahan.
Seseorang biasanya akan berubah
karena adanya perubahan dalam kelompok mereka. Perubahan individu tidak terjadi
dalam kesendirian, karena semua individu sebenarnya saling terkait dengan
kelompoknya. Perubahan individu akan
menghasilkan sebuah reaksi di dalam kelompok. Jika reaksi yang ditimbulkan
bersifat negative dan membuat nilai keanggotaan kelompok berubah kepada hal
yang negative, maka dapat dikatakan bahwa perubahan tersebut tidak berhasil.
Pandangan ini merupakan hal-hal mendasar dari nilai-nilai dan keyakinan
seseorang yang harus kita pahami .
Pemahaman dasar tersebut adalah inti
dari bentuk perkembangan kelompok-kelompok yang akan mempengaruhi setiap
anggota mereka. Kelompok-kelompok ini dapat menjadi saluran untuk mengubah
seorang individu yang pada akhirnya akan merubah secara keseluruhan didalam
kelompok tersebut. Biasanya kelompok tersebut harus bersedia untuk berubah
sebelum merubah setiap pribadi individu didalam kelompok tersebut. Gerakan
kelompok memungkinkan untuk membantu perubahan suatu masyarakat yang pada
akhirnya mereka akan membuka pintu bagi orang lain untuk dapat menerima Kristus
secara pribadi. Dan pengaruh perubahan dalam setiap individu inilah yang
akhirnya membawa setiap kelompok dapat berubah, dan penerapan ini adalah
strategi yang efektif untuk dikembangkan.
Proposition 22
Komunikasi untuk perubahan
Menciptakan
suatu perubahan dalam berkomunikasi adalah hal yang sangat penting. Dan
perubahan dalam komunikasi ini diperlukan sebuah keputusan yang harus dilakukan
dengan mengubah hasil dari sebuah gabungan media public atau massa dan
janringan antarpribadi. Dalam hal ini dikemukakan beberapa keputusan-keputusan
yang harus diproses, yaitu kesadaran alternative untuk memahami sebuah
keyakinan, penggunaan cara yang lebih dari satu, pertimbangan yang lain apakah
seseorang mampu memberikan daya tarik atau pengaruh sehingga menciptakan
perubahan yang bermanfaat, kemudian mencari alternative mana untuk diikuti atau
jika terjadi penolakan terhadap alternatif itu, melakukan penyesuaian terhadap
pola perilaku, teman, dan bahkan gaya hidup dari kebudayaan masyarakat sehingga
terciptanya sebuah keputusan yang akan dibuat.
Proses
perubahan ini seharusnya menjadi acuan yang paling baik, dimana akan terlihat
kegerakan timbal balik yang dirasakan oleh orang lain. Perubahan adalah proses yang berkesinambungan
yang tumbuh dari ketidakpuasan dengan kondisi sekarang yang menciptakan suatu
perbedaan dari semula. Sebenarnya dengan
sebuah komunikasi dapat merangsang perubahan tersebut. Jenis komunikasi yang
paling berpengaruh dapat dikembangkan melalui penggunaan media televisi,
pertemuan-pertemuan, demonstrasi, parade, radio dan juga pers. Dan penggunaan
media komunikasi ini sangat efektif untuk membangkitkan keinginan seseorang
untuk mengalami perubahan.
Namun
tidak hanya melalui media massa saja, hal yang sangat membantu dalam proses
berjalannya komunikasi media massa yaitu pertimbangan dalam menggunakan sebuah
jaringan antar pribadi yang sangat berpengaruh pada saat ini dalam sebuah
perubahan. Baik media dan jaringan interpersonal yang digunaan tersebut dapat
membimbing pelaksanaan dan membantu penyesuaian yang diperlukan sebagai akibat
dari sebuah perubahan. Dengan demikian, strategi komunikasi tersebut dapat
menjadi alat yang memadai bagi perkembangan kekristenan, dengan menggunakan
kedua metode tersebut baik dengan media dan membentuk jaringan interpersonal
yang akan melengkapi satu dengan lainnya.
Proposition 23
Menanggapi respon
Proses
komunikasi tidak akan lengkap, jika tidak ada reaksi dari si penerima terhadap
pesan yang disampaikan tersebut. Karena komunikasi adalah tindakan yang
menciptakan pemahaman yang melibatkan dua pihak atau lebih. Komunikasi tidak
akan lengkap, jika tidak ada pemahaman yang di interaksikan. Dalam komunikasi
interpersonal, respon akan lebih cepat dan langsung memiliki efek yang baik
kepada si penerima pesan. Umpan balik
yang diberikan akan lebih cepat dibandingkan dengan media massa yang sangat
lambat untuk menerima umpan balik. Dalam berkomunikasi, umpan balik yang akurat
sangat penting untuk semua jenis komunikasi. Umpan balik dibagi menjadi dua,
yaitu: umpan balik secara formal dan umpan balik secara informal.
Umpan balik informal biasanya sangat
meluas dan sering tidak langsung diakui atau ditanggapi. Sedangkan umpan balik
formal adalah upaya yang disengaja untuk menentukan respon secara langsung.
Biasanya umpan balik formal ini dilakukan dalam bentuk kampanye partai-partai
yang langsung merespon satu sama lainnya sehingga dengan mudah langsung
dipahami dan mendapatkan umpan balik yang akurat.